PANGANDARAN – Kabupaten Pangandaran yang berada di kawasan pesisir pantai selatan Pulau Jawa, dikenal sebagai salah satu ikon pariwisata Jawa Barat bahkan nasional. Di balik sohornya Pangandaran sebagai sentra wisata, tak banyak yang mengetahui bahwa kabupaten yang belum genap berusia satu dekade ini juga merupakan salah satu sentra kapulaga, baik di level nasional, bahkan internasional.
Tak hanya sebagai penghasil, volume produksi rempah penghangat tubuh ini di Pangandaran juga disebut-sebut sebagai salah satu yang terbesar di dunia. Karenanya, potensi perekonomian yang dimiliki usaha tani kapulaga ini terbilang amat besar. Kapulaga dapat menjadi simbol kekuatan ekonomi baru Pangandaran dengan pengelolaan yang lebih optimal.
Dalam rangka mendukung optimalisasi potensi ekonomi kapulaga di Kabupaten Pangandaran, bank bjb sebagai bank pembangunan daerah turut serta mengambil bagian dengan melakukan stimulasi keuangan kepada pelaku industri kapulaga Pangandaran. Stimulasi keuangan ini merupakan unsur penting yang dapat digunakan untuk mendongkrak optimalisasi potensi ekonomi kapulaga.
Sebagai bentuk dukungan tersebut, bank bjb menjalin kerja sama dengan Sekretariat Nasional Badan Usaha Milik Petani (Seknas BUMP) Indonesia untuk mendorong peningkatan kualitas dan kapasitas produksi petani kapulaga. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua belah pihak pada akhir November 2020 lalu.
Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb Widi Hartoto mengatakan kerja sama ini merupakan implementasi dari program inklusi keuangan yang dilakukan oleh bank bjb lewat pola kemitraan dengan BUMP Indonesia selaku badan korporasi petani. bank bjb mendukung penuh upaya BUMP Indonesia sebagai off taker (pembeli) kapulaga di Pangandaran untuk mengoptimalisasi potensi ekonomi komoditas rempah-rempah unggulan ini.
“bank bjb sebagai agen penggerak akan senantiasa mengiringi langkah berbagai pihak untuk memaksimalkan potensi ekonomi usahanya demi kemajuan bersama. Perjanjian kerja sama dengan pola kemitraan ini merupakan salah satu bentuk dukungan konkret bank bjb di bidang pertanian di mana bank bjb juga berkepentingan untuk turut serta berkontribusi dalam setiap derap langkah perubahan yang bertujuan untuk mendongkrak potensi ekonomi daerah,” kata Widi.
Kehadiran BUMP Indonesia sebagai off taker akan mendatangkan dampak positif bagi para petani kapulaga. Dengan kesediaan BUMP menjalankan peran sebagai off taker, para petani akan merasa lebih nyaman dalam berusaha lantaran mereka mendapat jaminan serapan hasil panen kapulaga yang diproduksi. Kondisi ini akan meningkatkan semangat kerja para petani yang pada gilirannya akan berdampak pada peningkatan kualitas dan produktivitas rempah bercita rasa hangat ini.
bank bjb sebagai agen penggerak siap memberikan sokongan penuh termasuk dengan pembiayaan pola kemotraan yang dijalin dengan para petanu binaan BUMP Indonesia selaku korporasi petani. Pembiayaan yang diberikan diharapkan akan mendorong para petani untuk terus meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman kapulaga ini.
Dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, tercatat realisasi produksi kapulaga di Pangandaran mencapai 3.407.337 ton, meningkat 5554,96%% dari produksi tahun sebelumnya sebesar 60.254 ton pada 2018. Jumlah produksi ini juga jauh melebihi target produksi yang ditetapkan sebesar 61.455 ton. Meroketnya kapasitas produksi ini dipicu faktor iklim yang mendukung serta diimbangi oleh dorongan terhadap pertanian yang menguat.
Berbanding lurus dengan hasil produksi yang sangat baik, nilai tukar kapulaga juga berkontribusi signifikan terhadap kesejahteraan petani. Berdasarkan hasil penelitian Fakultas Pertanian Universitas Galuh berjudul Analisis Pemasaran Kapulaga (Studi Kasus pada Kelompok Tani I Desa Cimanggu Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran) yang terbit Jurnal Agroinfo Galuh pada 2015 lalu, tercatat farmer’s share atau bagian harga yang diterima petani adalah 90% dari harga yang dibayarkan konsumen.
Pemimpin Divisi Kredit UMKM bank bjb Denny Mulyadi menyampaikan bahwa skema kerja sama kemitraan akan sangat mnguntungkan para petani karena dapat memperoleh kepastian pasar dari off taker dan akses permodalan melalui bank bjb. Dukungan yang diberikan bank bjb juga memungkinkan para petani meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi kapulaga mereka sehingga akan pula menghasilkan nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Pola kemitraan dalam kerja sama ini merupakan skema yang saling menguntungkan bagi semua pihak, baik bagi petani, lembaga korporasi petani selaku off taker dan bank bjb. Dengan berbagi tugas sesuai kapasitas dan fungsi masing-masing, semua pihak yang terlibat dalam kerja sama akan dapat memperoleh manfaat mutualistik yang saling menguntungkan.
“Program ini juga merupakan perwujudan komitmen bank bjb dalam mendorong dan mengembangkan pelaku UMKM di berbagai sektor di Jawa Barat dimana bank bjb hadir dalam kegiatan edukasi literasi keuangan dan akses permodalan, serta sebagai implementasi dari program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu (PESAT) yang saling melengkapi satu sama lain demi memastikan peran serta bank bjb dalam mengawal para mitra dalam menumbuhkan dan mengembangkan usaha,” kata Denny. ***