CIMAHI-Ekpos.com
Untuk merealisasikan digitalisasi program unggulan ekosistem Mesjid dalam rangka Mesjid berdaya dam Mesjid Makmurkan Umat, Ketua MUI Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Dr.H. Agus Raharusun, mengatakan MUSRENTA (Musawarah Rencana Takmir) yang digelar MUI Leuwigajah menghadirkan Mitra Program Dakwah Digital masjid yakni PT SPS ( Sarana Pembayaran Syariah) serta mitra program Pemberdayaan Ekonomi Keuangan Syariah dari BSI ( Bank Syariah Indonesia).
Menurut Agus , selain penguatan dan show Program Mesjid acara ini mengganden 2 mitra terebut dengan tujuan:
Pertama, kemitraan dengan PT. SPS diharapkan semua masjid bisa masuk kepada ekosistem melalui layanan Digital berbasis alikasi Hijrah Masjid karya PT SPS. Aplikasi ini menawarkan ragam fitur berbasis program masjid. Seperti virtual kas yg bisa diakses datanya semua jamaah, panduan program yang visible serta ekspose para asatiz yg mengisi kegiatan Masjid.
Bertindak sbg motivator Digital adalah Ahmad Zahir, Head Specialist product PT SPS, yg memandu dan mendemontrasikan aplikasi ini . “Nampaknya tagline Masjid Ramah Digital akan bisa terwujud melalui aplikasi ini,” kata Zahir dihadapan para DKM .
Selain itu, PT SPS juga memberikan 2 Mesin EDC atau Electronic Data Capture yakni sebuah mesin yang membantu menerima proses pembayaran . Seperti pulsa, rek listrik , belanja online, token listrik serta beberapa layanan warung digital lainnya.
Mesin ini diper untukkan bagi masjid yg ditargetkan dalam kerjasama dengan MUI Leuwigajah. Yakni sebagai projecting pilot Unit Usaha Masjid dengan layanan warung digital. Ada dua masjid yang sedang dibidik terkait program Unit usaha Masjid ini. Yakni Mesjid Miftahus Shiddiq RW 09 denga yakni Koprasi masjidnya serta mesjid Al Mukarromah dengan Kedai masjidnya plus beberapa mesid dengan potensi terkait.
Kedua, kemitraan dengan BSI. Bank Syariah platmerah ini akan concern menjadikan masjid sebagai wajah depan info dan layanan perbankan Syariah bagi jamaah dan msyarakat sekitar masjid. Untuk itu, BSI melayanai pembukaan rekening Masjid secara mudah.
Konsultan product BSI, kang Bayu menjelaskan kesiaapan BSI bermitra dengan mesjid melalui MUI guna menselasarkan visi takmir berbasis pemberdayaan dan ekonomi.
POKOK MUSRENTA
Acara MUSRENTA berisi 2 agenda pokok yakni Proyeksi dan Potensi Mesjid dalam programnya ditangan para pengurus DKM. Misi Digital dan memberdayakan harus menjadi spirit kegiatan masjid pada era sekarang.
“ Kita tak bisa menolak kehadiran Teknologi digital untuk merambah layanan dan transparasi bagi semua pecinta rumah Allah ini” ujar H.Agus.
Selain itu, sambung Agus, ungkapan,memakmurkan masjid harus ditingkatkan menjadi mesjid memakmurkan jamaah. Sebab bila masjid ada jamaah berarti mesjid itu makmur dan artinya memberdayakan.
“ Iniasiasi program Imaroh ( Aktifitas) yang diusun DKM Al Hijrah misalnya, melalui program harian, mingguan , bulanan serta tahunan menjadi model ideal mewadahi aspirasi dan edukasi jamaah. Bukan hanya layanan ubudiyah personal tapi juga jamaah sosial dari program shalat Jamaah, bina baca Quran OWOJ ( One Week One Juz) sampai santunan muallaf menjadi program Masjid di RW 11 “ terangnya.
Hal yg sama juga didukung H Asep, DKM Al Muhajirin RW 12 yg mengulas program keilmuan dan layanan prima jamaah dimasjidnya.
Selain itu, program idaroh (manajerial) juga menjadi concern usul dan pengalaman masjid Al Ikhlas RW 15. “Pengelolaan jamaah yg multi kultur dan back round beragam harus menjadi perhatian dalam memanage masjid, “papar H Heri DKM mesjid Al-Ikhlas.
Melengkapi 2 program ini, juga tak kalah penting program Ri’ayah ( Fisik) yg menjadi problem beberapa DKM . Seperti mesjid Nurul Huda Cireundeu RW 10 yg membutuhkan renovasi sarana belajar bagi anak anak dimasjid. Juga Mesjid Nurul Ikhwan RW 20 .
Acara ini bergulir dengan ragam masukan dan ide brilian para DKM serta wahan sharing program. “Mesjid harus terarah dengan program riil dan tidak melayang seperti layangan putus,” kata ust Bustanul Arifin yang juga Sekretaris MUI Leuwigajah.
Gelaran MUSRENTA disambut antusias oleh para pengurus DKM,salah satunya ustaz Haryanto dari Mesjid Al Fath, Ia berharap acara serupa bisa digelarkembali secara rutin, sebagai momen untuk mengokohkan ukhuwah islamiayah sekaligus sinergis membangun kebersamaan dalam rangka pemberdayaan umat berbasis mesjid.
MUI Leuwigajah merespon dan mengapresiasi semua harapan dan saran para pengurus DKM. Dan, S hasil MUSRENTA ini akan direkap dan dimatangkan, selanjutnya disosialisasikan kembali kepada para DKM. Begitu juga minta saran dan masukan dari pemerintahan sebagai mitra MUI.
Hal yg tak kalah penting ditegaskan H.Agus yakni tentang keterlibatan kaum muda dalam dinamika aktifitas .
” Terlebih kompetensi digital itu ada pada mereka. Bahkan prediksi fenomena bonus demografi dengan banyaknya usia muda produktif tak boleh alpa dari program DKM, “ katanya.
Menurutnya,sangat klop bila misi Digitalisasi Program Mesjid ini ditangani oleh para milienial melalui IRMA (Ikatan Remaja Mesjid). Sebab itu, Kedepan MUI akan menyasar kebutuhan ini sekaligus memberi motivasi para DKM untuk tetap ikhlas dan profesional dalam mengelola program mesjid. Sehingga visi kota Cimahi Religius dan Agamis tidak sekedar tagline semata.*** Harry Gibrant