Pemagaran Laut Tanah Timbul, Benang Merah Proses Alih Isu PSN PIK 2?

 

Damai Hari Lubis (Pengamat KUHP (Kebijakan Umum Hukum dan Politik)

JAKARTA || Ekpos.com – (Dukungan suara terhadap Presiden Prabowo kurang banyak)

Diantara salah satu dasar hukum hapusnya hak tanah oleh sebab proses alam. Hal terkait Proses alam dimaksud tercantum pada UU.Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Peraturan Dasar Agraria.

Maka Tanah Timbul inilah yang akan muncul surat, entah Girik, Hibah atau wasiat jual beli Sertipikat dan sebuah bentuk *_hak garap tanah negara “tambak”_* yang diakui oleh penguasa tunggal Desa yakni Kepala Desa (Jo Rbg), kemudian tanah sawah/empang/tambak bisa muncul Sertifikat HGU bahkan memiliki persil lalu dikonversi menjadi sertipikat hak milik (SHM) asli atau palsu karena proses alam (erosi) lalu diperjual belikan.

Status tanah timbul ini bisa berasal dan abrasi, sehingga hilang sekian meter tanah dari permukaan tanan atau bisa jadi berdasarkan tanah adat atau ulayat sebagai sebab proses erosi terkikisnya daratan kelaut.

Sesuai hukum, tanah timbul adalah menjadi berstatus dikuasai negara dari manapun proses asalnya.

Untuk kejelasan luas dan batas tanah, BPN harus ikut dilibatkan dan menunjukan asli peta wilayah terkait tanah Desa asal (sebelum pemekaran) lokasi pemagaran laut dan peta besar Pesisir Utara Pulau Jawa Kabupaten Tangerang/Bekasi

Dan hal hapusnya hak atas tanah selain jual beli, hibah, warisan, wakaf atau karena proses sita dan lelang dari lembaga keuangan adalah dikarenakan terjadinya proses bencana alam seperti bergesernya daratan atau terbelahnya pemukaan tanah dan atau sungai akibat gempa vulkanik dan atau titonik.

Atau kah karena dekade kepemimpinan revolusi mental, akhirnya alih isu dipakai sebagai bagian konsep yang kini dijalankan sebagai tehnis politis atau role model para oknum Apdesi and partner?

Sehingga akibat begitu derasnya kritik protes dan berbagai aksi penolakan masyarakat meluas akibat PSN PIK 2, maka pola citra tehnik alih isu sengaja semakin dihembuskan (diciptakan) melalui proses Pemagaran Laut sebagai “projek alih isu PNS PIK 2,” sehingga proses PIK 2 bakal ditempuh laju berjalan dengan proses (official) dibawah meja lalu kelak jangan kaget, surat kelengkapan administrasi terbaru bisa digelar diatas meja? Walau tidak masuk akal dan maladmisntrasi!

Dan isu efek pemagaran laut, tidak terlepas daripada penolakan serta tuntutan publik atas hasil buruk 10 tahun kinerja Jokowi, termasuk “kedungukan” Gibran, pokoknya multi dimensi segala kelalaian Jokowi and Fams akan ter-sulap lalu dikemas menjadi sebuah keramaian medsos, alhasil keuntungan gratis melupakan kegagalan program kerja Jokowi termasuk IKN dan ESEMKA serta seratus janji dusta serta kebohongan dan khianat sebelumnya dari Jokowi dan Gibran, diantaranya IKN, Fufu Fafa laporan gratifikasi Gibran, Kaesang, Bobby dan keterlibatan Kahiyang.

Sudah sepatutnya disimpulkan oleh publik, bahwa yang dapat mengalahkan Jokowi hanya keseriusan dalam mengimplementasikan “fiat justicia ruat caelum” sebagai filosofi “keadilan harus ditegakkan walau langit runtuh” dan mesti frontal dan tumpah ruah semua harus turun kejalan sesuai analogi vox populi vox dei? bukan sekedar omon-omon, jika demikian praktiknya yakin akan ada alat justifikasi untuk Prabowo, karena “suara rakyat yang power dan super tendensi” sebuah wujud representasi sehingga dapat dijadikan referensi Presiden RI untuk mengalah karena suara terbanyak merupakan suara tuhan? Atau suara demokrasi sebagai faktor yang menjadi referensi kebijakan positif dari para eksekutif dan legislatif, yakni ketakutan mereka para penyelenggara negara kontemporer menjadi sirna kepada para oligarki (konglomerasi+ sisa-sisa kekuatan Jokowi and the gank dan sebagian besar anggota legislatif) karena ada banyak rakyat disertai alas data segudang kebohongan Jokowi.

Atau jujurnya kalimat pengantar, Prabowo Subianto yang *_”bersifat kardus_”,* berharap agar rakyat berjuang tidak basa basi dengan segelintir orang, dirinya sudah memberi kode “auman” sebagai trigger via Nusron Wahid pembantunya, maka beri moral support lebih keras baginya, untuk mengaum bahkan menggigit serta mencabik-cabik, maka Prabowo berharap rakyat lebih frontal mendukungnya _”tidak cukup segelintir omon-omon untuk melawan sosok Jokowi”._

Total
0
Shares
Previous Article

Tanpa Lelah, Jajaran Satpol Dibantu TNI/Polri Terus Gelar Razia

Next Article

Prabowo Presiden Ambruk, Level Perintahkan Cabut Pagar

Related Posts