Menyingkap Nilai Edukasi, Relevansi dan Pesan Moral Hari Kartini

Oleh ; A Rusdiana

(Guru Besar Manajemen Pendidikan)

Setiap tanggal 21 April, masyarakat Indonesia memperingati Hari RA.Kartini. Peringatan ini berdasar pada Keputusan Presiden Republik Indonesia (RI) No 108 Tahun 1964 pada 2 Mei 1964. Dalam Keppres tersebut, RA Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Selain itu, melalui Keppres tersebut pula, Hari Kartini ditetapkan sebagai hari besar Nasional yang jatuh pada tanggal 21 April setiap tahunnya. Tanggal 21 April dipilih berdasarkan hari lahir RA Kartini yang lahir pada 21 April 1879. Peringatan hari nasional ini bertujuan untuk memperingati dan menghormati perjuangan RA.Kartini dalam mewujudkan kesetaraan antara kaum laki-laki dan perempuan dalam bidang pendidikan dan lini kehidupan. Sehubungan dengan itu ada tiga Nilai edukasi yang perlu dielaborasi dalam momen peringan hari kartini, diantaranya:

Pertama: Memahami Nilai Edukasi dalam Peringatan Hari Kartini; Peringatan Hari Kartini tidak sekadar merupakan acara seremonial untuk mengenang sosok Kartini semata, tetapi juga sebagai momen refleksi dan pengaplikasian nilai-nilai edukatif yang diwariskan beliau kepada kita. Kartini, seorang pahlawan nasional Indonesia, telah meninggalkan warisan nilai-nilai yang tak ternilai harganya, terutama dalam konteks kesetaraan gender, pendidikan, dan perjuangan melawan diskriminasi. (1) Nilai Pendidikan; Peringatan Hari Kartini adalah kesempatan yang tepat untuk mengingatkan pentingnya pendidikan bagi setiap individu, terutama perempuan. Kartini sendiri adalah sosok yang gigih dalam mengejar pendidikan meskipun di masa-masa yang sulit dan terbatas bagi kaum perempuan. Nilai ini mengajarkan kita pentingnya akses yang setara terhadap pendidikan bagi semua individu, tanpa memandang gender atau latar belakang sosial-ekonomi. (2) Kesetaraan Gender; Ajaran Kartini tentang kesetaraan gender masih relevan hingga hari ini, terutama di era yang semakin berkembang ini. Perjuangan Kartini bukan hanya untuk kesetaraan dalam hal akses pendidikan, tetapi juga dalam hal hak-hak sosial, ekonomi, dan politik. Hari Kartini adalah momen yang tepat untuk menyuarakan dan mengampanyekan kesetaraan gender di semua aspek kehidupan, baik dalam ruang publik maupun ruang pribadi. (3) Perjuangan Melawan Diskriminasi; Peringatan Hari Kartini juga mengajarkan kita tentang pentingnya perjuangan melawan segala bentuk diskriminasi. Kartini tidak hanya berjuang untuk kaum perempuan, tetapi juga untuk semua individu yang terpinggirkan dan terdiskriminasi. Nilai ini mengajarkan kita untuk bersikap adil, menghargai perbedaan, dan berdiri bersama-sama melawan ketidakadilan.

Kedua: Relevansi Ajaran Kartini untuk Generasi Z; Meskipun Kartini hidup di masa yang berbeda dengan generasi Z, ajaran-ajarannya masih sangat relevan dan berharga bagi generasi ini. Generasi Z hidup di tengah-tengah era teknologi dan informasi yang cepat, tetapi tantangan-tantangan seperti ketidaksetaraan gender, diskriminasi, dan akses terhadap pendidikan masih tetap ada.

Ajaran Kartini tentang pentingnya pendidikan, kesetaraan gender, dan perjuangan melawan diskriminasi dapat memberikan inspirasi dan arahan bagi generasi Z dalam menavigasi kompleksitas zaman modern ini. Generasi Z dapat belajar dari semangat dan keteguhan Kartini dalam menghadapi tantangan, serta menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga: Pesan Moral untuk Kaum Hawa di Era Revolusi Industri 4.0 atau 5.0; Di era revolusi industri 4.0 atau bahkan 5.0 yang ditandai dengan perkembangan teknologi dan transformasi digital yang cepat, kaum hawa dihadapkan pada tantangan dan peluang yang baru. Beberapa pesan moral yang dapat disampaikan kepada mereka adalah: (1) Berdayakan Diri Sendiri; Dalam era yang dipenuhi dengan inovasi dan perubahan, kaum hawa perlu belajar untuk mandiri dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan zaman. Mereka perlu memahami pentingnya pendidikan dan pengembangan diri dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat. (2) Bangun Jaringan dan Dukungan; Meskipun hidup di era yang serba digital, keberadaan hubungan sosial dan dukungan komunitas tetaplah penting. Kaum hawa perlu membangun jaringan dan komunitas yang saling mendukung untuk bertukar pengetahuan, pengalaman, dan mendukung satu sama lain dalam menghadapi tantangan. (3) Tetap Setia pada Nilai-Nilai Kemanusiaan; Di tengah kemajuan teknologi, kaum hawa perlu tetap menjaga nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan keadilan. Mereka harus memastikan bahwa perkembangan teknologi dan digitalisasi tidak mengorbankan hak-hak dan martabat manusia, terutama hak-hak perempuan.

Dengan mempertimbangkan ajaran Kartini dan memperhatikan pesan moral untuk kaum hawa di era revolusi industri 4.0 atau 5.0, diharapkan mereka dapat menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada dengan bijaksana dan tangguh.

Wallahu A’lam Bishowab

* Ahmad Rusdiana. Lahir di Cinyasag Ciamis 21 April 1961. Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah mulai taun 2016 sampai sekatang ayeuna. Salah satu dari 5 pendiri Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah  21 April 1984. berdasar Akta Notaris Koswara SH. No. 38 kaping 11 Oktober 1985. (Bapak E.Y. Saefuddin (alm) Bapak Drs. Kamalsyah. (alm). Bp. Tayat Fatah Hidayat (alm). Bp. Eyet Taryat (alm). Penulis Buku Manajemen Human Capital; Semester Genap 2023/2024 mengasuh mata kuliah Eduprenership-Manajemen Pendidikan Internasional dan Evaluasi Pengwasan Program Pendidikan pada Pascasajana &FTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Salah seorang Guru besar Bidang Manaj Pendidikan UIN Bandung Dewan pakar PERMAPENDIS Provinsi Jawa Barat Periode 2023-2007. Pemerhati Pendidikan, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Penulis buku: Manajemen Pengembangan Kurikulum, Kebijakan Pendidikan; Pendidikan Profesi Keguruaan, Manajemen Penilaian Autententik; Manajemen Pelatihan; Inovasi Pendidikan, Manajemen, Manajemen Pendidikan Karakter, Manajemen Pendidikan nilai, Manajemen pendidikan Multikultural; Inovasi Pendidikan, Kepenpemim-pinan Pendidikan; Manjemen Perencanaan Pendidikan; Pengelolaan Pendidikan, Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Evaluasi Program Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Mishbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/ search? q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3) https://play. google.com/ store/ books/author?id.

Total
0
Shares
Previous Article

Niatan Pemkot Gandeng ITB Atasi Sampah Disambut Baik PKL Pasar Sederhana

Next Article

Tumbuhkan Semangat Baru Dalam Bekerja, Danramil 0801/05 Nawangan Hadiri Momen Halal Bihalal

Related Posts