Bandung, Ekpos.com
Menjalani hidup dengan optimis, ulet,sabar,dan tawakal selalu berujung dengan anugrah dan berkah. Ungkapan tersebut pas disematkan kepada Rahmat, karena ia telah sukses mengukir dengan tinta emas dalam jengjang akademiknya meraih gelar DOKTOR Hukum Islam pada Konsentrasi Hukum Keluarga Pascasarjana UIN SGD Bandung dalam sidang terbuka di Aula Lantai 4 Gedung Pascasarjana, Kampus 2 Jalan Soekarno-Hatta,Bandung, Rabu,07 Mei 2025.
Ia berhasil meraih IPK 3,84 yudisium sangat memuaskan. Dihadapan tim penguji, Rahmat mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan penguji. Bahkan dengan dengan argumentatif dan rasional Ia bisa memaparkan semua sanggahan penguji.
Dalam pemaparannya. Ia mengungkapkan kelemahan Undang Undang kesejahteraan hukum anjut usia di Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang Kritik Hukum Islam Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia mengungkapkan beberapa kelemahan dalam undang-undang tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa undang-undang tersebut perlu diperbarui untuk mencakup aspek fisik, material, mental, dan spiritual dalam melindungi dan mensejahterakan lansia.
Rahmat juga menemukan bahwa implementasi undang-undang ini di Griya Lansia Propinsi Jawa Barat telah berjalan sesuai aturan, namun masih ada beberapa tantangan dalam implementasinya, seperti akses terbatas ke layanan kesehatan dan jaminan sosial.
Rahmat menyampaikan beberapa saran untuk memperbaiki undang-undang tersebut, termasuk perubahan batas minimal usia lansia, perluasan cakupan perlindungan terhadap lansia, dan penambahan layanan untuk lansia. Peneliti juga menekankan pentingnya restrukturisasi undang-undang dan melibatkan masyarakat dalam melindungi dan mensejahterakan lansia.
Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memperbaiki undang-undang tentang kesejahteraan lansia di Indonesia dan meningkatkan kualitas hidup lansia.*** Harry Gibrant
