Oleh: Lukman Edy-Penyintas Covid (Ketua Dewan Pakar Indonesia Maju Institut-IMI/ Aktivis NU)
Jakarta – ekpos.com – 1. Alhamdulillah BPOM sudah mengeluarkan izin Emergency Use Autorization (EUA) kepada ivermectin sebagai terapi covid-19, bersama dengan 7 obat terapi lainnya.
2. Alhamdulillah juga ternyata ivermectin diajukan oleh salah satu BUMN Farmasi, yaitu Indofarma, yang atas dorongan sang Menteri BUMN, Erick Thohir didorong menjadi produk lokal yang massal, sehingga menjadi obat murah dan mudah di jangkau oleh masyarakat.
3. Sebelum dikritik keras oleh kaum oposisi, yang sering memanfaatkan kondisi pandemi ini untuk memojokkan pemerintah, yang selalu merespon negatif apapun ikhtiar yang dibuat oleh pemerintah. Saya sempat membeli ivermectin di apotik dan memberikannya kepada temen temen saya dan sopir saya sekeluarga yang ada gejala covid dan yang sudah dinyatakan positif covid tapi melakukan isolasi mandiri dirumah masing-masing.
Alhamdulillah rata-rata atau hampir semuanya setelah 5 hari mereka membaik dan ketika diswab lagi, negatif.
4. Banyak yang minta lagi ke saya, tapi persediaan ivermectin saya sudah habis. Saya ikhtiar ke apotik, dijawab ditarik oleh distributor dan di razia oleh BPOM.
5. Apa yang saya rasakan, sepertinya juga dirasakan oleh seorang Erick Thohir ya. Inisiatif beliau untuk menyurati BPOM yang birokratis, lamban dan tidak punya sense of crisis untuk minta percepatan keluarnya EUA (Emergency Use Autorization), supaya niat beliau untuk menyediakan obat murah yang bagus bagi masyarakat kebanyakan bisa direalisasikan segera.
6. Obat terapi covid sekarang ini mahal sekali, dan paska pengobatan punya dampak yang luas. Kuitansi rumah sakit yang merawat covid-19 rata-rata penyintas menghabiskan Rp. 250 juta keatas, bahkan ada yang sampai Rp. 1 Milyar lebih. Sedangkan dampaknya, juga rata-rata penyintas merasakan berat setelah keluar dari rumah sakit (saya merasakan kelumpuhan sementara, cepat cape, nafas sengal tidak seperti semula).
7. Ivermectin ini seperti, setetes air ditengah gurun. Ketika obat terapi covid yang lain mahalnya audzubillah, muncul Ivermectin yang murah (rencana produksi massal oleh BUMN dg harga hanya Rp. 7.000). Juga, ketika obat terapi covid yang lain dampaknya lebih besar dan panjang bagi penyintas, muncul ivermectin yang sampai sekarang para peneliti masih bingung apa dampaknya kedepan kalau mengkonsumsi ivermectin.
8. Mudah-mudahan ivermectin menjadi alternatif yang sudah di takdirkan oleh Allah. Sebuah hadits Riwayat Bukhari, Rasulullah saw. menyampaikan, “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan akan menurunkan pula obat untuk penyakit itu”.
9. Mimpi kita adalah bagaimana suatu saat yang tidak terlalu lama, pandemi covid ini menjadi endemi. Sama seperti pandemi flu spanyol tahun 1918 yang lalu, pandemi yang menelan jutaan korban, tapi kemudian menjadi endemi. Flu yang kemudian bisa diobati oleh obat yang tersedia luas di masyarakat, murah dan mudah di jangkau.
Saat itu kehidupan normal akan kembali kita dapatkan. ****