Ngawi – ekpos.com – Pagi itu, selepas apel, para Babinsa di jajaran Korem 081/DSJ bergegas untuk melaksanakan salah satu tugasnya dalam melakukan pendampingan terhadap para petani.
Seperti Serda Alfriadi, Babinsa yang kesehariannya bertugas di Koramil 0805/11 Widodaren. Dengan menggunakan motor dinasnya, ia menuju Desa binaanya di Desa Sekarputih, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi untuk mendampingi petani padi di sana. Desa yang berjarak 25 kilometer dari pusat kota itu dikenal dengan hamparan padinya yang luas dan termasuk salah satu daerah penghasil padi terbesar di Ngawi.
Pendampingan yang dilakukan Alfriadi terhadap para petani pun menyeluruh supaya hasil pertanian dapat lebih optimal.
“Kami setiap hari di lapangan mendampingi petani, mulai dari penyiapan lahan pertanian, penyiapan bibit, dan juga penyaluran pupuk agar bisa merata,” kata Alfriadi beberapa waktu lalu.
Diungkapnya, pendampingan yang dilakukan juga senantiasa berkolaborasi dengan ketua kelompok tani dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) demi kelancaran tugas-tugas kami di lapangan. Ia berharap, upaya yang dilakukan bisa berdampak positif untuk peningkatan hasil pertanian untuk masyarakat.
*Optimalisasi Hasil Pertanian di Jawa Timur*
Kini setelah dilakukan pendampingan selama 3 bulan lebih, para petani padi di Desa Sekarputih bisa tersenyum lebar karena bersiap melakukan panen raya. Tak tanggung-tanggung, panen raya yang dihadiri langsung oleh Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Rafael Granada Baay, luas lahannya mencapai 150 hektar.
Pangdam mengatakan, pendampingan terhadap petani yang telah dilakukan merupakan tindak lanjut dari kesepakatan kerja sama yang telah dilakukan oleh Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto dan Kasad, Jenderal Maruli Simanjuntak dengan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman.
“Beberapa waktu yang lalu ketika Rapim, Mentan sudah melaksanakan MoU dengan Kasad, sebelumnya juga dengan Panglima TNI dalam rangka mengoptimalisasi ketahanan tangan yang saat ini sudah berjalan. Untuk itu, kami akan membackup penuh pemerintahan daerah dan petani,” kata Pangdam kepada awak media di lokasi panen raya, Jum’at (19/4/2024).
Dengan kondisi Jawa Timur yang memiliki sawah cukup luas, sebutnya, saat ini Kodam V/Brawijaya juga tengah berupaya keras untuk mengoptimalkan hasil pangan dengan memfokuskan pada sawah tadah hujan, agar yang awalnya baru satu kali panen dapat menjadi 2 atau 3 kali panen. Sedangkan untuk sawah irigasi akan diupayakan dapat menjadi 4 kali panen dalam setahun.
Pangdam pun berharap, melalui optimalisasi yang dilakukan, Jawa Timur akan mampu menutupi kekurangan kebutuhan beras di berbagai daerah lainnya.
“Memang Jawa Timur sudah surplus, tetapi kita baru surplus untuk wilayah Jawa Timur dan sekitar. Kita berharap, Jawa Timur bisa menyandang dan menutupi, membackup seluruh kebutuhan beras di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.
*Tingkatkan Kesejahteraan Petani*
Selain untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, Danrem 081/DSJ, Kolonel Inf H. Sugiyono mengatakan, pendampingan yang dilakukan juga untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para petani.
“Melalui pendampingan yang kita lakukan terhadap para petani diharapkan hasilnya juga akan semakin baik, sehingga kesejahteraan petani juga akan semakin meningkat,” kata Danrem ditemui secara terpisah.
Guna lebih mengoptimalkan hasil pertanian dari para petani, kata Danrem, satuannya juga tengah berupaya mencukupi kebutuhan air untuk pertanian dengan membangun sumur bor dan pipanisasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengairi lahan persawahan.
*Sinergitas Babinsa dan PPL*
Sementara itu, Ardian, petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Widodaren mengaku sangat terbantu dengan kehadiran Babinsa yang melakukan pendampingan terhadap para petani.
“Sejauh ini memang peran Babinsa di lapangan sangat-sangat membantu kami. Pertanian itu cakupannya luas, dengan adanya Babinsa kami merasa terbantu dan nyaman,” katanya.
Terlebih dengan keterbatasan petugas PPL yang ada, ditegaskannya, sinergitas yang dilakukan dengan Babinsa di lapangan sangat membantu sekali.
“Petugas PPL saat ini sungguh sangat kurang sekali, bahkan seorang petugas PPL bisa mempunyai tanggung jawab hingga 3 atau 4 Desa,” terangnya.
Ardian berharap, sinergitas antara Babinsa dan PPL ke depannya dapat terus ditingkatkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga kedaulatan pangan bangsa Indonesia.
*Tingkatkan Hasil Pertanian dan Etos Kerja Petani*
Dengan adanya pendampingan yang telah dilakukan oleh Babinsa yang bersinergi dengan PPL, para petani di Desa Sekarputih merasa terbantu dan hasilnya semakin baik dari segi kualitas.
“Berkat adanya pendampingan, saat ini hasil pertanian kami semakin baik dari segi kualitas, karena kalau kuantitas itu relatif. Rata-rata 1 hektar mampu menghasilkan 7 ton lebih, tapi pada musim-musim tertentu bisa mencapai 10 sampai 11 ton,” jelas Suryono, ketua kelompok tani Kenongo Mulyo di Desa Sekarputih.
Mewakili masyarakat di desanya, Suryono pun berterima kasih terhadap kerja keras dan berbagai upaya pendampingan dari Babinsa yang telah dapat memberikan dampak positif bagi para petani.
“Terima kasih atas partisipasi dan bimbingan, serta semua kegiatan yang telah dijalankan, terutama dari Babinsa yang telah mendampingi mendampingi kami sebagai petani atau kelompok tani, sehingga kami mempunyai semangat dan juga etos yang lebih baik,” bebernya.
Pendampingan yang dilakukan Babinsa terhadap para petani merupakan bentuk kehadiran TNI Angkatan Darat, khususnya Kodam V/Brawijaya untuk terus dapat membantu dan menjadi solusi guna mengatasi setiap kesulitan masyarakat sekitar. (Red).