Jakarta – ekpos.com – Kegiatan keagamaan selama bulan puasa yg mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini terlihat dari jemaah masjid yang menunjukkan tingginya antusias masyarakat dalam mengikuti kegiatan ibadah. Tingginya antusiasme masyarakat juga dikarenakan sudah ada kelonggaran melaksanakan ibadah di Masjid dimasa Pandemi.
Kondisi tersebut menjadi peluang bagi penganut paham radikal untuk menyusupi dan mengembangkan ajarannya. Namun demikian, Pemerintah terus menghimbau agar masyarakat tidak mengusung ajaran radikal yang berseberangan dengan Pancasila.
Pengamat Intelijen, Ngasiman Djoyonegoro mengatakan, penceramah agama diharapkan berperan memperkuat nilai-nilai keimanan, ketakwaan, persatuan. Hal tersebut guna menghindari para umat terpapar paham radikalisme.
“Para Ulama agar melakukan dakwah kesalehan sosial yang sesuai dengan ajaran agama, sehingga para umat terhindar dari paparan radikalisme,” ujar Ngasiman (25/04) melalui keterangannya.
Dukungan serupa dilontarkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Banuroja dan Pengurus LBM PBNU 2022-2027, Abdullah Aniq Nawawi, Lc., MA, dalam keterangannya menyampaikan, perlunya antisipasi kepada masyarakat dalam kegiatan keagamaan sehingga terhindar dari paham radikalisme.
“Tanpa kedamaian, agama tidak bisa dijalankan dengan maksimal. Untuk itu, masyarakat tidak mengusung ajaran radikal yang bersebrangan dengan Pancasila,” ujarnya. (Red).