Oleh: A.Rusdiana
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
Saat mengalami kegagalan tidak sedikit orang yang langsung putus asa dan tidak mau berusaha lagi. Hanya, ketika kegagalan mengetuk pintu, mereka belum siap menyambut dan menerimanya. Bahkan, mereka menginginkan sekali berjuang langsung berhasil. Padahal, jika berpijak pada kata pepatah “Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda”. Jadi, kegagalan akan membawa kesuksesan dan keberhasilan, jika diterima dan disikapi dengan lapang dada serta dijadikan sebagai momentum introspeksi dan kontemplasi. Untuk itu, bagi umat Islam sesungguhnya Allah SWT telah memberikan terapi menghadapi kegagalan sebagaimana termaktub dalam surah as-Syarh atau Al Insyirah ayat 1-8. Apa saja isinya?. Berikut ini uraiannya:
Ayat pertama: “Bukanlah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)” (QS.As-Syarh: 1). Memberikan pesan moral agar siapa pun itu, dan apa pun profesi dan jabatannya, jika berkompetisi lalu gagal atau sukses, haruslah berlapang dada.
Ayat kedua dan ketiga: “Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu; yang memberatkan punggungmu” (QS.As-Syarh:2-3). Suatu kompetisi atau ujian pasti menyita waktu, biaya, dan tenaga yang tidak sedikit, di mana semua itu adalah sebuah beban yang memberatkan.
Maka dari itu, jika Allah telah memberikan keputusan dengan menyukseskan salah satu pihak, meski dengan selisih yang tipis sekalipun, haruslah mampu menerima kegagalan itu serta janganlah kegagalan menjadi suatu beban baru yang memberatkan.
Ayat keempat: “Dan Kami tinggikan sebutan (nama)-mu bagimu” (QS As-Syarh : 4). Jika ingin nama dan sebutan ditinggikan Allah, maka bersikaplah rasional dan proporsional dalam menerima kegagalan itu. Selain itu, mampu mengakui kelebihan orang lain dibanding diri sendiri.
Ayat kelima dan keenam: “Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan; Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS As-Syarh: 5-6). Niscaya jika Anda mampu menerima kegagalan itu pada saat ini dan tidak “ngeyel” dengan mencari-cari alasan dengan menuding bahwa seharusnya diri Anda yang sukses, maka Allah akan memberikan kemudahan, baik itu dalam hal memudahkan diri Anda dalam menerima kegagalan itu dengan ikhlas maupun tidak menutup kemungkinan memenangkan dan menyukseskan Anda dalam kompetisi periode berikutnya atau dalam urusan yang lainnya.
Ayat ketujuh: “Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)” (QS.As-Syarh: 7). Tatkala kompetisi dan ujian telah usai, tugas baru menanti, bagi pihak yang sukses terbentang tugas baru yang tidak mudah diselesaikan.
Terpenting bagi pihak yang gagal, tugas baru menanti pula, baik itu mempersiapkan diri untuk tampil lebih baik pada kompetisi periode berikutnya nanti maupun bisa turut membantu menyumbangkan tenaga dan membantu pihak yang sukses melaksanakan programnya, agar tercapai hakikat berkompetisi yang sehat, yakni kesuksesan bagi semua.
Ayat kedelapan: “Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap” (QS As-Syarh : 8). Tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali kepada Allah. Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Karena itu, dalam rangka berkompetisi, terutama setelah menerima hasil kompetisi itu, berserah dirilah dan hanya berharap kepada Allah SWT.
Bagi beberapa orang, kegagalan dapat menjadi pengalaman yang menghancurkan dan membuat mereka merasa putus asa. Namun, bagi orang-orang yang dapat belajar dari kegagalan mereka, kegagalan dapat menjadi suatu pelajaran dan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
Wallahu ‘Alam Bishowab.
*Penulis adalah Totor /motivator Pendidikan, Guru Besar Manajemen Pendidikan, dan Pendiri/pembina Yayasan Al-Misbah Bandung- Yayasan Tresna Bhakti, Kab.Ciamis.