WARUNG LANGGANAN-Warung Ibu APA/Ibu ULEN di Cibeureum hilir, tempat LANSIA istirahat. (Foto Aki Yunus).
SUKABUMI || Ekpos.com – Suwitno (63 tahun), warga masyarakat Kelurahan Citamiang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, ketika ditemui awak media ditempat tinggal pribadinya (red-diundang), beberapa pekan lalu iya keluhkan, tentang uang ‘ka bungah/ka Deudeuh, saat menerima SK pensiun’. “Saya kecewa, begitu terima SK pensiunan cuma dikasih piagam penghargaan, sama bahan baju batik tanpa ongkos jahit,” ucapnya datar.
Tapi apa mau dikata, ucap dia sambil kedua tangannya bergerak-gerak, nampaknya seperti ada ka kesel. “Padahal SK Walikota Bapak Almarhum Muslikh Abdusyukur, ada. Tentang uang kadeudeuh, tapi kenapa setelah Walikotanya Achmad Fahmi dan sekarang iya sedang mencalonkan Walikota lagi untuk periode yang akan datang (red-2025-2030), saya mikir dua kali untuk tanggal, 27 November 2024 hari Rabu nanti, ujarnya lantang dengan kedua tangannya tulak pinggang.
Ungkap dia lagi, nilainya sih lumayan Rp.5.000.000 dengan masa kerja puluhan tahun (red-kurang lebih 25 tahun). “Ya beruntunglah bagi mereka yang mendapat pensiun saat itu, ya kalau bagi saya sih sudah nasibnya begini,” ungkapnya kesal.
KOMPAK-Lansia, selalu kompak jalan kaki pagi, hingga 3 kilo meter. (Foto Aki Yunus).
Namun, ujar Suwitno, beruntung aku punya delapan rumah kontrakan, sewa rumah dari Rp.500.000 sampai Rp.800.000/bulannya, tapi untuk kain batik sampai saat ini belum aku jahit juga. “Alhamdulillah saat paceklik, tiba-tiba ada yang setor/bayar kontrakan, sehingga keluarga harmonis lagi,” katanya.
Sementara penjelasan mantan pejabat Pemda Kota Sukabumi, saat bincang-bincang dengan awak media sambil jalan santai (red-kelompok pejalan kaki pagi usia 60-80 tahun) Adang Taufik, yang pernah menjabat Camat, Dinas Perhubungan dan Dinas Pemuda olahraga/Parawisata/kebudayaan. “Itu, sebenarnya Surat Keputusan Walikota saat itu, bagian keuangan salah penafsiran/penjabaran, yang akhirnya dirubah kembali Bahkan sempat bagi para pensiunan yang menerima uang kadeudeuh saat itu, harus mengembalikannya,” imbuhnya, sambil nyaneut masakan Ibu APA/Ibu ULEN di daerah Cibeureum hilir. (Aki Yunus).