BANDUNG – Ekpos.Com >> Sejak berdiri tahun 2019 hingga saat ini Pondok Quran Yatim Duafa Baitul Jannah, Jl Pagermaneuh, Ciumbuleuit, Kabupaten Bandung Barat (KBB) bertahan tanpa adanya bantuan dari pemerintah.
Padahal menurut pengelola pondok, Ustad Yopi bersama isterinya, Umi Kulsum, biaya pengelolaan selama sebulan untuk 6 pondok yang dihuni oleh 90 siswa dan 17 pengajar itu mencapai 67 juta.
“Alhamdulillah kami bisa bertahan hingga saat ini tanpa ada bantuan sepeserpun dari pemerintah KBB,” jelas Ustad Yopi, saat ditemui di pondok Quran Yatim Duafa Baitul Jannah, Sabtu (17/7/2021).
Ia mengungkapkan sejauh ini untuk biaya operasional diperoleh dari para donatur, baik lewat relasinya maupun yang datang sendiri ke pondoknya.
“Alhamdulillah para donatur pada datang ke sini. Namun yang paling sering memberikan bantuan dari Sespom Polri. Jadi kami memang bersahabat dengan Polri. Salahsatunya yang rutin memberikan bantuan setiap bulan adalah Pa Doni. Walaupun saat ini dia tidak menjabat lagi sebagai Kanit Sabhara Polsek Cidadap, namun ia rutin memberikan bantuan pada kami,”ujarnya.
Dikatakan, pihaknya bukan tidak berharap adanya bantuan dari pemerintah KBB. Namun sudah beberapa kali ia mengajukan, hingga saat ini belum ada sepeserpun yang dikucurkan. Padahal, biaya operasional cukup besar, karena untuk tempat saja masih ngontrak.
“Kita sudah beberapa kali mengajukan hingga saat ini tidak terealisasi dengan alasan berbagai macam. Apalagi kondisi sekarang masih pandemi civid 19. Pernah ada bantuan sembako untuk dua orang anak, namun pas dibuka berasnya sudah berkutu dan telor juga sudah busuk,”paparnya.
Yang lebih miris lagi, sejauh ini hanya pondok pesantren besar yang mendapatkan bantuan dari pemerintah KBB. Sementara pondok pesantren kecil seperti yang dikelolanya tidak pernah dilirik.
“Ya kalau pondok pesantren yang besar mungkin dari segi politik punya nilai lebih. Sementara kita, jangankan untuk pembangunan, untuk mengurus surat ijin saja kami tidak mempunyai biaya. Tapi Alhamdulillah, karena kemurahan Alloh semua bisa berjalan, dan kami sudah berhasil menghasilkan puluhan orang yang lulus hafiz Al-Quran,”katanya.
Ketika ditanya soal asal santri didiknya, ia mengatakan tak hanya berasal dari Kota Kabupaten Bandung Barat saja. Banyak diantaranya berasal dari daerah lain bahkan dari pulau Sumatera.
“Santri di sini itu memang rata-rata usianya masih anak-anak. Bahkan yang terakhir kami memperoleh murid yang usianya masih 5 tahun. Ia dalam kondisi shock karena orang tuanya berurusan dengan hukum,” ucapnya.
Ia pun tak lupa mengucapkan terimakasih kepada para donatur yang secara rutin maupun insidental memberikan bantuan untuk kelangsungan pondok pesantren yang dikelolanya. Salahsatunya bantuan sembako dan uang operasional yang diberikan oleh 7 siswa sekolah staf pimpinan pertama (SESPIMMA) Polri Lembang angkatan 66 asal Jawa Barat.
“Ya hanya bisa mengucapkan terimakasih kepada para donatur. Begitu juga bantuan yang diberikan oleh Ibu dan Bapak dari Sespimma Lembang angkatan 66 asal Jabar ini. Semoga Alloh membalas budi baiknya secara berlipat ganda, serta dilancarkan saat menjalani pendidikan, aamiin,”Pungkasnya. **