NGANJUK || ekpos.com – Pengaruh cuaca panas yang disebabkan oleh Gorila El Nino dan ditambah dengan masuknya musim kemarau berdampak besar terhadap sektor pertanian. Tak ayal hal itu membuat banyak petani yang mengeluh kesulitan untuk mendapatkan pasokan air guna mengairi lahan pertanian mereka.
Tidak bisa dipungkiri, kondisi itu tentunya akan berdampak terhadap menurunnya produktivitas hasil pertanian, perkebunan dan bahkan peternakan. Tidak menutup kemungkinan juga terjadinya krisis pangan.
Menyikapi kondisi tersebut, TNI AD terus gencar melakukan upaya-upaya pendampingan untuk membantu berbagai kesulitan yang dialami oleh petani.
“Kami TNI AD, melalui Kodam, Korem, Kodim, Koramil, dan khususnya para Babinsa terus aktif melakukaan pendampingan kepada seluruh kelompok tani yang ada di desa-desa binaan,” kata Danrem 081/DSJ, Kolonel Inf H. Sugiyono saat meninjau lahan pertanian bawang merah di Desa Kajang, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Sabtu (25/5/2024).
Dari hasil komunikasinya dengan para petani di sana, Danrem mengungkapkan ada beberapa kesulitaan yang dialami petani, mulai dari masalah air dan pupuk.
Terkait masalah air, sebutnya, saat ini TNI AD yang didukung oleh Kementerian Pertanian tengah melakukan program pompanisasi yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia, salah satunya juga menyasar Desa Kajang.
Lebih dari itu, upaya lain juga dilakukannya dengan memanfaatkan keberadaan sumber air, seperti waduk yang ada di wilayah.
“Tadi kami juga ke Waduk Widas di Madiun. Kami menyampaikan kepada petugas di sana untuk bantuan distribusi airnya dan sudah sepakat nanti akan didukung. Hanya saja ada batas minimal dari waduk itu supaya airnya dapat dibuka dan dialirkan,” bebernya.
Lanjut, Pamen TNI AD itu pun menegaskan, berbagai upaya yang dilakukan untuk membantu kesulitan petani adalah bentuk komitmen TNI AD untuk selalu hadir dan menjadi solusi, serta sebagai gerakan antisipasi darurat pangan.
Adanya program pompanisasi yang telah dilakukan langsung dapat memberikan dampak positif terhadap para petani. Salah satunya Jiran, petani bawang merah di Desa Kajang. Berkat adanya pompanisasi, ia mengaku tidak kesulitan lagi mendapatkan air untuk pertanian, meskipun dihadapkan musim kemarau saat ini.
“Alhamdulillah sekarang tidak lagi sulit (air), biasanya pada musim kemarau seperti sekarang ini kami sangat kesulitan,” katanya.
Selain masalah air, pria paruh baya itu juga berharap ada upaya lainnya untuk mengatasi masalah pupuk dan obat-obatan yang dinilainya masih sangat terbatas. (Red).