BANDUNG, Ekpos.Com >> Kemitraan antara sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan lembaga pendidikan dari luar negeri dapat memberikan berbagai manfaat bagi kedua belah pihak, peserta didik, dan masyarakat secara umum. Perlu diketahui, salah satu masalah besar yang sedang dihadapi oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia ialah bagaimana menyiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan keinginan industri. Sehingga, perlunya kolaborasi yang akan membawa berbagai manfaat positif bagi perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. Juga menjadi salah satu solusi menjawab permasalahan tersebut yang akan memberikan landasan kuat bagi pengembangan keahlian dan keterampilan peserta didik dalam menghadapi tantangan global di masa depan.
Anabuki College Group adalah grup institusi pendidikan komprehensif yang mencakup 1 perguruan tinggi junior dan 14 sekolah kejuruan di Kota Takamatsu, Fukuyama, dan Tokushima di Jepang. Anabuki College Group terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan serta menawarkan berbagai mata pelajaran, jurusan, dan kursus yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Anabuki terus melatih “para profesional yang memiliki passion terhadap hal yang mereka sukai” melalui pendidikan dan pelatihan yang diambil. Anabuki telah menghasilkan 39.000 lulusan yang aktif di komunitas lokal, perusahaan, rumah sakit, dan institusi lainnya yang saat ini diikuti 4.600 orang peserta didik vokasi. Di antaranya, 700 pelajar asing, termasuk di dalamnya ada 65 pelajar dari Indonesia. Pendidikan vokasi yang paling diminati adalah jurusan caregiver, otomotif, internasional bisnis, dan IT engineer, dimana penyerapan lulusan 100% di industri.
Kunjungan kali ini diikuti 10 SMK dari Provinsi Jawa Barat dan 2 SMK dari Provinsi DKI Jakarta. Yaitu, SMK Bhakti Kartini, SMKN 2 Subang, SMKN 1 Subang, SMK Informatika Bina Generasi, SMKN1 Cipunagara, SMK Kesehatan Prof. Dr. Moestopo, SMKN 1 Kota Bekasi, SMKN 2 Kota Bekasi, SMKN 2 Sumedang, SMK Kesehatan Harapan Bunda, SMK Otomindo 2, dan SMK Jakarta Barat 1. Didampingi oleh 2 pengawas SMK dari KCD Wilayah 1 Provinsi Jawa Barat, Dina Martha Tiraswati, M.Pd. dan Dr. Charles Butar Butar.