Airlangga Mundur, Prabowo Harus Dikontrol Jokowi?

Memet Hakim, Pengamat Sosial, Wanhat APIB & APP TNI

JAKARTA || Ekpos.com – Hari ini semakin banyak informasi tentang kasus mundurnya Airlangga, semuanya mengarah ke istana.
Ngeriii, ada utusan istana yang meminta Airlangga mundur, bersamaan dengan adanya panggilan dari Kejaksaan (RF Channel, 12.08.2024). Jokowi benar-benar raja tega, menghalalkan segala cara untuk tetap berkuasa, walau tidak menjadi presiden, tidak mengapa duduk sebagai pengurus partai, kan masih bisa ngutak-ngatik atau mengontrol Prabowo sebagai presiden terpilih.

Jadi esensinya itu Jokowi tetap ingin mengontrol Prabowo sebagai presiden penerusnya, karena takut jika Prabowo menjadi orang baik, kembali menjadi prajurit Saptamargais sejati dan menjadi pelindung rakyat. Tentu saja diduga hal ini terkait dengan keinginan para Naga dan RRC juga yang takut bisnisnya terganggu atau uangnya hilang. Kalau melihat alur peristiwa diatas, maka suka tidak suka, isu penjegalan Anies Baswedan menjadi Bacagub DKI terkait pula ke istana. Jadi bukan main bejatnya istana yang selama ini kita anggap sebagai symbol negara ternyata menjadi sarang kebusukan. Rupanya sudah 20 Gubernur dari Golkar yang menjadi pendukung Jokowi, tinggal Banten yang belum mengakomodir keinginan istana, sehingga Airlangga harus diturunkan.

Bahlil diperkirakan akan menjadi Ketum Golkar, menjadi bonekanya Jokowi, atau Jokowi yang menjadi Ketua Umumnya. Demikian analisis RF pada channelnya.

AIrlangga memang bukan tipikal pemimpin yang berani menghadapi resiko, tetapi menjadi Pimpinan Partai pengekor. Airlangga yang sudah sangat berjasa pada Jokowi, bahkan membawa Gibran menjadi Wapres terpilih, malah dikorbankan, atau sebagai contoh bagi lainnya. Inilah yang tidak habis pikir, sebagai manusia normal, rasanya jauh dari pikiran keji dan dzalim tersebut. Tapi mungkin juga memang Jokowi sudah “sakit jiwa”, yang gejalanya sudah tampak sejak akhir periode pertama, sehingga tidak ada lagi rasa malu, kejam dan brutal. Kawan seiring yang penurut itu kena batunya, ini sinyal buat ketua partai lainnya termasuk Gerinda yang lebih kecil dibanding Golkar, jika berani melawan Jokowi.

Bau penghianatan di tubuh Golkar juga tercium bau busuknya, Airlangga terlalu lunak menghadapi musuh dalam selimutnya atau memang tidak punya keberanian untuk bertindak. Ingat PKB sudah mulai dikutak-katik, PDIP sudah mulai ditakut-takuti dengan pemanggilan Hasto, Nasdem sudah lebih dahulu menjadi korban. PKS yang anggotanya terkenal dengan militansinya, sekarang ada dipersimpangan jalan apakah tetap mau konsisten atau melunak dan meninggalkan idealisme yang ada.

Jika saja Prabowo setelah dilantik, segera melakukan “Dekrit Kembali ke UUD 45” dengan pembatasan masa presiden 2 tahun, ini merupakan solusi strategis dan sudah seringkali dibahas di dalam berbagai forum.

Selain itu, usaha Jokowi dan kroninya untuk tetap berkuasa akan terpenggal sampai situ saja. Prabowo tidak akan diganggu dan dapat mengontrol semuanya sesuai keinginan konstitusi yang berlandaskan Pancasila. Kedaulatan rakyat akan kembali dan kesejahteraannya dapat
diperbaiki.

Bandung, 13 Agustus 2024

Total
0
Shares
Previous Article

Mahmud Matangara Imbau Sasongko Tedjo Tobat: Keputusan DK PWI Tidak Sah

Next Article

Babinsa Koramil 1710-03/Kuala Kencana Laksanakan Penilaian Lomba Kebersihan Kampung Dan Gapura Untuk Menyambut HUT Ke-79 Republik Indonesia

Related Posts