PMI Kota Bandung harus Distribusikan 500 Labu/hari ke 97 Rumah Sakit

BANDUNG, Ekpos.Com — Setiap hari, PMI Kota Bandung harus mendistribusikan sekitar 500 labu darah ke 97 rumah sakit. Dengan jumlah pendonor aktif sebanyak 80.000 orang (50.000 laki-laki dan 30.000 perempuan), PMI terus berupaya memastikan ketersediaan darah tetap aman dan berkualitas.

Hal itu diungkapkan Ketua PMI kota Bandung Ade Kuajanto dalam Musyawarah Kerja PMI Kota Bandung Tahun 2025 di Kantor PMI Kota Bandung, beberapa waktu lalu.

Bahkan sambung Ade, saat ini, PMI bekerja sama dengan berbagai institusi pendidikan seperti Poltekkes BSI Yogyakarta, Unpad, Unpas, dan SMKN 3 Bandung untuk meningkatkan kualitas pelayanan darah.

“Dari sisi layanan donor darah, PMI Kota Bandung telah memperoleh sertifikasi CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) serta predikat Paripurna dari Kementerian Kesehatan,” ucapnya.

Ade berharap, musyawarah kerja ini diharapkan dapat menghasilkan kebijakan dan inovasi baru yang semakin memperkuat peran PMI Kota Bandung dalam layanan kemanusiaan.

Ade optimis, PMI dapat terus menjadi organisasi nirlaba yang profesional, dipercaya masyarakat, dan berkontribusi nyata bagi kemanusiaan.

Wakil Wali Kota Bandung Erwin menegaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mendukung penuh program kemanusiaan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung.

Kang Erwin, sapaan akrabnya mengatakan, PMI merupakan organisasi yang memiliki peran krusial dalam berbagai situasi darurat, mulai dari bencana alam, kecelakaan, hingga kondisi medis mendesak.

“PMI selalu hadir dalam kondisi genting, bahkan dalam peperangan. Mereka yang mendonorkan darah telah berkontribusi besar bagi kemanusiaan. Saya meyakini bahwa mereka akan mendapatkan balasan kebaikan yang luar biasa di akhirat nanti,” ujarnya saat membuka musyawarah.

Pemkot Bandung mengakui peran strategis PMI dalam penanggulangan bencana dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, Pemkot Bandung terus memberikan dukungan penuh terhadap berbagai program PMI, termasuk dalam kegiatan vaksinasi dan penyediaan pasokan darah bagi warga Bandung.

“Musyawarah kerja ini menjadi momentum bagi PMI untuk mengevaluasi program kerja tahun sebelumnya serta menyusun strategi prioritas tahun 2025,” terangnya.

Untuk itu, Kang Erwin pun mendorong PMI untuk terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Salah satu tantangan yang perlu diantisipasi adalah ketersediaan stok darah selama bulan Ramadan.

Kang Erwin menuturkan, kebutuhan darah cenderung meningkat, sementara jumlah pendonor menurun. Meski demikian, ia optimistis bahwa semangat berbagi masyarakat Bandung akan tetap tinggi.

“Selama Ramadan, masyarakat cenderung lebih banyak bersedekah. Pada tahun 2024, dari bulan Agustus hingga Desember, PMI berhasil mengumpulkan dana Rp1,9 miliar dari masyarakat. Tahun ini, kami berharap jumlahnya bisa meningkat dua kali lipat untuk mendukung operasional PMI dan pelayanan kesehatan,” ujarnya. (rob)*

Total
0
Shares
Previous Article

Sediakan Air Bersih Untuk Warga, Dandim Ponorogo Tinjau Sasaran Pembuatan Sumur Dalam

Next Article

Gunakan Kereta Inspeksi, KAI Pastikan Kesiapan Angkutan Lebaran 2025

Related Posts