Jakarta – ekpos.com – Selasa, (12/12/2023), bertempat di Kedai Jamu Acaraki, Grand Indonesia, Jakarta, GP Jamu mengundang seluruh rekan-rekan media dalam acara konferensi pers atas penetapan jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia atau UNESCO Intangible Cultural Heritage pada tanggal 6 Desember 2023.
Jamu adalah pengetahuan asli bangsa Indonesia yang telah digunakan dari generasi ke generasi, serta telah dikaji atas dasar pengalaman dan terbukti memberikan manfaat untuk menjaga kesehatan dan penyembuhan bagi masyarakat Indonesia. Budaya Sehat Jamu adalah suatu praktek menjaga kesehatan yang bersifat holistik, melibatkan body, mind, soul sehingga bersifat preventif sekaligus promotif.
Penominasian jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia diawali saat Ketua Umum GP Jamu, Ibu Dwi Ranny Pertiwi Zarman, mengarahkan pembentukan tim riset khusus dengan Ketua Jony Yuwono, untuk mengikuti alur dan seleksi penominasian dari UNESCO. Berdasarkan pengumuman Direktur Perlindungan Kebudayaan Tentang Hasil Seleksi Usulan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia ke UNESCO pada tanggal 18 Februari 2022, Budaya Sehat Jamu menjadi nominasi Warisan Budaya Tak Benda yang diajukan oleh Indonesia ke UNESCO. Pada tanggal 14 Maret 2022 Tim nominasi telah mengirimkan berkas dokumen seperti yang disyaratkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Budaya Sehat Jamu telah melalui evaluasi dan pengkajian oleh UNESCO. Budaya Sehat Jamu dinilai UNESCO, layak ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia atau UNESCO Intangible Cultural Heritage.
Keputusan tersebut ditetapkan dalam sidang komite ke-18 yang diselenggarakan pada tanggal 4-9 Desember 2023 di Kasane, Botswana. Tim Nominasi Budaya Sehat Jamu yang diwakili oleh Erwin Skripsiadi dari Jamupedia dan Gaura Mancacaritadipura menghadiri sidang tersebut bersama perwakilan dari Duta Besar dan Perwakilan Tetap Indonesia di UNESCO serta perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Penetapan Budaya Sehat Jamu dilakukan pada hari ke-3 sidang, tanggal 6 Desember 2023.
Putri Kus Wisnu Wardani, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI mengatakan, Kami ucapkan terima kasih atas terselenggaranya acara hari ini. “Kami juga ucapkan terima kasih dan telah diakuinya Jamu penetapan jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia atau Intangible Cultural Heritage dari UNESCO. Saya memberikan apresiasi juga kepada masyarakat Indonesia yang telah sama-sama menghidupkan ekosistem budaya jamu. Pemerintah juga mendukung pengembangan dan pemanfaatan jamu di Indonesia. Peraturan Pemerintah ini sejalan dengan pembangunan jangka menengah nasional bidang kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia. Menuju Indonesia Sehat, masyarakat bisa menjaga kesehatan melalui jamu. Pengakuan Jamu dari UNESCO dapat memberikan sumbangsih dalam pemeliharaan kesehatannya di Indonesia dan juga di Indonesia. Selamat juga kepada GP Jamu yang sudah mendapatkan penghargaan tersebut, ” ujarnya.
Sementara Jony Yuwono sebagai Ketua Tim Riset GP Jamu dalam keterangan kepada media, menceritakan sejarah dari GP Jamu untuk memperkenalkan Jamu ke dunia internasional. “GP Jamu tetap mensosialisasikan Jamu ke semua lapisan masyarakat. Pada tahun 2018 Jamu masuk dalam pengajuan nominasi warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Tahun 2019 kita membuat tim riset untuk mensurvei san evaluasi berkas yang diterima dari UNESCO. Akhirnya berkas rampung Februari 2022, walau melewati ditengah pandemi yang dilalui. Maret 2022 mengajukan budaya sehat Jamu ke UNESCO. Kami terus mengawal dan pada akhirnya 6 Desember 2023, UNESCO mengakui budaya sehat Jamu. Hasil evaluasi UNESCO mengatakan budaya sehat Jamu sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia di dunia. Juga kami mengajak semua pihak di Indonesia bisa mengembangkan budaya Jamu. UNESCO memberikan tugas kepada GP Jamu untuk melaporkan kegiatan budaya sehat Jamu. Diharapkan semua masyarakat Indonesia mendukung kami,” pungkasnya.
Sedangkan dari Ketua Umum GP Jamu, Dwi Ranny Pertiwi Zarman mengatakan, target kami agar Jamu bisa dinikmati ke semua lini di tempat umum di Indonesia. Orang bisa mengenal Jamu dengan cara yang lebih modern. Untuk sampai di UNESCO bukan hal yang mudah, namun karena perjuangan sampai meraih pengakuan dunia. “Saya bersyukur disupport oleh semua pihak. Masyarakat Indonesia bisa menjaga kesehatan melalui budaya Jamu,” ujarnya.
Sedangkan tokoh nasional yang juga pendukung budaya Jamu di Indonesia, Prof. Dr. Jaya Suprana, penggagas rencana untuk Jamu ke UNESCO mengatakan, Saya terus berjuang untuk menggolkan budaya Jamu ke UNESCO. Mungkin ada pihak yang tadinya tidak begitu mendukung usaha kami untuk memajukan Jamu. “Saya minta tim riset untuk memperjuangkan misi kami dan akhirnya sukses Jamu diakui oleh dunia. Saya ucapkan juga kepada Dewan Pertimbangan Presiden RI. Kami akan memberikan penghargaan kepada GP Jamu sebagai warisan budaya diakui UNESCO dan kepada bapak Gaura Mancacaritadipura, yang telah membantu tim penggagas ke UNESCO hingga Budaya Jamu diakui oleh dunia internasional,” ujarnya seraya memberikan penghargaan MURI kepada Ketua Umum GP Jamu, Dwi Ranny Pertiwi Zarman dan Gaura Mancacaritadipura.
Harapannya, setelah penetapan ini, akan lahir kesadaran, kecintaan dan kebiasaan untuk menjadikan jamu sebagai bagian dari gaya hidup.
Inilah saatnya JAMU menjamu Dunia! (Harry).