JAKARTA || Ekpos.com – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menjadi tuan rumah dalam acara The National Launch of the 2023 GEM Report in Southeast Asia pada 27 Januari 2025 di Jakarta. Laporan ini disusun oleh Global Education Monitoring (GEM) UNESCO dan Southeast Asia Ministers of Education Organization (SEAMEO) bahwa teknologi telah mengubah cara pendidikan disampaikan di Asia Tenggara.
Dalam peluncuran Laporan GEM 2023 ini diselenggarakan oleh SEAMEO Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) bekerja sama dengan UNESCO dan SEAMEO Secretariat .
Dalam Laporan GEM yang berjudul “A tool on whose terms?” menyoroti bagaimana teknologi telah meningkatkan akses pembelajaran bagi siswa di daerah terpencil dan situasi darurat, sekaligus mengingatkan bahwa teknologi bukanlah solusi universal untuk semua tantangan pendidikan. Saat ini terdapat sekitar 400 juta pengguna internet di wilayah Asia Tenggara.
Merujuk Laporan GEM, pada tahun 2020, terjadi lonjakan jumlah pengguna internet baru sekitar 40 juta orang.
Pengunjung Aplikasi Pembelajaran Coursera dari negara Indonesia, Filipina, dan Vietnam mencatatkan pertumbuhan tertinggi dengan jumlah pendaftar pada tahun 2021 di sebanyak hampir 3 juta.
Sekretaris Jenderal, Kemendikdasmen, Suharti, menyoroti bahwa, Indonesia menekankan pentingnya fleksibilitas dalam kebijakan pendidikan, terutama selama dan setelah pandemi.
Sekolah diberikan keleluasaan untuk memilih kurikulum yang paling sesuai dengan konteks para guru serta menentukan metode pembelajaran bagi siswa. Pemerintah juga telah menyediakan berbagai kanal pembelajaran digital yang dapat dimanfaatkan oleh guru, siswa, dan orang tua sebagai bagian dari upaya transformasi digital di sekolah.
“Kita semua memiliki cita-cita yang sama yaitu Pendidikan Bermutu untuk Semua, tidak boleh ada satupun anak-anak Indonesia yang tertinggal untuk mendapatkan akses kesempatan mendapatkan pendidikan dengan latar belakang apapun dan di manapun mereka berada,” ucap Suharti dalam sambutannya di hadapan peserta dari universitas di Indonesia, pusat SEAMEO di Indonesia dan para pemangku kepentingan dari sektor pendidikan lainnya.
Ia menambahkan bahwa, teknologi telah membuka banyak peluang dalam pendidikan di Indonesia. Untuk itu, tantangan yang dihadapi saat ini perlu diatasi bersama-sama seperti akses untuk mendapatkan pendidikan yang layak di wilayah 3T.
“Teknologi bukanlah tujuan akhir tetapi alat untuk mencapai sistem pendidikan yang lebih berkesinambungan, untuk itu teknologi perlu selaras dengan prinsip kualitas, kesetaraan, dan berkelanjutan,” ujar Suharti selepas membuka acara peluncuran Laporan GEM 2023.
Menyikapi Laporan GEM 2023, Suharti berpesan, agar laporan ini dapat menjadi sumber informasi dan pembelajaran untuk merancang rumusan kebijakan pembelajaran baik di Indonesia ataupun di Asia Tenggara.
Sementara Direktur UNESCO Jakarta, Maki Katsuno-Hayashikawa, juga mengungkapkan bahwa, laporan ini memastikan bahwa peserta didik tetap menjadi pusat transformasi digital. Teknologi berfungsi sebagai pendukung, bukan menggantikan interaksi manusia dalam pendidikan.
Menurutnya, teknologi dapat membantu menjangkau pelajar yang kurang beruntung dan memastikan bahwa pengetahuan disebarluaskan dalam format yang menarik dan hemat biaya.
Selain itu, kebijakan yang tertuang dalam Laporan GEM berfokus pada peningkatan kualitas pengajaran, mendorong perolehan keterampilan dasar, dan mengembangkan kompetensi digital yang penting untuk kehidupan sehari-hari.
“Indonesia memiliki sejarah keterlibatan yang kuat dengan Laporan GEM, setelah sebelumnya menjadi tuan rumah Peluncuran Regional Asia dan Pasifik pada tahun 2016 dan secara konsisten menjadi tuan rumah peluncuran nasional sejak saat itu,” tambah Maki.
*Pemanfaatan Laporan GEM 2023 Untuk Indonesia*
Direktur Sekretariat SEAMEO, Datuk Dr. Habibah, mengimbau semua pihak untuk mendorong terciptanya ruang kelas dan sistem pendidikan di Asia Tenggara yang lebih kolaboratif dan transformatif.
“Dalam Laporan GEM ini, pendidikan menjadi sumber kita untuk merumuskan kebijakan transformasi digital dan materi pembelajaran di Asia Tenggara,” tuturnya dalam sambutan melalui video.
Pada kesempatan yang sama, Direktur SEAMOLEC, Wahyudi menyampaikan, agar hasil dari Laporan GEM diharapkan dapat mendorong pengambilan keputusan khususnya dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas.
“Kegiatan ini tidak hanya menjadi momentum penting dalam menyebarluaskan informasi namun bisa menjadi ajang untuk diskusi antar pemangku kepentingan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui pemanfaatan teknologi,” ujarnya.
Sesi diskusi panel dalam acara ini juga dihadiri oleh narasumber perwakilan dari Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Pusat Data dan Informasi, serta Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru.
Diskusi membahas kebijakan dan kurikulum yang dapat mendukung penggunaan teknologi dalam pendidikan di Indonesia, inovasi baru, serta cara mendukung guru Indonesia dalam memanfaatkan teknologi untuk mengajar. (Red).