Inilah 4 Keutamaan Bulan Dzulqa’idah Penuh Berkah

oleh: A.Rusdiana

Allah SWT melebihkan derajat sebagian makhluk-Nya atas sebagian yang lain. Sebagian manusia, Allah jadikan lebih utama daripada sebagian manusia yang lain. Sebagian tempat, Dia jadikan lebih utama daripada sebagian tempat yang lain. Dan sebagian waktu, Dia jadikan lebih utama dibandingkan dengan sebagian waktu yang lain.

Kita semua kebanyakan. cenderung mencurahkan seluruh energi spiritual kita ke bulan Ramadhan, namun Allah telah mengisi tahun ini dengan bulan-bulan yang penuh berkah! Rasulullah (saw) bersabda, ‘Sesungguhnya Tuhanmu mempunyai Nafahaat (angin rahmat) pada hari-harimu, maka perlihatkanlah dirimu kepada mereka. Karena barangkali kamu akan mendapatkan kemudahan darinya dan setelah itu kamu tidak akan pernah merasa sedih. [Tabarani]

Sebagaimana sia-sia jika melewatkan keberkahan Ramadhan, demikian pula sia-sia jika tidak memohon ampun kepada Allah di hari suci Dzul-Qa’dah. Bulan Dzulqa’dah termasuk dari dari empat bulan yang dimuliakan (al-Asyhur al-Hurum), yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Dzulqa’dah juga termasuk salah satu bulan haji, yaitu Syawal, Dzulqa’dah dan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Oleh karena itu, Dzul Qa’dah adalah bulan elit karena Allah (swt) telah memilihnya demikian. Sebagaimana Dia berfirman dalam Al-Qur’an:

Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan pilih; bukan bagi mereka adalah pilihannya. Maha Tinggi Allah dan jauh diatas apa yang mereka sekutukan dengan-Nya. (QS, Al-Qasas [28]:68)

Penting untuk menghormati bulan yang telah dipilih Allah sebagai bulan suci, karena alasan yang Dia Maha Mengetahui. Allah memerintahkan kita untuk tidak ‘menganiaya diri sendiri’ saat Dzul-Qa’dah, artinya kita harus ekstra hati-hati dalam menunaikan kewajiban dan tidak terjerumus ke dalam dosa.

Di antara sebagian waktu yang Allah lebihkan keutamaannya atas sebagian waktu yang lain adalah bulan Dzulqa’dah yang saat ini kita berada di dalamnya. Di antara keutamaan bulan Dzulqa’dah adalah sebagai berikut:

Pertama, Dzulqa’dah adalah permulaan dari empat bulan yang dimuliakan (al-Asyhur al-Hurum). Empat bulan haram atau empat bulan yang dimuliakan itu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Disebut Dzulqa’dah disebabkan orang-orang Arab pada masa lalu tidak melakukan perang (qu’uud ‘anil qitaal) di dalamnya. Allah SWT berfirman:

Maknanya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan yang diagungkan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab)” (QS at-Taubah: 36).

Kedua, Dzulqa’dah adalah satu di antara tiga bulan haji, yaitu Syawal, Dzulqa’dah dan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Tidak sah ihram untuk haji pada selain waktu tersebut. Allah SWT berfirman:

Maknanya: “Musim haji itu pada bulan-bulan yang telah dimaklumi (ditentukan)” (QS al-Baqarah: 197).

Ketiga, Rasulullah SAW tidak pernah melakukan umrah kecuali pada bulan Dzulqa’dah. Sahabat Anas bin Malik RA meriwayatkan:

Maknanya: “Rasulullah SAW berumrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah kecuali umrah yang dilaksanakan bersama haji beliau, yaitu satu umrah dari Hudaibiyah, satu umrah pada tahun berikutnya, satu umrah dari Ji’ranah ketika membagikan rampasan perang Hunain dan satu lagi umrah bersama haji.” (HR al-Bukhari).

Keempat, Dzulqa’dah adalah 30 malam yang disebutkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya

Maknanya: “Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa untuk memberikan kepadanya kitab Taurat setelah berlalu tiga puluh malam (bulan Dzulqa’dah), dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi (sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya menjadi empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya, yaitu Harun, “Gantikanlah aku dalam memimpin kaumku, dan perbaikilah dirimu dan kaummu, dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS al-A’raf: 142).

*Artikel adalah intisari khutbah Jumat,10 Mei 2024.

* Penulis adalah pakar manajemen pendidikan, tutor dan guru besar UIN SGD Bandung.***

 

 

 

Total
0
Shares
Previous Article

Edwin Senjaya: Sinergi Ulama-Umaro Perkuat Kerukunan dan Persatuan

Next Article

Sambut Ultah ke-63, bjb Berikan Reward Kepada  Agen bjb BISA Aktif

Related Posts