UIN Sunan Gunung Djati Menapaki Glokalisasi, Merajut Masa Depan Unggul dan Kompetitif

Oleh : A.Rusdiana

Perjalanan UIN Sunan Gunung Djati Bandung sejak berdiri tahun 1968 hingga kini, telah melalui berbagai fase penting transformasi kelembagaan, dari IAIN menjadi UIN, serta pergeseran pendekatan pendidikan dari klasikal menuju integratif. Memasuki usia ke-57, Dies Natalis kali ini mengusung tema “Menapaki Glokalisasi, Mewujudkan Impian Bersama” yang menjadi refleksi mendalam atas tantangan zaman: globalisasi yang tak terelakkan, namun tetap harus berpijak pada kearifan lokal.

Secara teoritis, glokalisasi merupakan perpaduan antara globalisasi dan lokalisasi, yaitu strategi adaptasi atas arus global yang disesuaikan dengan nilai-nilai, budaya, dan kebutuhan lokal. Dalam pendidikan tinggi, ini menuntut model pembelajaran yang transformatif, berkelanjutan, dan relevan dengan perkembangan industri dan masyarakat. Namun, terdapat GAP nyata antara semangat glokalisasi dan kesiapan sistem pendidikan tinggi dalam menyiapkan lulusan yang unggul, kompetitif, serta adaptif terhadap kompleksitas dunia kerja dan tantangan industri 5.0. Kurikulum konvensional belum sepenuhnya merespon kebutuhan keterampilan abad ke-21, apalagi menjawab tantangan menuju Indonesia Emas 2045.

Tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi nilai pembelajaran dari Dies Natalis ke-57 UIN SGD Bandung, merumuskan strategi pencapaian lulusan unggul dan kompetitif, serta menyampaikan pesan moral bagi generasi muda dan pemangku kebijakan dalam menyongsong masa depan Indonesia.

Pertama: Nilai Pembelajaran dari Dies Natalis ke-57 UIN SGD Bandung; Dies Natalis ini mengajarkan bahwa keunggulan institusi tidak hanya ditentukan oleh akreditasi atau peringkat, tetapi oleh kemampuan beradaptasi terhadap perubahan global dengan tetap menjunjung nilai lokal. Nilai yang dapat digali meliputi: 1) Integrasi ilmu dan nilai lokal-spiritualitas Islam sebagai fondasi karakter lulusan; 2) Inovasi berbasis kearifan lokal, menjadikan budaya lokal sebagai sumber daya inovatif; 3) Kolaborasi lintas disiplin dan sektor, menciptakan ekosistem pendidikan yang dinamis dan responsif.

Momentum ini juga menekankan pentingnya pembelajaran sepanjang hayat, semangat continuous improvement serta etos kerja produktif dalam menghadapi era digital dan disrupsi global.

Kedua: Strategi Mewujudkan Lulusan Unggul dan Kompetitif; Untuk menghasilkan lulusan yang unggul, kompetitif, dan siap menghadapi Indonesia Emas 2045, diperlukan strategi transformatif, antara lain: 1) Implementasi Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar: Memberikan ruang eksplorasi minat-bakat, penguatan soft skills, dan pemahaman lintas konteks; 2) Digitalisasi dan Internasionalisasi Pembelajaran: Memperluas akses pembelajaran daring, memperkuat kemitraan internasional, serta menyediakan program pertukaran pelajar dan riset kolaboratif; 3) Link and Match dengan Dunia Usaha dan Industri (DUDI): Menyelaraskan kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri melalui magang, proyek kolaboratif, dan sertifikasi profesi; 4) Penguatan Inkubator Bisnis dan Riset Aplikatif: Menyiapkan mahasiswa menjadi job creator bukan sekadar job seeker.

Dengan pendekatan glokalisasi, lulusan tidak hanya memiliki daya saing global, tetapi juga mampu memberi solusi lokal berbasis teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan.

Ketiga: Pesan Edukasi dan Moral bagi Generasi Muda dan Pemangku Kebijakan; Dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, generasi muda dan pemangku kebijakan perlu mengambil pelajaran penting: 1) Generasi muda harus terus mengembangkan growth mindset, literasi digital, serta kemampuan kolaboratif lintas budaya dan disiplin; 2) Pemangku kebijakan didorong untuk mendorong kebijakan pendidikan yang berpihak pada inovasi, kreativitas, dan kewirausahaan sosial; 3) Pendidikan karakter dan spiritualitas tetap menjadi pilar penting untuk memastikan pembangunan berkelanjutan yang tidak tercerabut dari akar budaya dan moral bangsa.

Kunci keberhasilan Indonesia Emas bukan semata angka demografis, tetapi kualitas dan semangat kolaboratif anak mudanya dalam menghadapi tantangan glokal. Dies Natalis ke-57 UIN Sunan Gunung Djati Bandung menjadi pengingat akan pentingnya glokalisasi dalam dunia pendidikan: membangun kualitas global yang tetap berakar lokal. Untuk itu: 1) Civitas akademika perlu terus memperkuat kurikulum adaptif dan kolaboratif; 2) Kementerian dan pemangku kebijakan didorong mempercepat regulasi pendukung pendidikan inovatif dan inklusif; 4) Generasi muda didorong menjadi agen perubahan melalui pengembangan diri, penguasaan teknologi, serta pelestarian nilai-nilai luhur bangsa.

Dengan semangat “Menapaki Glokalisasi, Mewujudkan Impian Bersama”, UIN Bandung siap berkontribusi nyata menuju Indonesia Emas 2045.  Dies Natalis ke-57 UIN Bandung menjadi momen refleksi untuk memperkuat daya saing global berbasis nilai lokal menuju Indonesia Emas 2045. Wallahu A’lam.

*Penulis adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan, UIN SGD Bandung

Total
0
Shares
Previous Article

Panglima TNI Ajak Prajurit Perkuat Dedikasi kepada NKRI

Next Article

Bina Fisik Prajurit, Kodim 1710/Mimika Gelar Latihan Hanmars Program PSJM TA 2025

Related Posts