3 MODAL YANG HARUS DIPENUHI OLEH CALON KEPALA DAERAH UNTUK MENANG

 

JAKARTA || Ekpos.com – Politisi Senior Partai Hanura, Inas N Zubir memaparkan, untuk mencalonkan diri dalam Pilkada, calon kepala daerah perlu memiliki tiga modal utama, yakni Modal Politik (10%), Modal Sosial Kemasyarakatan (60%) dan Modal Ekonomi (30%). Pasangan calon yang mampu mengakumulasi lebih dari satu modal memiliki peluang besar untuk terpilih.

“Semakin besar kombinasi ketiga modal ini, semakin tinggi kemungkinan mereka untuk memenangkan pemilihan,” tandas Inas melalui keterangannya kepada wartawan, Jum’at (6/9).

Menurut Inas, meskipun penting bagi kandidat untuk memiliki jaringan organisasi dan struktur partai politik guna mendapatkan dukungan politik, namun kompetisi Pilkada lebih dipengaruhi oleh sosok kandidat itu sendiri (modal sosial kemasyarakatan) dan ketersediaan dana yang cukup untuk sosialisasi dan kampanye (modal ekonomi), tandasnya.

“Modal sosial kemasyarakatan mencerminkan hubungan calon dengan masyarakat pemilih, yang terlihat dari rekam jejak dan kinerja yang telah dirasakan oleh publik. Rekam jejak yang positif akan membangun kepercayaan pemilih terhadap calon pemimpin mereka. Modal ekonomi berperan penting sebagai ‘penggerak’ dan ‘pelumas’ dalam mesin politik, terutama mengingat tingginya biaya pemilihan langsung yang tidak dapat dihindari. Modal ini dapat berasal dari kekayaan pribadi kandidat yang signifikan atau dari akses terhadap sumber-sumber pembiayaan. Keberadaan modal ekonomi yang kuat memungkinkan calon untuk menjalankan kampanye secara efektif dan menjangkau lebih banyak pemilih,” imbuhnya.

Dari ketiga jenis modal tersebut, lanjut Inas mencontohkan di Pilkada 2024 Kabupaten Belu, NTT, pasangan yang diusung oleh Partai Hanura, Pius Agustinus dan Serfasius Manek, telah mengantongi 10% modal politik. Namun, itu masih jauh dari cukup untuk meraih kemenangan. Mereka juga perlu membangun modal sosial kemasyarakatan, yang salah satu cara ukurnya adalah melalui survei popularitas dan elektabilitas. “Jika hasil survei menunjukkan angka yang tidak signifikan atau sangat kecil, sulit untuk membayangkan mereka dapat terpilih, mengingat rendahnya tingkat pengenalan di kalangan pemilih,” ujarnya.

“Bagaimana dengan modal ekonomi? Apakah pasangan Pius Agustinus dan Serfasius Manek memiliki dana minimal 30 miliar untuk sosialisasi dan kampanye di Kab. Belu? atau setidaknya akses ke dana sebesar itu? Jika tidak, pasangan yang diusung oleh Partai Hanura dan PDIP ini dipastikan akan kecemplung tenggelam di putaran pertama,” pungkasnya. (Red).

Total
0
Shares
Previous Article

Polda Kalimantan Tengah Tegas, Tangani 175 Kasus Pencurian TBS Dengan Tersangka 350

Next Article

Rayakan Hari Pelanggan Nasional, Haus! Berikan Kejutan untuk WargaHaus

Related Posts