INDRAMAYU – Ekpos.com – Video kampanye calon Bupati Indramayu, Lucky Hakim, di Desa Karangsong yang memplesetkan program Dokter Masuk Rumah (Dokmaru) menjadi “Dodok Mangan Turu” memicu reaksi keras dari masyarakat dan politisi.
Wakil Ketua PDI Perjuangan Indramayu, Nanang Qosim, menilai pernyataan Lucky sebagai upaya penyebaran hoaks dan pelecehan terhadap kerja keras tenaga kesehatan.
Menurut Nanang, program Dokmaru, yang dulu diusung oleh pasangan Nina-Lucky, telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan, terutama mereka yang kurang mampu.
Plesetan dokmaru menjadi Dodok Mangan Turu menurut Nanang merupakan opini sesat, sekaligus Lucky juga telah mendemoralisasi seluruh kerja keras tenaga kesehatan yang sudah bekerja keras siang malam untuk memberikan pelayanan kesehatan pada rakyat yg tidak memiliki akses financial dan akses jarak.
“Program Dokmaru itu sama sama dibesut dan diprogramkan oleh pasangan yang kita usung waktu itu Nina -Lucky. Pasti Lucky tahu kalo dokmaru itu singkatan dari dokter masuk rumah. Kayaknya kurang bahan kampanye sehingga diplesetkan seperti itu,” kata Nanang Qosim pada Jum’at (18/10/24).
Nanang sendiri menilai dan menyaksikan sendiri kalo Lucky Hakim yang pada masa kampanye di periode pertama tahun 2020 lalu selalu mendengung dengungkan program dokter masuk rumah.
Bahwasannya, program yang diusung Nina-Lucky merupakan program unggulan dalam melindungi masyarakatnya di bidang kesehatan.
“Lah sekarang kok bisa begitu. Malah ngga mengakuin kalo dokmaru program unggulan. Sekarang malah memplesetkan menjadi dodok mangan turu. Jangan sebar hoaks pak Lucky hanya untuk mendapat simpati masyarakat. Rakyat sudah sangat cerdas. Jangan jangan kurang bahan materi kampanye,” tutur Nanang.
Berbeda halnya dengan Ibu Kasti, warga desa Blok Berok Desa Lobener yang sangat merasakan adanya program Dokmaru oleh Puskesmas Jatisawit.
Kasti menceritakan anaknya yang mengalami kelainan pada langit langit bibir dan mulut langsung mendapatkan penanganan oleh dokter setempat hingga dirujuk ke RSUD Indramayu.
Tidak hanya itu, Kasti sendiri mendapat bantuan langsung dari bupati Indramayu petahana Hj Nina Agustina.
“program Dokmaru sudah saya rasakan langsung manfaatnya dan buat saya banyak manfaatnya terutama untuk keluarga miskin seperti saya. Terima kasih Bu Nina,” jelas Kasti sambil menggendong anaknya.
Sama halnya dengan Karyo Sadam, warga Desa Junti Kedokan yang merasakan manfaat dari program Dokmaru. Ia menjelaskan. Ketika dirinya sakit dan membutuhkan pertolongan, tak selang berapa lama datang tim kesehatan berikut mobil ambulance dari Puskesmas Juntinyuat ke rumah.
“Sudah dua kali saya dapat layanan Dokmaru. Yang pertama akibat keracunan mie instan dan yang kedua karena muntah muntah hebat setelah pulang panen padi. Dokternya datang ke rumah dan langsung diperiksa dan diberi obat,” kata Karyo Sadam.
Data di Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu menyebutkan program dokter masuk rumah selama digulirkan sudah mencapai 4814 kali layanan yang meliputi layanan hantaran ke Puskesmas hingga layanan rujukan ke rumah sakit milik Pemkab Indramayu.