SUKABUMI ||Ekpos.com – Gara-gara kondisi lingkungan disekitar Masjid Agung Kota Sukabumi begitu gersang kurang perawatan dan kurang tertib, serta tidak adanya keterbukaan unsur pengurus DKM (red-Dewan Kemakmuran Masjid) tersebut.
Akhirnya para jemaah Masjid pertanyakan “Uang Keropak” sebesar Rp.1,7 milliar peninggalan Alm. H. Mokh. Muslikh Abdussyukur, dikemanakan…?
“Coba lihat keberadaan di sekitar Masjid Agung itu tidak seperti awal usai dibangun, kelihatan begitu asri. Sepertinya anggaran untuk pemeliharaan sudah habis, padahal hasil keropak tiap Jum’atan cukup besar, belum lagi ada dana keropak warisan Alm. H. Mokh. Muslikh Abdussyukur Rp.1,7 milliar, kemanakan? Mestinya, juragan Ahmad Fahmi, selaku Ketua DKM Masjid Agung itu jangan menganggap enteng, sesudah atau sebelum lengser, dia harus mengumumkan ke warga jemaah tentang hasil kerjanya selama jadi Ketua DKM…eeeh ini malah mengeluarkan SK (red-Surat Keputusan) sendiri untuk memperpanjang dirinya sebagai Ketua DKM. Mencolok sekali ada unsur politisnya,” ungkap H. DUDUNG, salah satu Jemaah yang dikenal sebagai Ketua LSM KOMPAK.
Sementara itu, Ahmad Fahmi dihubungi via seculer/WA (6-8-2024 lalu), membantah keras kalau pihaknya melakukan perbuatan yang tidak baik dalam mengelola atau memanagemen keuangan DKM Masjid Agung Sukabumi Kota itu,
“Temui saja Bendahara Umum biar dia yang menjelaskan masalah itu, kalau saya yang menjelaskan dikira bisa SUBYEKTIF, nanti akan lebih jelas keberadaan Masjid itu baik sebelum atau sesudah saya pimpin,” ungkapnya.
Namun saat dipertanyakan masalah jabatan Ketua DKM dengan dasar SK yang dibuat sendiri untuk kepentingan dirinya, Ahmad Fahmi tidak menjawab.
Sementara itu, H. Yudi Permadi, selaku Bendahara Umum DKM Masjid Agung Sukabumi saat ditemui Selasa (13/8/2024 lalu) diruangan kerjanya menjelaskan, tidak ada masalah dengan keuangan DKM, tetap aman dan terkendali disimpan di lima bank di Kota Sukabumi.
“Benar ada warisan saldo Rp.1,7 milliar dari pengurus DKM terdahulu dan dapat dana hibah dari Pemkot Sukabumi Rp.400.000.000. Sekarang ini sisa saldo sekitar Rp.1,2 milliar lebih,” ujarnya.
Perlu diketahui, sejak terjadinya kasus Covid-19, pendapatan keropak terus menurun dari Rp.20.000.000 sekarang ini setiap Jum’atan menurun berkisar Rp.5.000.000 sampai dengan Rp.6.000.000 saja, sementara pengeluaran perbulannya tidak kurang dari Rp.40.000.000 sampai dengan Rp.60.000.000.
Yudi Permadi mengakui, kalau setiap Jum’atan hanya pendapatan minggu lalu yang diumumkan, sementara pengeluaran dan saldo tidak pernah diumumkan, ungkapnya. (Aki Yunus/Abah Hamzah).