Kepemimpinan Ketua OSIS sebagai Pilar Generasi Indonesia Emas 2045

Sumber:dok.Pemilihan Ketua OSIS di Mts Al-Misbah Kota Bandung, 16 Nopember 2024

Oleh : A.Rusdiana

Kepemimpinan generasi muda, terutama Ketua OSIS, memegang peranan strategis dalam membangun budaya demokrasi dan inovasi di sekolah. Di era Society 5.0, di mana teknologi berintegrasi dengan kehidupan manusia, generasi muda harus mampu menjadi agen perubahan yang relevan secara global. Menurut teori Transformational Leadership, pemimpin yang efektif mampu menginspirasi dan memotivasi anggota tim untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak Ketua OSIS yang kurang terlatih dalam kepemimpinan strategis, terutama dalam mengelola program-program berbasis kolaborasi dan teknologi. Hal ini menciptakan kesenjangan (GAP) antara potensi mereka sebagai pemimpin muda dengan kebutuhan kompetensi di era 5.0. Tulisan ini bertujuan menjawab pertanyaan kunci dari rekan pers, sekaligus memberikan rekomendasi strategis untuk meningkatkan peran Ketua OSIS sebagai pemimpin muda yang religius, inovatif, dan responsif terhadap tantangan zaman, demi menyongsong Indonesia Emas 2045.

Ada 3 pertanyaan yang perlu dikupas tuntas terkait Kepemimpinan Ketua OSIS sebagai Pilar Generasi Indonesia emas

Pertama: Peluang yang Dapat Digali dari Pemilihan OSIS; Pemilihan Ketua OSIS adalah platform yang kaya peluang untuk membangun generasi muda yang kompeten dan berdampak: 1) Pembelajaran Demokrasi: Proses pemilihan memberikan pengalaman langsung tentang praktik demokrasi, termasuk kampanye, debat, dan voting, yang mendidik siswa tentang hak suara dan tanggung jawab warga negara; 2) Peningkatan Soft Skills: Kandidat belajar mengembangkan keterampilan komunikasi, persuasi, dan kepemimpinan, yang penting untuk kesuksesan di masa depan; 3) Pemanfaatan Teknologi: Pemilihan berbasis digital, seperti e-voting, dapat meningkatkan literasi teknologi siswa, mempersiapkan mereka untuk dunia kerja di era digital; 4) Penguatan Karakter Religius dan Nasionalis: OSIS menjadi media untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan, sehingga menghasilkan generasi muda yang religius sekaligus progresif.

Kedua: Tantangan Generasi Muda di Era Digital; Di era Society 5.0, generasi muda menghadapi berbagai tantangan besar, seperti: 1) Distraksi Teknologi: Ketergantungan pada media sosial sering mengganggu fokus dan produktivitas; 2) Keamanan Siber: Generasi muda perlu mewaspadai ancaman seperti peretasan dan penyebaran hoaks, yang dapat merusak reputasi pribadi maupun organisasi; 3) Kurangnya Literasi Digital: Meski generasi muda akrab dengan teknologi, pemahaman mendalam tentang penggunaan yang produktif sering kali minim; 4) Tekanan Kompetisi Global: Dalam dunia yang semakin tanpa batas, generasi muda harus mampu bersaing tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga global.

Ketiga: Nilai Demokrasi dari Pemilihan Ketua OSIS; Proses pemilihan Ketua OSIS menggali nilai-nilai demokrasi yang berharga, di antaranya: 1) Kesetaraan dan Partisipasi: Setiap siswa memiliki hak untuk mencalonkan diri dan memilih, mencerminkan prinsip demokrasi; 2) Keterbukaan: Kampanye dan debat mendorong transparansi dalam menyampaikan visi dan misi kandidat; 3) Musyawarah untuk Mufakat: Diskusi antarsiswa tentang calon terbaik menanamkan budaya dialog yang sehat; 4) Akuntabilitas: Ketua OSIS yang terpilih harus mempertanggungjawabkan program kerja kepada siswa, guru, dan sekolah.

Keempat: Harapan untuk Generasi Muda terkait Pemilihan OSIS; Proses pemilihan OSIS membawa harapan besar bagi generasi muda: 1) Menjadi Pemimpin yang Inspiratif: Ketua OSIS diharapkan mampu menggerakkan perubahan positif di lingkungan sekolah; 2) Mengembangkan Empati dan Kepedulian Sosial: Generasi muda diharapkan lebih peka terhadap kebutuhan komunitas sekolah; 3) Memupuk Jiwa Inovasi dan Kolaborasi: Ketua OSIS harus menjadi teladan dalam menghadapi tantangan dan menciptakan solusi berbasis teknologi; 4) Memperkuat Identitas Religius dan Nasionalis: Harapan terbesar adalah melahirkan pemimpin muda yang berintegritas, religius, dan siap bersaing secara global.

Pemilihan Ketua OSIS bukan sekadar agenda tahunan, tetapi peluang strategis untuk mencetak pemimpin masa depan yang siap menghadapi era Society 5.0. Proses ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat nilai demokrasi, melatih keterampilan digital, dan membangun karakter religius yang kokoh. Dengan ini, merekomendasikan bahwa: 1) Sekolah perlu mengintegrasikan pelatihan kepemimpinan berbasis teknologi dan kolaborasi; 2) Seluruh warga sekolah, termasuk guru dan siswa, harus mendukung program OSIS secara aktif; 3) Pemanfaatan teknologi seperti e-voting dan diskusi online perlu terus ditingkatkan.

Dengan dukungan yang komprehensif, Ketua OSIS MTs Al-Misbah 2024/2025 akan menjadi simbol pemimpin muda yang bertanggung jawab dan progresif, berkontribusi pada Indonesia Emas 2045. Wallahu A’lam.

Teaser:

Ketua OSIS tidak sekadar pemimpin organisasi, tetapi simbol inspirasi, inovasi, dan transformasi generasi muda yang siap menghadapi era 5.0 dan menyongsong Indonesia Emas 2045.

*Penulis adalah pakar manajemen pendidikan, dosen dan pembina yayasan pendidikan Al-Misbah Kota Bandung

Total
0
Shares
Previous Article

Hendry Ch Bangun Tegaskan Diakui Negara Pimpin PWI, HPN 2025 Digelar di Kalimantan Selatan

Next Article

Tips Memilih Tas Sekolah yang Ergonomis dari Bodypack

Related Posts