Blitar – ekpos.com – Bagi masyarakat Blitar dan sekitarnya tentu sudah tidak asing dengan tempat wisata Sumur Amber yang berlokasi di Dusun Duren, Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
Sumur Amber sendiri merupakan wisata pemandian alami yang lokasi sumber airnya tepat di bawah tiga pohon beringin besar. Sumber itu mengalirkan air yang sangat jernih dan dipercayai bisa menyembuhkan berbagai penyakit dalam.
Tapi mungkin tidak ada yang menyangka, salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Blitar itu dulunya merupakan sarang miras yang sering digunakan sekelompok orang untuk mengonsumsi miras.
“Selain digunakan warga untuk mengairi sawah dan mencuci baju, Sumur Amber ini dulunya juga sering digunakan kumpul anak-anak muda untuk mengkonsumsi minuman keras. Kalau sudah mabuk, ujung-ujungnya berkelahi dan membuat resah warga,” kata Pelda Imam Syafii, warga Dusun Duren saat ditemui di Sumur Amber, Kamis (14/9/2023).
“Kalau hal ini dibiarkan saja, tentu dapat negatifnya akan meluas. Selain mengganggu lingkungan, tentunya juga akan dapat merusak moralitas anak-anak muda di desa ini,” tambahnya.
Berangkat dari kondisi tersebut, Pelda Imam yang kesehariannya bertugas di Kodim 0808/Blitar mulai berpikir dan berkeinginan untuk mengubahnya menjadi tempat yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Waktu itu saya berpikir, ini tempat bagus, alami, tapi kok kurang terawat. Akhirnya saya mempunyai inisiatif, kalau tempat ini dirawat dan dibersihkan pasti akan bermanfaat,” ujarnya.
“Dari situlah kemudian muncul ide untuk menjadikan Desa Kandangan ini sebagai Desa Wisata dan punya kemandirian dengan memanfaatkan keberadaan Sumur Amber.”
“Alhamdulillah masyarakat dan pemuda di sini juga sangat mendukung. Mulai saat itu, kami saling bergotong-royong membersihkannya dan melakukan berbagai pembenahan agar Sumur Amber ini dapat menjadi tempat wisata yang layak dan menarik seperti sekarang ini,” urainya.
Amarulloh Abas, selaku tokoh pemuda dan sekaligus Ketua Pengelola Sumur Amber mengungkapkan, keberadaan Sumur Amber yang semakin dikenal luas sebagai tempat wisata telah mampu memberikan berbagai dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat.
“Karena masih baru, yang jelas ini membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Saat ini yang kami libatkan dalam pengelolaannya, sementara masih dari masyarakat Dusun Duren, dalam kapasitas sebagai pedagang maupun tukang parkir,” jelasnya.
Tak hanya kepada masyarakat sekitar, keberadaan Sumur Amber juga diakuinya telah berhasil memberikan Pendapatan Asli Desa (PADesa).
Di sisi lain yang terpenting menurutnya, adanya Sumur Amber juga mampu membangun atau mengembangkan pola pikir masyarakat, sehingga mampu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat itu sendiri.
Untuk pendapatan yang diperolah dari tempat wisata Sumur Amber, Amarulloh mengatakan, jumlahnya relatif, tergantung dari waktunya.
“Dengan tiket masuk sebesar Rp 5 ribu per orang, per bulan kotor itu kalau minimal sekitar 7 juta, maksimal kira-kira sampai sekitar 10 jutaan, kalau sedang ramai-ramainya musim liburan kadang juga sampai 13 juta. Karena kalau musim liburan dan hari libur pengunjungnya sehari bisa 1.000 sampai 1.300 orang,” bebernya.
Danrem 081/DSJ, Kolonel Inf H. Sugiyono pun mengaku bangga atas upaya yang dilakukan Pelda Imam Syafii yang dinilainya telah mampu memberikan dampak positif terhadap semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
“Kami sangat bangga dengan apa yang telah dilakukan oleh Pelda Imam Syafii. Bagaimana sebagai prajurit, dia telah mampu hadir membantu dan menjadi solusi untuk mengatasi setiap kesulitan masyarakat,” sebutnya.
Danrem juga berharap, upaya dan kerja keras dari Pelda Imam Syafii juga dapat menjadi contoh dan diikuti oleh para prajurit lainnya di jajaran Korem 081/DSJ. “Semoga dapat menginspirasi bagi lainnya,” katanya. (Red).