DamaI Hari Lubis (Pengamat KUHP (Kebijakan Umum Hukum dan Politik))
JAKARTA || Ekpos.com – Wacana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang tengah menjajaki proposal kontroversial untuk merelokasi sementara sebagian dari 2 juta penduduk Gaza ke Indonesia, imbas akibat jalur Gaza mengalami kehancuran akibat agresi brutal Israel selama 1 tahun.lebih kurang, sejak Oktober 2023. Dan selama agresi, Israel menggempur habis-habisan warga dan objek sipil seperti rumah penduduk, fasilitas Kesehatan, tempat ibadah, hingga sekolah.
Namun begitu, karena usulan datangnya dari Trump tentu butuh informasi dan analisa yang intensif termasuk beberapa pertanyaan penting dan politis:
1. Apa dasar kewenangan AS membuat wacana ini, kenapa harus keluar dari mulut Trump,bukan dsri Sekjen PBB,
2. Tentang kejelasan batasan waktu kapan mulai didatangkan dan sampai kapan pengungsian di negara Indonesia,
3. Lalu apa jaminan warga Palestine seluruhnya untuk mereka dapat kembali ke tanah airnya, jangan sampai hanya membuat kemudahan bagi Trump untuk membantu kaum Yahudi memerangi dan mengalahkan bangsa Palestine yang sebagian masih berdiam ditanah air mereka, sehingga terusir dari negerinya sendiri.
Maka terhadap usulan Trump ini, mesti digali dan dikaji secara intensif kebijakan-kebijakan apa saja yang terbaik dan strategis oleh Pemerintahan Prabowo, menurut para anggota legislatif, berikut dampak negatif dan positifnya (general) politik dunia maupun domestik di tanah air. Karena masyarakat dunia umumnya mengetahui, bahwa Trump merupakan salah seorang sosok pemimpin dunia yang membenci Palestine, namun tiba-tiba kenapa mendadak punya inisiatif dan perhatian khusus, tentu umat muslim Bangsa Indonesia amat senang jika wacana Trump memang tulus bukan didasari adanya faktor kebencian kepada Palestine dan sentimen kepada ummat Islam di tanah air yang diketahui radikal mendukung perjuangan bangsa Palestina dan usul Trump sesungguhnya merupakan hal yang istimewa, andai benar dibutuhkan dan atas kehendak bangsa Palestine sendiri bukan oleh sebab”tipu daya” Trump. ***