JAYAPURA || Ekpos.com – Direktur Perhimpunan Advokasi Kebijakan dan Hak Asasi Manusia (PAK-HAM) Papua, Matius Murib kembali mengingatkan pihak-pihak yang berkonflik di Tanah Papua untuk membangun komunikasi dialogis serta menghindari cara-cara kekerasan dalam mencapai tujuan.
Keterangan pers Direktur PAK-HAM Papua yang dirilis di Kota Jayapura, Senin (14/4/2025) menyebutkan, semua pihak harus menghormati hak hidup manusia yang sejatinya adalah mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Mulia, dan perilaku kekerasan sudah bukan zamannya lagi untuk dilakukan saat ini.
Matius Murib mengemukakan keterangan tersebut, sehubungan terjadinya kembali tindak kekerasan dan pembunuhan di Papua belakangan ini seperti yang menimpa sejumlah warga sipil di Distrik Angguruk dan pendulang emas di dekat Kota Dekay Kabupaten Yahukimo serta insiden serupa di Kabupaten Dogiyai, Intan Jaya dan Puncak Jaya.
Ia menegaskan, siapapun aktor yang diduga melakukan kekerasan harus dimintai pertanggungjawaban hukumnya. “Sampai kapan sikap hidup yang kejam dan brutal seperti itu dihentikan?,” katanya.
Direktur PAK-HAM Papua juga mengemukakan, negara berada dalam kontrol dan operasi melalui Tentara Nasional Indonesia dan Polisi dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia di tanah Papua. Di sisi lain muncul respons balik perlawanan melalui organisasi Papua Merdeka (OPM) sejak awal 1960-an sampai saat ini.
Maka, situasi dan kondisi kehidupan di tanah Papua masih cenderung identik dengan konflik dan kekerasan, dan anak manusia yang tidak berdosa terus dikorbankan.
“Sangat disayangkan beberapa pihak terlibat dalam lingkaran kekerasan atas nama keyakinan dan idiologinya masing-masing, dan kejadian brutal dan kejam seperti penyiksaan, pembunuhan, mutilasi dan bentuk kejahatan lainnya masih terjadi pada 2025 ini,” ujarnya.
Dalam kaitan itu, Direktur PAK-HAM Papua tidak bosan-bosannya mengajak semua pihak untuk menghindari cara-cara kekerasan dan mencari solusi dengan cara damai untuk Papua yang lebih baik ke depan. (Red).