BANDUNG, Ekpos.Com >> Sebanyak 23 sekolah dari tingkat PAUD-SMP di Kota Bandung, mencoba kurikulum baru bernama Prototipe (merdeka).
Meski harus meraba-raba sekitar tiga bulan, namun akhirnya bisa menemukan pola bagaimana agar kurikulum ini bisa efektif untuk anak-anak didik mereka.
Kepala Sekolah SMPN 12 Bandung, Agus Deni menyampaikan, kurikulum ini lebih fleksibel dan memberikan keleluasaan peserta didik untuk berpikir lebih kreatif.
“Saat pembelajaran jarak jauh (PJJ), sekolah kami mulai menerapkan pelajaran berbasis kewirausahaan dengan tema ketahanan pangan dan ekonomi. Selama setahun ini pelajaran berbasis proyek kita integrasikan melalui beberapa mata pelajaran,” ujar Agus saat diskusi bersama Komisi X DPR RI dengan para kepala sekolah penggerak di Balai Kota Bandung, Jumat (18/3/2022).
Senada, Kepala Sekolah SDN 061 Cijerah, Januar Musliadi, mengaku saat pertama kali mengaplikasikan kurikulum ini, ia dan para guru di sekolahnya masih menjajaki kurikulum merdeka.
“Ternyata, setelah kami jalani, kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler beragam. Anak didik diberikan cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan potensi,” katanya.
Menurutnya, anak-anak jadi lebih nyaman belajar, mengeksplor dirinya.
“Bukan hanya fokus pada materi, tapi juga soft skill mereka terasah,” imbuhnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengaku sempat khawatir dengan kasus omicron yang meninggi dua bulan ke belakang akan berpengaruh terhadap pembelajaran para siswa.
Yana menambahkan, hingga saat ini tidak ada sekolah yang ditutup karena kasus positif dari kluster sekolah. Selain itu, keseriusan dalam memajukan pendidikan di Kota Bandung juga terlihat dari alokasi APBD Kota Bandung untuk pendidikan sudah jauh di atas ketentuan.
“Kita sudah di atas ketentuan 20 persen. APBD untuk pendidikan di Kota Bandung kita ada di angka 27 persen. Kami memang memberikan porsi yang cukup besar untuk pendidikan ini,” pungkasnya.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menyampaikan bagaimana pandemi sangat berdampak pada PJJ berkepanjangan. Hingga berdampak juga bagi para peserta didik pada kesenjangan pengetahuannya.
‘Mendengar cerita dari para tenaga pendidik di sini tentang aplikasi kurikulum merdeka, saya berharap kurikulum ini bisa disempurnakan secara terarah dan berkelanjutan. dan tentu harus mengacu pada pasal 35 ayat 2, dan pasal 36 ayat 1,’ tutupnya. ***