Jakarta – ekpos.com – Keberagaman di Indonesia dapat menjadi pisau bermata dua. Dapat menjadi menjadi daya tarik dan kekhasan dari Indonesia karena memiliki berbagai macam suku ras budaya agama, namun dilain sisi keberagaman apabila diimbangi dengan rasa toleransi dan menghargai justru dapat menjadi pemecah persatuan bangsa.
Seperti yang sedang berkembang saat ini yaitu, munculnya intoleransi dalam berkeyakinan sehingga memaksakan agama tertentu didalam masyarakat.
Hal ini juga bisa disebabkan karena agama disusupi kepentingan tertentu sehingga dijadikan alat untuk memecah belah masyarakat.
KH. Buya Royanudin, Pimpinan Ponpes Al Istiqomah Kab.Sukabumi, mengatakan, banyak orang memanfaatkan agama untuk kepentingan diluar agama, hingga memunculkan sikap-sikap yang melenceng dari akar agama tersebut. Seperti munculnya sikap seperti intoleransi, radikalisme berujung pada terorisme yang membuat hilangnya persatuan dan kesatuan masyarakat.
“Agama tidak boleh diselewengkan untuk kepentingan tertentu. Masyarakat harus memahami bahwa agama dibuat untuk kedamaian masyarakat, tidak ada pemaksaan, ataupun kekerasan. Apabila sikap sikap yang bertentangan dengan agama dibiarkan hal ini akan mengganggu persaudaraan, kebinekaan, dan rasa kebangsaan,” ucap KH. Buya, Jum’at (25/6).
Pihaknya menjelaskan bahwa, agama mengajarkan kita untuk hidup damai di dunia maupun akhirat. Damai lahir maupun batin. Agama mengajarkan untuk saling menghargai sehingga menciptakan ketenangan dan ketentraman dalam bermasyarakat.
Oleh sebab itu, pihaknya menghimbau kepada masyarakat, yang saat ini telah terkontaminasi dengan intoleransi, radikalisme, harus merenungi kembali.
“Kita hidup di dunia ini hanya sementara, dan agama merupakan pelita,” pungkas KH. Buya yang juga merupakan Wakil Ketua MUI Kab Sukabumi
Seperti diketahui bahwa, sikap intoleransi adalah bibit bagi radikalisme, sementara radikalisme merupakan cikal bakal munculnya aksi terorisme.
“Untuk itu, mari kita tingkatkan sikap saling toleransi menghargai antar masyarakat agar tercipta kedamaian dan persatuan,” pungkasnya. (Red).