MUHASABAH : Introsfeksi Diri Akhir Tahun 2021,Semoga Pandemi Segera Berakhir

Oleh : A Rusdiana

Islam mengajarkan pada umatnya bahwa “setiap orang muslim dituntun untuk senantiasa melakukan muhasabah/introsfeksi diri, firman Allah SWT., dalam surah al-Hasyr ayat 18 yang berbunyi;“…. dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memerhatikan apa yang ia telah sediakan untuk hari esok (hari Akhirat). …” (QS. al-Hasyr [59]:18). Atas dasar itu, Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah mengingatkan bahwa kehidupan dunia adalah waktu untuk beramal, dan semua yang kita lakukan di dunia ini akan kita pertanggungjawabkan di akhirat: “…Dunia berjalan membelakangi kita, sedangkan akhirat berjalan menghampiri kita. Masing-masing dari dunia dan akhirat memiliki anak-anaknya. Maka jadilah bagian dari anak-anak akhirat dan janganlah menjadi bagian dari anak-anak dunia, karena hari ini adalah waktunya beramal dan tidak ada hisab, sedangkan besok adalah waktunya mempertanggungjawabkan amal, dan bukan waktunya beramal,” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari).
Untuk hal itu, Ibnu Hibban mengabarkan dalam hadits-nya dari sahabat Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “ada enam sifat yang dibenci oleh Allah SWT., yaitu:
1. Orang yang takabbur atau sombong ada dua macam. Pertama, menolak kebenaran yang disampaikan oleh orang lain padahal ia tahu bahwa hal itu benar. Jenis takabbur yang kedua adalah merendahkan orang lain. Ia akan menganggap dirinya memiliki keistimewaan lebih atas orang lain sehingga melihat dirinya dengan pandangan kesempurnaan dan penuh kebaikan. Dia melupakan bahwa itu semua adalah anugerah yang Allah berikan kepadanya.
2. Seseorang yang rakus dan gandrung untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan niat yang tidak benar dan didorong kecintaannya yang sangat besar terhadap harta. Ia tidak peduli dari mana harta itu ia peroleh, apakah dari sumber yang halal ataukah haram. Dengan itu, ia bertujuan untuk memenuhi keinginan hawa nafsunya yang haram dan membanggakan diri di hadapan para hamba yang lain.
3. Orang yang karena kerakusan dan kegandrungannya pada harta, ia memperbanyak omongan dengan tujuan supaya bisa mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Ia tidak peduli apakah omongannya halal ataukah haram.
4.Menjadi bangkai di malam hari; yaitu orang yang menghabiskan seluruh waktu malamnya untuk tidur. Ia tidak peduli untuk melakukan shalat sama sekali.
5. Menjadi keledai di siang hari; yaitu orang yang ia pikirkan hanya bagaimana bisa memakan berbagai menu makanan dan banyak menikmati berbagai kemewahan hidup. Dengan sebab itu, ia lalai melakukan hal-hal yang Allah wajibkan kepadanya.
6. Orang yang hanya mengetahui perkara dunia namun bodoh mengenai perkara akhirat. Yakni mengetahui bagaimana cara mencari dan mengumpulkan harta, akan tetapi tidak memiliki pengetahuan mengenai bagian ilmu agama yang fardlu ‘ain untuk dipelajari.
Enam sifat sifat di atas menjadi bahan introsfeksi tahun depan. Tidak menutup kemungkinan pandemi covid belum berakhir, peneybabnya ada pada enam sifat tersebut. Naudzubillah min dzalik. Dengan introsfeksi berharap pandemi juga segera berakhir. Menguatkan keyakinan bahwa, di akhirat kelak, seseorang akan dimintai pertanggungjawaban atas pendengaran, penglihatan dan hatinya, akan dihisab atas apa yang dilakukan oleh seluruh anggota badannya. Dikerenakan hati adalah pemimpin anggota badan, maka perbuatan anggota badan sejatinya mencerminkan apa yang ada dalam hati. Jika hati-nya baik, maka anggota badan-pun menjadi baik. Dan jika hati-nya rusak, maka rusaklah anggota badannya. ‘Wallahu A’lam Bi as-Showab’.

(Penulis adalah guru besar UIN SGD Bandung-Pakar Manajeman Pendidikan, Tinggal di Bandung)

Total
0
Shares
Previous Article

Refleksi FST UIN Bandung 2021 : Media Intropeksi Diri, Meraih Ridha Illahi

Next Article

Refleksi Akhir Tahun INDONESIA BANGKIT DAN MAJU TANPA PERSATUAN: MUNGKINKAH?

Related Posts