Oleh: Lilis Sulastri
Tahun 2025 menjadi tahun yang sarat tantangan sekaligus berkah dalam penyelenggaraan ibadah haji. Pemerintah dan masyarakat kini lebih sadar bahwa pelayanan haji harus mengedepankan human dignity dan spiritualitas. Dunia yang terus bergerak dinamis, teknologi yang melaju cepat, serta dinamika sosial yang semakin kompleks, menjadikan tugas sebagai petugas haji tidak sekadar pekerjaan administratif, melainkan sebuah panggilan suci yang menyentuh inti ruhani manusia, melayani tamu-tamu Allah dengan sepenuh hati. Setiap langkah yang diayunkan, setiap tangan yang membantu, dan setiap senyum yang disematkan adalah bagian dari ibadah yang nilainya jauh melampaui duniawi. ibadah luar biasa, dan ladang pengabdian tak terbatas.
Menjadi petugas haji adalah amanah mulia. Di balik seragam yang dikenakan, tersimpan niat, semangat, dan komitmen untuk melayani tamu-tamu Allah dengan sebaik-baiknya. Petugas haji bukan hanya pelayan teknis, tetapi pelayan spiritual yang berjalan di antara derap langkah ribuan manusia yang meninggalkan dunia demi menuju keabadian.
Petugas haji adalah orang-orang terpilih. Mereka dipanggil bukan hanya karena kompetensinya, tetapi karena keikhlasan dan kesiapan hatinya. Mereka menjadi jembatan antara keinginan para jemaah dan harapan tertinggi dalam meraih haji mabrur. Maka, siapa pun yang diberi kesempatan untuk bertugas harus memahami bahwa ini adalah mimbar ibadah, petugas sedang beribadah dengan menjalankan tugas, menjadi penjaga kenyamanan, penata keteraturan, dan pemandu keberkahan bagi jutaan jiwa yang berkunjung menuju Baitullah sebagai pusat peradaban spiritual menjadi pusat kerinduan jutaan insan.
Sebagaimana Allah berfirman:
وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ
وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ
“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan Baitullah (Ka’bah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman bagi manusia. (Ingatlah ketika Aku katakan,) “Jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat salat.” (Ingatlah ketika) Kami wasiatkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, serta yang rukuk dan sujud (salat)”. (QS. Al-Baqarah: 125)
Haji sebagai Miniatur Kehidupan
Ibadah haji adalah refleksi kehidupan manusia secara utuh, ada perjuangan, ada pengorbanan, ada kepatuhan total kepada Tuhan. Petugas haji adalah para khadam (pelayan) yang membantu jutaan manusia menapaki jalan tersebut. Dalam filosofi Islam, pelayanan kepada tamu Allah setara dengan pelayanan kepada Allah sendiri.
Ibadah haji juga adalah miniatur kehidupan manusia, penuh lika-liku, perjuangan, pengorbanan, dan penghambaan. Ketika para jemaah datang dari berbagai penjuru dunia, meninggalkan harta, keluarga, dan pekerjaan, mereka melepaskan identitas dunia untuk mengejar makna akhirat. Maka petugas haji yang terbaik adalah mereka yang mampu memahami bahwa pelayanan bukan hanya bersifat fisik, tetapi juga spiritual. Ia bukan hanya menata koper atau mengatur antrean, tetapi menyentuh hati, memotivasi jiwa, dan menenangkan kegelisahan batin.
Dalam sejarah Islam, Nabi Ibrahim dan Ismail ‘alaihis salam adalah simbol pengorbanan dan kepatuhan tertinggi karena rela meninggalkan anak dan istrinya demi perintah Tuhan. Hajar adalah lambang keteguhan hati seorang perempuan yang menginspirasi.
Maka petugas haji hari ini dapat mengambil pelajaran dari mereka, bahwa bekerja bukan karena dilihat manusia, tetapi karena dilihat Allah, para petugas haji meninggalkan keluarga, kenyamanan hidup, dan zona nyaman demi menjalankan tugas. Ini bukan sekadar pengabdian biasa, ini adalah bentuk tertinggi dari ibadah sosial (ibadah ijtima’iyyah).
“Siapa yang melayani tamu Allah dengan cinta, maka Allah akan melayaninya dengan rahmat-Nya di hari pembalasan.”
Filosofi ini menjadi fondasi lahirnya dedikasi tanpa batas. Ketika kaki tak lagi kuat berdiri, ketika mata mulai lelah menatap, namun hati tetap ingin membantu , disitulah nilai spiritual tertinggi dari seorang petugas.
Petugas Haji: Antara Amanah dan Akhirat
Menjadi petugas haji bukan tentang popularitas atau penghargaan, tetapi tentang pertanggungjawaban di hadapan Allah. Setiap kata yang diucapkan, setiap tindakan yang dilakukan, dan setiap keputusan yang diambil akan menjadi saksi di Yaumul Hisab, menjadikan tugas ini sangat personal dan penuh perenungan.
Lantas bagaimana kita bisa menjadi petugas haji terbaik sepanjang masa,ada beberapa prinsip yang harus ditanamkan:
- Ikhlas tanpa pamrih: Luruskan niat semata-mata karena Allah, bukan karena pencitraan atau jabatan.
- Tanggap dan sigap: Menyambut kebutuhan jemaah dengan hati yang terbuka dan tindakan yang cepat.
- Empati spiritual: Menjadi telinga dan hati bagi jemaah yang sedang diuji fisik dan emosinya.
- Menjadi teladan akhlak: Kesabaran, kelembutan, dan keteladanan lebih kuat dari sekadar instruksi.
Etos Kerja Langit: Melayani dengan Cinta , Menjadi Teladan dalam Setiap Pelayanan
Tahun 2025 menandai era baru dalam profesionalisme petugas haji. Dukungan teknologi, sistem informasi, dan pelatihan terpadu menjadi bekal penting. Namun, lebih dari itu, yang paling menentukan adalah kualitas hati dan akhlak pelayanan.
Petugas haji terbaik sepanjang masa adalah mereka yang:
- Datang lebih awal, pulang paling akhir
- Mendengar sebelum diperintah, membantu sebelum diminta
- Tersenyum meski lelah, sabar meski dihujat
Seorang petugas haji yang tulus tahu bahwa balasan sejatinya bukan datang dari jemaah, atasan, atau rekan, melainkan dari Tuhan. Sebab itu, ia akan tetap mengulurkan tangan walau tak dilihat kamera, tetap melayani walau tanpa ucapan terima kasih.
Kita bisa mendapat Inspirasi yang datang dari kisah nyata, ada seorang petugas haji senior , suatu hari membantu seorang jemaah lansia mencari sandal di Masjidil Haram. Ketika ditanya mengapa ia rela menyusuri ribuan pasang sandal hanya untuk sepasang, ia menjawab, “Bisa jadi karena sandal itulah, Allah menghapus dosa-dosa saya.”
Petugas haji terbaik bukanlah mereka yang hanya menyelesaikan pekerjaan, tetapi yang mengubah pelayanan menjadi cinta. Cinta kepada jemaah, cinta kepada tugas, dan cinta kepada Tuhan. Di setiap senyum, ada pahala. Di setiap bantuan yang tulus, ada ridha. Di setiap langkah yang ikhlas, ada surga yang akan Allah balas.
Inilah etos kerja langit, bekerja karena cinta, bukan karena terlihat, bukan hanya dilandasi sistem presensi atau absensi dan lapor di aplikasi saja, tapi oleh muraqabah, rasa diawasi oleh Allah setiap saat. Tidak ada ruang untuk ketidakpedulian, pengabaian, dan nir empati , karena satu keteledoran bisa berdampak pada ibadah seseorang yang telah ditabung seumur hidup.
Warisan Terbaik Petugas : Doa dan Jejak Kebaikan
Apa yang ingin kita wariskan dari tugas sebagai petugas haji? Pujian? Sertifikat? Gelar? Tidak. Warisan terbaik adalah doa-doa tulus para jemaah, kenangan manis akan kebaikan kita, dan jejak keberkahan yang terus berlanjut. Petugas haji terbaik tidak butuh plakat atau penghargaan duniawi. Warisan mereka adalah tangis haru jemaah yang merasa terbantu, pelukan hangat karena rasa terima kasih, dan terutama, doa-doa tulus yang dibisikkan di Multazam, di Arafah, atau di bawah payung Masjid Nabawi. Mereka mungkin tak dikenal dunia, tapi nama mereka diukir dalam lembaran langit.
Mereka yang melayani dengan cinta akan selalu dikenang, bahkan saat tubuh sudah tiada. Nama mereka disebut dalam doa-doa diam, dilantunkan dalam zikir sunyi, dan diingat sebagai penolong di saat tersulit. Tugas ini mungkin hanya sekali dalam seumur hidup. Maka, jadikan pengabdian terbaik sepanjang hayat. Jangan ada keluhan, jangan ada setengah hati. Karena boleh jadi satu senyuman kita, satu bantuan kecil kita, menjadi pembuka surgaNya
Sebagaimana sabda Nabi SAW:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” (HR. Ahmad)
Tahun 2025 membawa semangat baru. Pemerintah dan masyarakat kini lebih sadar bahwa pelayanan haji harus mengedepankan human dignity dan spiritualitas. Teknologi akan membantu, tapi hati manusialah yang menyentuh. Maka, menjadi petugas terbaik adalah mereka yang mampu menggabungkan kecepatan sistem dan kelembutan nurani.
Dengan semangat “Heroik, Profesional, dan Inspiratif,” petugas haji 2025 ditantang menjadi pelayan umat yang mampu menorehkan sejarah: menjadi wajah Islam rahmatan lil ‘alamin di tanah suci.
Penutup
Menjadi Petugas Haji Terbaik Sepanjang Masa : Dari Ladang Haji ke Ladang Surga
Di tengah terik padang Arafah, riuh tenda Mina, dan lengang malam di Makkah, petugas haji sejati tetap tegak berdiri. Bukan karena diperintah, tapi karena terdorong oleh jiwa yang ingin melayani.
Tugas ini akan berakhir. Kafilah jemaah akan pulang. Seragam akan dilipat. Namun, semoga nilai-nilai ibadah, dedikasi, dan cinta dalam melayani tetap hidup di dalam diri. Menjadi petugas haji terbaik sepanjang masa bukanlah tentang dikenang banyak orang, tetapi tentang dicintai oleh Tuhan.mMaka, mari layani jemaah dengan hati, tuntun mereka dengan nurani, dan temani mereka dengan cinta. Karena di balik setiap langkah kita, mungkin ada surga yang sedang menanti.
Mari kita jadikan tahun 2025 sebagai tonggak kebangkitan pelayanan haji yang heroik, penuh cinta, dan bernilai ibadah. Dan semoga kelak, di yaumil akhir, kita dipanggil bukan hanya sebagai petugas, tapi sebagai pelayan sejati tamu-tamu Allah yang mendapat ridha dan surga-Nya.
Salam hormat dan semangat!
Untuk para pelayan tamu-tamu Allah tahun 2025.
“Heroik dalam kerja, ikhlas dalam jiwa, dan mabrur bertugas sepanjang masa”.
Profile Lilis Sulastri,
- Petugas haji 2023, Sebagai Ketua Kloter Perempuan Angkatan Pertama , di kloter 17 KJT Indramayu Kertajati Jawa Barat
- Assesor KBIHU Tingkat Provinsi Jawa Barat 2023
- Penguji dan Pewawancara Calon Petugas Haji Indonesia dan Petugas haji daerah 2024
- Penguji dan Pewawancara Calon Petugas Haji Indonesia dan Petugas haji daerah 2025
- Fasilitator Bimtek Terintegrasi pelaksanaan Haji Tingkat Provinsi Jawa Barat 2024
- Fasilitator Bimtek Terintegrasi Pelaksanaan Haji Tingkat Provinsi Jawa Barat 2025
- PPIH Embarkasi dan Debarkasi Bekasi JKS sebagai Kepala Bidang Pembinaan Petugas, Karu dan Karom , Pada pelaksanaan Haji 2024
- PPIH Embarkasi dan Debarkasi Kertajati KJT Indramayu sebagai Kepala Bidang Pembinaan Petugas,Karu dan Karom , Pada pelaksanaan Haji 2025
- Narasumber pada Kegiatan Bimbingan teknis dan manasik di kabupaten dan kota di Jawa Barat
- Menjadi Fasilitator Kegiatan Sertifikasi Pembimbing Ibadah Profesional Tingkat Nasional 2024
- Menjadi Asesor Kegiatan Sertifikasi Pembimbing Ibadah Profesional Tingkat Nasioanl 2025