Oleh: Muslim Arbi (Direktur Gerakan Perubahan)
JATIM || Ekpos.com – Tanggal 15 April lalu, menandai hari ujian bagi Joko Widodo. Betapa tidak, tim TPUA yang di pimpin oleh Rizal Fadzilah, Damai Hari Lubis dan Kurnia Tri Rohyani menyambangi UGM.
Sebelumnya TPUA telah melayangkan surat audensi dan silaturahmi setelah lebaran di sertai dengan sejumlah pertanyaan.
Pertanyaan itu terkait dengan Tudingan Ijazah Palsu yang di duga di miliki oleh Joko Widodo.
TPUA akan mengklarifikasi tentang itu karena konon Joko Widodo, Presiden Indonesia yang ke 7 itu adalah alumnus UGM.
Yang datang ternyata bukan saja Rombongan TPUA, tetapi dari kalangan Alumni UGM yang sangat kritis menyoroti Ijazah Jokowi selama ini. Ada Dr Roy Suryo, Dr Tifa dan Dr Rismon Sianipar. Dan sejumlah emak-emak dan aktivis dari berbagai daerah.
Seharusnya pihak UGM menyambut delegasi Rakyat itu dengan sukacita, agar persoalan keterangan tentang klaim Jokowi yang pernah klaim di UGM tambah jelas dan terang benderang. Malah sebaliknyanya, ketegangan yang terjadi antara Tim Alumnus dengan pihak UGM.
Yang di harapkan dari Alumnus UGM Asli itu mendapat keterangan yang memuaskan soal data tentang kuliah Jokowi yang konon masuk UGM tahun 1980 hingga lulus 1985.
Tetapi apa yang di janjikan UGM untuk memberikan data-data atau soal keterangan kuliah Jokowi. Malah tidak di dapat. Padahal UGM akan siapkan 34 data soal kuliah Jokowi di UGM.
Mereka hanya di suguhi Skripsi Jokowi yang semakin memperlihatkan skripsi itu malah di ragukan kebenarannya oleh Roy, Tifa dan Rismon.
Tim TPUA juga berhasil di Terima pihak UGM. Tetapi pertanyaan-pertanyaan yang pernah di kirimkan ke UGM sebelum datang. Tidak mendapat jawaban apa-apa. Padahal pertanyaan-pertanyaan terkait tudingan Ijazah Jokowi itu telah di kirim sebelum TPUA datang.
Setelah mendapat jawaban bahwa UGM tidak lagi memiliki Ijazah Jokowi karena telah di serahkan saat wisuda. Maka, TPUA mendatangi rumah Jokowi di Solo.
TPUA pun di terima oleh Jokowi, tetapi soal Ijazah tidak perlihatkan. Jokowi berdalih akan di perlihatkan kalau atas perintah Pengadilan. TPUA pun kecewa tidak berhasil dapat melihat langsung Ijazah Jokowi.
Sore harinya, tanggal 16 April sejumlah wartawan yang mangkal di rumah Jokowi di minta untuk melihat ijazah Jokowi tetapi dilarang mendokumentasikan.
Sikap Jokowi sebagai mantan presiden itu aneh. Karena sikapnya yang menutup diri soal Ijazah-nya itu membuat publik semakin yakin, kalau ijazah-nya bermasalah.
Oleh karenanya, publik mendesak agar Jokowi jujur tentang Ijazah-nya yang diklaim dari UGM itu.
Kalau Jokowi tidak jujur, maka tanggal 16 April itu dapat dianggap sebagai Hari Kebohongan Nasional.
Dan itu membuat salah satu Noktah Gelap Indonesia. Tudingan Indonesia Gelap semakin mendapat legitimasi dengan sikap Jokowi masih bersikukuh menyembunyikan Ijazah-nya itu.
Tepian Kali Brantas,
Kamis 17 April 2025.