Jakarta – ekpos.com – Mantan Wakil Pemimpin Redaksi ANTV News dan Sports, Yusuf Ibrahim merilis tembang bertema pemilu berjudul “Yang Menipu” melalui kanal Youtube pribadinya @yusufi1170.
Lagunya berirama rancak yang menyenangkan. Liriknya sederhana namun membawa makna yang dalam: Mengajak kita menjalani proses demokrasi pemilu dengan penuh integritas.
Yusuf mengajak kita meyakini, tidak ada hasil demokrasi yang gemilang dari proses yang curang.
Harus diakui, “Yang Menipu” merupakan lagu bertema proses demokrasi yang paling kuat dan paling segar saat ini.
Seolah ingin berdampingan dengan lagu “Partai Anjing” besutan Iksan Skuter dan beberapa lagu pesanan partai dalam rangka Pemilu 2024.
Dengan kekuatan musikalitas dan kesederhanaan liriknya yang agak sufis, lagu ini berpotensi menjadi “hymne” bersama pada Pemilu 2024 nanti.
Menurut Yusuf, “Yang Menipu” tercipta pada pekan pertama setelah tidak aktif lagi sebagai karyawan ANTV.
“Liriknya sebenarnya sudah lama rampung, setelah mengalami beberapa perubahan. Ketika nada dan melodinya ketemu, saya minta tolong seorang sahabat musikus mengaransemen dan membuat komposisinya,” kata Yusuf kepada media, Sabtu (26/8).
Menurut sang komposer, Heru Kusnadi, yang dikenal sebagai guru musik sejak muda dan pernah menjadi personil Kwartet Punakawan asuhan Jaya Suprana, “Yusuf ini wartawan talented. Jago menulis, bisa menggambar, mampu berpuisi dan ternyata punya rasa musikalitas. Meski jadi orang TV olahraga selama 30 tahun, dia tetap mampu memelihara kemampuannya yang beragam itu. Termasuk dalam bermusik.”
Heru mengaku hanya memperkaya nada dan melodi lagu ciptaan Yusuf dengan komposisi yang cocok dengan pesan yang ingin dia sampaikan. Semula nuansa nadanya agak slow, terpengaruh lagu-lagu Iwan Fals, salah satu role-model Yusuf selain Bob Dylan dan Cat Stevens (Yusuf Islam) dalam bersenandung.
“Iramanya saya bentuk bergenre bluegrass-rock, dengan sentuhan rock lebih kuat di sana-sini. Saya dan Yusuf juga sepakat memasukan ketukan birama mars sebagai penyemangat. Bisa buat nge-dance. Karena pemilu kan berkaitan dengan semangat, tidak mendayu-dayu,” lanjut Heru.
*Hak Cipta*
Yusuf sudah mendaftarkan hak cipta tembang “Yang Menipu” Ke Kemenkum HAM dan sudah terregistrasi HAKI dengan nomor EC00202359998 pertanggal 27 Juli 2023.
Kenapa mencipta lagu yang bertema pemilu? “Mungkin didorong naluri kewartawanan saya. Ini bukan sok-sokan ngajarin lewat lagu, tapi proses kreatifnya seolah mengalir begitu saja,” jawab Yusuf.
Yusuf berpendapat, dalam pemilu, banyak orang mengejar kekuasaan dan berambisi menjadi pemimpin. Itu sah-sah saja. Namun mereka yang sedang berlomba itu perlu diingatkan agar tidak melampaui batas. Agar tidak saling bertipu daya.
“Pemilu sebagai proses demokrasi tentu harus kita jalani. Ini proses penting bagi kita untuk memilih wakil rakyat dan pemimpin. Jalanilah dengan penuh kehormatan dan berintegritas. Jangan jadikan rakyat objek tipu daya. Kitab-kitab suci pun menyatakan, kemenangan yang diraih dengan cara tipu daya adalah keberhasilan atau kesenangan yang menipu. Itu kegembiraan semu yang sebenarnya bermuatan masalah,” imbuhnya.
Dalam pandangan Zahar Muzakir, wartawan senior dan pengamat demokrasi pemilu, tembang “Yang Menipu” boleh dikatakan merupakan oase segar kreatif dan literatif di tengah beragam media campaign dalam menyongsong Pemilu 2024.
Zahar Muzakir menjelaskan “Yang Menipu”, menyampaikan pesan pemilu yang luber dan jurdil secara sederhana namun indah.
“Ia menohok langsung kesadaran pendengarnya lewat lirik yang, sekali lagi, agak sufis tapi sederhana,” ujar Zahar.
YANG MENIPU
Cipt : Yusuf Ibrahim
Komposer: Heru Kusnadi
“Disanjung dan dipuja
Diusung dan dibela
Pencitraan-propaganda
Habis sudah kata-kata
Kau berniat kau berjanji
Kau bilang dari hati
Demi kejayaan negeri
Gemah ripah loh jinawi
Duhai, yang ‘kan berkuasa
Yang ‘kan mewakili
Amanahlah pada hati nurani
Jangan bertipu daya
Demi kemenangan
Demi kesenangan
Yang menipu
Dilantik berkitab suci
Bekerja dipasung janji
Suara Tuhan menanti
Jangan dikhianati
Benar saja tidak cukup
Selain benar perlu bijak
Maka berdamailah pada
Kesenangan yang menipu”. (Red).