JAKARTA || Ekpos.com – Raja Jawa dari Surakarta, dengan gelar Amangkurat III tidak disukai rakyat karena bertabiat buruk. (Lahir 1618/1619, Meninggal dunia, 13 Juli 1677).
Raja Jawa dari Kraton Surakarta ini dikenal bengis dan menghalalkan segala cara demi kekuasaan.
Penguasa Mataram keempat dengan gelar Susuhunan ini memerintah dari tahun 1646 M. hingga meninggal di tahun 1677 M.
Mungkin inilah analog dari Bahlil sambil dirinya mabuk dengan whisky yang per-botol berbandrol 29 juta lebih (sesuai poto yang beredar dan publish diberbagai mendsos).
Mungkin tipikal amangkurat III adalah perspektif karakter yang diterapkan oleh beberapa kaisar pada jaman romawi kuno atau perilaku dari beberapa pemimpin atau raja-raja pada jaman Yunani, sehingga melahirkan teori machiavellisme.
Dan Bahlil, terkait statemennya tentang “jangan main-main dengan Raja Jawa”, sebenarnya bukan hanya ditujukan kepada pihak lain, namun mengingatkan dirinya sendiri, karena dia mengetahui persis tabiat atau karakteristik yang Ia deskripsikan sebagai Raja Jawa, yang dengan segala cara akan berusaha menundukkan lawan-lawan politiknya.
Sehingga siapa raja jawa dimaksud oleh Bahlil adalah figur yang selama ini membuat dirinya super ketakutan. Mungkin, bisa jadi sosok yang Bahlil maksudkan adalah Presiden Jokowi
Damai Hari Lubis, Pengamat hukum & Poltik Mujahid 212