Oleh : A.Rusdiana
Jum’at,3 Januari 2025 M, bangsa kita akan memperingati Hari Amal Bakti (HAB) Ke-79 dengan tema “Umat Rukun Menuju Indonesia Emas.” Tema ini adalah seruan untuk memperkuat nilai-nilai kerukunan dan kebersamaan di tengah masyarakat. Kerukunan adalah nikmat yang Allah perintahkan untuk kita jaga sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
“…….Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (QS Ali Imran: 103).
Pada ayat ini Allah memerintah kaum mukmin menjaga persatuan dan kesatuan. Dan berpegangteguhlah serta berusahalah sekuat tenaga agar kamu semuanya bantu-membantu untuk menyatu pada tali (agama) Allah agar kamu tidak tergelincir dari agama tersebut.
Di era yang penuh tantangan seperti saat ini, kerukunan tidak hanya menjadi tanggung jawab individu tetapi juga kolektif. Peringatan HAB Ke-79 menjadi momentum untuk memaknai pentingnya harmoni dalam keberagaman, khususnya bagi generasi muda kita, yang menjadi harapan bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Paling tidak kita dapat mengambil Ibrah/Pelajaran dari tema “Umat Rukun Menuju Indonesia Emas.” diantaranya:
Pertama: Kerukunan Sebagai Rahmat dan Bekal Bangsa yang Kuat; Islam mengajarkan bahwa persaudaraan dan kerukunan adalah nikmat besar yang harus dijaga. Allah berfirman dalam QS Al-Hujurat: 13;
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.(QS Al-Hujurat [49]: 13).
Ayat ini mengisyaratkan bahwa, “kita diciptakan berbangsa-bangsa agar saling mengenal. Nilai ini penting bagi generasi muda untuk memupuk rasa persatuan di tengah keberagaman agama, suku, dan budaya”.
Kedua: Pendidikan sebagai Sarana Menanamkan Nilai Toleransi; Peran pendidikan sangat penting untuk membentuk generasi yang memahami pentingnya kerukunan. Mengetahui konsep pendidikan toleransi beragama dalam al-Qur’an berdasarkan dari hasil analisis dari tafsir al-Qur’an salah satutunya tertuang dalam QS surah Al-Maidah:8;
“……dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS: Al-Maidah [ 5 ]:8).
Ayat ini mengisyaratkan bahwa, “kita dilarang melakukan kebecian dengan sesama, serta mendorong kita tidak berlaku berlaku adil. ayat lainnya; al-Baqarah ayat 256, al-An’am ayat 108, al-Mumtahanah ayat 8, dan al-Kafirun ayat 6. ayat ini mengakarkan pula bahwa Pendidik dan lembaga pendidikan harus menjadikan nilai toleransi sebagai bagian dari pembelajaran agar tercipta masyarakat yang damai dan harmonis.
Ketiga: Mempersiapkan Generasi Z di Era Society 5.0; Era digital membutuhkan pemuda yang tidak hanya menguasai teknologi tetapi juga memiliki karakter luhur. Al-Qur’an disini sebagai sumber utama dalam pengetahuan tentunya tidak secara eksplisit menjelaskan tentang pendidikan karakter, sehingga diperlukan kajian mendalam. Oleh karena itu berdasarkan penelusuran dari berbagai literature ditemukan dalam ayat al-Qur’an yang mana di dalamnya ada nilai pendidikan karakter sangat banyak, salah satunya dalam surat Al-Hujarat ayat 11;
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (QS.Al-Hujarat [49]: 11);
Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalamnya menurut Bisri mustofa dalam tafsir Al-Ibriz: Nilai saling menghormati merupakan suatu sikap atau cara memanusiakan manusia. Bisri Mustofa mengatakan umat beriman tidak boleh membiarkan satu kelompok menghina kelompok lain. Selain itu, manfaat dari pelarangan bias negatif terletak pada kenyataan bahwa sebagian besar masyarakat modern saat ini tampaknya sangat mudah tertelan oleh topik-topik negatif. Terlalu mudah untuk mengklaim kebenaran dan menganggap orang atau kelompok lain di luar kelompok salah. Peringatan HAB ini dapat menjadi pengingat agar kita membimbing Generasi Z untuk menggunakan teknologi secara bijak dan tetap berpegang pada nilai-nilai agama.
Keempat: Menghargai Perbedaan sebagai Anugerah Allah; Islam mengajarkan umatnya untuk menghargai perbedaan. Firman Allah dalam Al- Qur’an;
Artinya: “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah [60]: 13).
Ayat ini, mengisyaratkan bahwa kita, dilarang jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa. Dalam peringatan HAB ini, kita diajak untuk memanfaatkan keberagaman sebagai kekuatan bangsa. Generasi muda perlu diarahkan untuk berpikir inklusif dan kolaboratif guna menghadapi tantangan global.
Kelima: Menanamkan Semangat Gotong Royong Menuju Indonesia Emas; Kerja sama adalah kunci keberhasilan bangsa. Kerjasama dan semangat tolong menolong dalam dunia pendidikan atau biasa disebut semangat ta’awun pendidikan sangat diperlukan dalam proses pendidikan. Dengan tolong menolong ini, maka tanggung jawab menciptakan Bangsa Indonesia yang cerdas seutuhnya lahir bathin menjadi kewajiban bersama. Ta’awun pendidikan yaitu akhlak muslim untuk saling memberi dan memperkuat sesuai kemampuannya khususnya dalam bidang pendidikan. Sikap saling tolong menolong (ta’awun) ini tertuang dalam Al qur’an dengan terjemahannya yang berbunyi:
“……dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…” (Q.S: Al Maidah [5] :2).
Ayat Al-qur’an di atas sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi atas sanad dari Anas berkata bahwa: ”Orang yang menunjukkan kepada kebaikan akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya.” (Ibnu Hajaral Asqalani, 2016).
Dalam peringatan HAB ini, Generasi muda harus dibekali semangat gotong royong, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam membangun peradaban Islam. Dengan semangat ini, kita dapat membangun bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera.
Sebagai umat Islam, mari kita jadikan peringatan HAB Ke-79 ini sebagai pengingat untuk terus menjaga kerukunan dan membangun generasi muda yang berkualitas. Semoga tema “Umat Rukun Menuju Indonesia Emas” dapat kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di keluarga, masyarakat, maupun bangsa. Kita berdoa kepada Allah agar bangsa Indonesia selalu diberi kekuatan, persatuan, dan keberkahan menuju masa depan yang gemilang. Semoga kita meneladankan yang baik pada anak negeri, yang memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1645, atau lima bulan sebelum lahirnya Departemen Agama/Kementerian Agama (3 Januari 1946), yang hari ini sudah berusia 79 tahun.
*Artikel Adalah Esensi Khutbah Jumat, 3 Januari 2025
*Penulis adalah Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Kota Bandung- Yayasan Pendidikan Tresna Bhakti Kabupaten Ciamis, Tutor, dosen dan gubes manajemen pendidikan.