Audiensi Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N) DK Jakarta dengan Sekjen Kementan

 

JAKARTA || Ekpos.com – Pengusaha dan Profesional Nadhliyin (P2N) Jakarta di Ketuai oleh Gus Lutfi, mendapatkan kesempatan berdiskusi dengan Plt Sekjen Kementan (Dr Ali Jamil) dan pemerhati Pangan Nasional, Bapak Eko Margana, terkait pemanfaatan Kacang Bintang Sacha Inchi yang termasuk dalam pangan bergizi kelas superfood karena kandungan Nutrisi dan memiliki keekonomian yang baik, Kamis (17/10).

Disampaikan oleh Indra Syarifudin, pemilik merek produk Hangi mitra P2N, Sacha Inchi, berasal dari Amerika Selatan di sekitaran Amazon, di temukan kembali pemanfaatannya saat awal tahun 2000, dimana tim ahli dari Eropa melakukan ekspedisi untuk pencarian sumber pangan kelas superfood.

Dasar pencarian kacang tersebut adalah, informasi informasi prasasti purba di Amerika selatan tentang adanya sumber pangan dari kelas bangsawan jaman Suku Inca ribuan tahun yang lalu, yang di katakan sebagai sumber pangan untuk umur panjang dan menjaga kesehatan para bangsawan.

Saat di temukan kembali kacang sacha inchi ini, berbagai riset mulai di lakukan, hingga tahun 2004 dan berturut turut tahun berikut nya, pada konfrensi sumber gizi di Paris, mendapatkan predikat King of Oil (Raja Minyak untuk pangan dan perawatan kulit).

Adapun hal hal yang membuat Kacang Sacha inchi ini mendapatkan julukan King of Oil dan Superfood adalah, kandungan Omega 3,6 dan 9, yang sangat tinggi, dan seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia, bahkan berkali kali lipat dari Salmon Oil.

Belum termasuk di dalam nya kandungan Protein dari Asam Amino lengkap yang tinggi, serta vitamin A dan E, dan nutrisi baik lain nya.

Kandungan nutrisi ini sangat bermanfaat untuk otak dan syaraf, juga sebagai sumber energi untuk regenerasi sel tubuh, menurunkan kolesterol dan tekanan darah, kesehatan sendi, kesehatan kulit dan berbagai manfaat baik lain nya.

Menariknya, tanaman sacha inchi ini, memiliki pemanfaatan yang lengkap dari semua bagian tanamannya.

Kacang Sacha Inchi atau juga sering di sebut Kacang Bintang, adalah tanamam merambat, dengan Biji berbentuk bintang, yang di dalam nya mengandung biji.

Dalam biji tersebut, memiliki kandungan minyak hampir mencapai 40 persen, dimana 98 persen minyak nya berupa Lemak Tidak Jenuh Omega, yang jika di letakkan dalam Freezer pendingin, tidak akan membeku sebagai salah satu ciri minyak terbaik.

Setelah di ekstrak minyaknya, sisa biji, dapat di olah menjadi tepung protein kelas super, mencapai 55 persen dan sangat mudah di cerna.

Selain itu, cangkang dari kacang sacha inchi, juga masih mengandung omega, protein dan poliphenol yang dapat di manfaatkan sebagai sumber protein untuk pakan ternak.

Tak hanya itu, dalam aktifitas budidaya sacha inchi, harus di lakukan pruning memotong daun daunnya. Daun sacha inchi sendiri, dapat di manfaatkan untuk di jadikan teh herbal nutrisi tinggi atau sebagai sayuran tambahan pangan.

Sacha Inchi, dari awal tanam sampai dengan panen perdana, memerlukan waktu kisaran 8 Bulan dan dapat di lakukan pemanenan secara terus menerus sampai dengan Usia 20 Tahun.

Sacha Inchi termasuk tanaman yang minim perawatan, di mana kebutuhan utamanya adalah sinar matahari minimal 70.persen dan sumber air dan lokasi yang subur.

Sacha Inchi akan memberikan kandungan Gizi yang optimum, jika di tanam di lahan dengan mdpl di atas 400 m.

Produk dari Sacha Inchi ini, utamanya akan bisa di jadikan untuk susu sacha, minyak sacha serta tepung protein kelas super. Yang sangat berguna untuk mendukung program makanan bergizi dan pengentasan stunting di Indonesia.

Dalam pertemuan yang di hadiri oleh Sekjen Kementan dan Pengurus P2N Jakarta, Gus Lutfi dan juga mitra nya dari Hangi (Pelaku Usaha sacha inchi) yang di wakili oleh Indra Syarufudin Dirut Hangiglobal, para pihak setuju untuk secara bersama sama melakukan mapping potensi dan rencana kerja sosialisasi produk serta optimalisasi Pilot Plant dari kebun yang sudah di tanam seluas 100 Ha di kecamatan Waluran Sukabumi. (Red).

Total
0
Shares
Previous Article

Makanan untuk Penderita Kista, Apa yang Dihindari?

Next Article

Gelar Rakor, Ini Harapan Kemendagri

Related Posts