Oleh: Amir Faisal Nek Muhammad (Founder Perfekto untuk Indonesia)
Jakarta – ekpos.com – Mencermati arah perkembangan pilpres 2024 saat ini memang memberikan tantangan yang sedikit unik. Tantangan yang penulis maksud adalah adanya rasa kegamangan kolektif bagi pimpinan partai politik, termasuk mungkin juga dialami oleh presiden Jokowi sekali pun dalam hal hendak memberikan kepercayaan kepemimpinan nasional masa depan (next leader) kepada pasangan siapa.
Sampai detik ini, dari semua pasangan bakal capres dan cawapres yang mencuat di hadapan publik, terdapat dua koalisi atau pasangan bakal capres dan cawapres yang belum diumumkan. Sebut saja koalisi yang dimaksud adalah koalisi pendukung bakal capres Prabowo Subianto dengan koalisi bakal capres Ganjar Pranowo.
Berangkat dari situasi dan kondisi belum diumumkannya siapa cawapres untuk Prabowo dan siapa cawapres untuk Ganjar bukanlah tanpa alasan yang mendasar dan strategis, terlebih dua bakal capres yang dimaksud telah mengantongi kekuatan partai politik dengan jumlah yang tidak sedikit.
Sehingga koalisi pendukung Prabowo Subianto dan koaliasi pendukung Ganjar Pranowo disebut-sebut sebagai dua poros koalisi besar menuju pesta rakyat di pilpres 2024.
Berdasarkan pengamatan penulis, terjadinya kekosongan atau melambatnya pengumuman secara resmi terkait siapa yang cocok mendampingi Prabowo Subianto atau mendampingi Ganjar Pranowo merupakan suatu kondisi yang disebut sebagai peristiwa kegamangan elite politik hari ini dalam menjawab tantangan kepemimpinan nasional di pilpres 2024.
Kegamangan tersebut boleh jadi dengan alasan munculnya rasa kurang percaya terhadap beberapa nama cawapres yang masuk dalam perbincangan koalisi, dan boleh jadi juga karena terlalu banyak pilihan nama yang diusung untuk disandingkan dengan bakal capres Prabowo Subianto dan bakal capres Ganjar Pranowo.
Tentunya untuk menjawab kegamangan politik ini dalam menentukan siapa yang akan mendampingi Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo dapat ditarik benang merahnya melalui kata kunci yaitu kepemimpinan politik masa depan membutuhkan sosok pemimpin yang mampu mengeksekusi dan mampu menerjemahkan program politik pemerintahan dari presiden.
Artinya, posisi cawapres yang cocok untuk Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo adalah seorang yang memiliki kemampuan eksekutor dan dapat diandalkan melalui rekam jejak prestasinya selama di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Berangkat dari rekam jejak prestasi tersebutlah satu-satunya sosok yang memiliki ciri kepemimpinan eksekutor, dapat dipercaya dan terbukti berprestasi serta dikenal namanya di panggung dunia adalah sosok Erick Thohir.
Bukti untuk mendukung kebenaran tersebut sangat mudah ditemukan dan langsung disaksikan oleh publik. Perhatikan saja misalnya bagaimana Indonesia bangga dengan suksesnya pelaksanaan Asean Games. Betapa efektifnya program aksi bersih-bersih dan perampingan di tubuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Ditambah lagi semakin harumnya nama Indonesia di panggung dunia melalui terobosan sepak bola yang digagas oleh Erick Thohir.
Tidak hanya itu, nama Eric Thohir telah dikenal oleh berbagai kalangan di negeri ini, baik itu di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, generasi milenial, praktisi perempuan, seniman, pengusaha, politisi dan seterunya.
Validitas terkait ini dapat dibuktikan melalui rilis survei terbaru (17/09/2023) oleh Politika Research & Consulting (PRC) yang menyatakan elektabilitas Erick Thohir adalah tertinggi sebagai cawapres.
Terlebih saat ini, Partai Amanat Nasional (PAN) terus gencar memperjuangkan nama Erick Thohir sebagai cawapres dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Tentunya langkah PAN dalam konteks ini bukanlah tanpa pertimbangan yang matang dalam mengusung nama Erick sebagai cawapres di pilpres 2024.
Namun demikian, di tengah kondisi kegamamgan politik di balik belum secara resminya diumumkan siapa cawapres yang akan mendampingi Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, tentu PDIP melalui Megawati Soekarnoputri masih mengantongi nama Erick Thohir sebagai cawapres untuk Ganjar Pranowo.
Melalui pengamatan politik secara rasional, ini pula tidak heran rasanya Erick Thohir terus menjadi pembicaraan untuk dapat bersanding dengan Prabowo Subianto atau dengan Ganjar Pranowo.
Sehingga, langkah konkret dan strategis dalam menjawab kegamangan kepemimpinan nasional di pilpres 2024 adalah dengan cara bersikap tegas tanpa ragu dalam menentukan Erick Thohir sebagai cawapres 2024. Apakah kemudian muncul nama pasangan menjadi “Prabowo-Erick” atau “Ganjar-Erick”.
Yang jelas, Indonesia ke depan membutuhkan kemampuan eksekusi hebat dari seorang wakil presiden Republik Indonesia seperti kemampuan yang dimiliki oleh Erick Thohir. ***