Bandung, Ekpos.com
Perdana! Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN SGD Bandung bekerjasama dengan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) melakukan upaya antisipatif dan strategis dalam membantu menangani problematika mahasiswa dengan Melaunching Layanan Bimbingan dan Konseling (BK). Launching bersamaan dengan Seminar Konseling “ Peran Bimbingan dan konseling Dalam mewujudkan Mahasiswa Unggul, Kompetitif dan Inovatif” di Auditorium, lantai IV FAH, Senin, 26 Nopember 2024.
Seminar mengundang narasumber Dr. Ipah Saripah, M.Pd. dan Dela Noviyanti, M.Psi, serta Moderator Lina Marlina, M.Ag. Acara dihadiri Dekan FAH Dr. Dedi Supriadi, M.Hum, Wakil Dekan III Dr. Dadan Firdaus, M.Ag.Kepala Bagian Tata Usaha, para ketua Prodi, dan peserta mahasiswa berjumlah 250 orang ( semester I -III) dari 4 Program studi.
Dalam sambutanya, Dekan FAH, Dedi Supriadi mengatakan pembukaan Layanan Bimbingan dan Konseling di fakultas merupakan sebuah upaya untuk membantu menangani problematika mahasiswa dalam proses pembelajaran di kampus. Sehingga tercipta iklim belajar yang aman dan nyaman bagi mahasiswa.
“ Dengan dibukanya Layanan Bimbingan Konseling, kita menginginkan semua mahasiswa mendapat perlindungan dari berbagai perbuatan atau perkataan yang kurang baik. Sehingga seluruh mahasiswa mendapat keamanan dan kenyamanan dalam pembelajaran” ujar Dekan saat membuka acara.
Diungkapkan Dekan, jika problematika mahasiswa tidak diantisipasi sejak dini, Ia khawatir akan mengganggu kepada target atau program program fakultas.Sehingga sulit untuk mencetak lulusan yang Unggul, Kompetitif dan Inovatif.
“ Kami menyadari tingkat kecemasan mahasiswa itu cukup tinggi, ketika ada masalah psikis atau sosial kadang di pendam sendiri mengakibatkan depresi atau stress. Itulah yang menjadi dorongan untuk membuka Bimbinagn Konseling.Dan,kalau tidak diantisipasi secara dini masalah masalah yang menimpa mahasiswa tentu akan mengganggu kepada target fakultas untuk mencetak sarjana unggul, kompetitif dan inovatif. Kenapa demikian?, sebab proses pembelajaran mahasiswa diganggu oleh berbagai macam “ penyakit” bisa penyakit bawaan dan pengaruh lingkungan.” jelas Dedi
Dipaparkan Ia,bimbingan Konseling itu perlu ada di level fakultas bekerjasama dengan Pusat Studi Gender dan Anak untuk melayani semua permasalahan yang menimpa para mahasiwa dari smt 1 hingga 8.
“Riilnya kita bicara hanya tahap pencegahan saja. Tetapi Ketika ada pasen, selanjutnya bisa dilimpahkan kepada PSGA hingga ULP UIN Bandung.” terangnya.
Ditambahkan Dedi,FAH ingin memposisikan mahasiswa sebagai orang baik dan sukses, mendapatkan layanan HUMANIS, kenyamanan dan keamanan dalam belajar sehingga dapat menyelesaikan studi (8 semester) sesuai kalender akademik.
Sementara, Wadek III Dadan Firdaus menjelaskan bahwa tujuan membuka layanan Bimbingan dan konseling adalah untuk membantu menangani problematika mahasiswa yang tterganggu baik psikis maupun mental sehingga mengalami stress atau depresi yang berdampak atau menggganggu kepada proses pembelajaran di kampus.
Ia berharap dengan diluncurkanya layanan BK, dapat menciptakan kenyamanan, ketenangan dan keamanan, memberikan motivasi belajar, mahasiswa bisa lulus tepat waktu, sehingga dapat mencetak lulusan unggul, inovatif da kompetitif
Ditempat yang sama Ketua PSGA Dr.Irma Riyani merespon positif sekaligus mengapresiasi FAH membuka Layanan Bimbingan dan Konseling untuk kalangan mahasiswa. Ia berkeinginan dengan dibuka layanan BK di fakultas menjadikan kampus ruang aman dan nyaman untuk pembelajaran bagi semua pihak.
“Jangan sampai terjadi hal hal yang tidak diinginkan, jangan sampai terjadi diskriminasi terhadap perempuan.” ujarnya.
Irma mengakui meski di dalam Kampus Islam, tetapi prilaku tidak baik terhadap Perempuan kadang suka terjadi, tapi pihaknya bertekad untuk memperbanyak proses penanggulangan nya.
Saya berharap dengan adanya BK di FAH tentu bisa memberikan ruang bagi para mahasiswa untuk mencurahkan semua keluhan hatinya, BK harus hadir untuk melayani semua permasalahan psikis mahasiswa sehingga bisa ditangani dengan baik, dan bisa memproteksi pendidikan.Sehingga bisa berjalan dengan baik dan sukses.
“Jadi BK bisa memberikan kesadaran kepada mahasiswa bagaimana menjaga pisik dan psikis serta proses pembelajaran dan bisa memberikan energi positif bagi para mahasiswa bahwa kampus adalah ruang untuk proses pembelajaran yang aman dan nyaman.” pungkasnya***HR