Jakarta – ekpos.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi kembali mengadakan mengadakan kegiatan “Gali Ilmu” yang merupakan acara belajar santai mengenai berbagai kemampuan digital yang diperlukan Netizen masa kini. Gali Ilmu kali ini bertema “Personal Branding – Buka Peluang Karir dengan Makin Cakap Digital”, bersama narasumber Digital Creator dan Pegawai BUMN, Forbes 30 Under 30, Vina Muliana, Kamis (11/8).
Dirjen Aptika Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, dalam sambutannya menyampaikan bahwa, hingga tahun 2021 lalu, Program Literasi Digital ini telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat di 515 Kabupaten/Kota pada 34 provinsi di Indonesia.
“Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang baik agar masyarakat tidak ada yang tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital ini,” tutur Dirjen Semuel dalam sambutannya sekaligus membuka acara.
Dirjen Semuel juga berharap, agar kegiatan ini dapat mendorong terciptanya talenta-talenta digital baru di Indonesia yang lebih berkualitas dan siap dalam membantu mewujudkan Indonesia Digital Nation.
*Personal Branding Yang Kuat Memudahkan Recruiter Memilih Kandidat*
Memulai paparannya, Vina Muliana menyampaikan bahwa, 95% recruiter melakukan background verification dari kandidat yang akan mereka terima dan salah satu aspek yang diverifikasi adalah media sosial.
“Ini membuktikan bahwa mereka yang memiliki jejak digital yang baik nantinya akan lebih mudah menarik perhatian para recruiter,” jelasnya.
Vina melanjutkan, dengan memberikan definisi sederhana personal branding, yang pertama adalah apa persepsi orang terhadap kita sebelum mengenal kita lebih dekat, dan kedua, apa yang orang-orang bicarakan tentang kita saat kita tidak ada di tempat.
Untuk itu, penting untuk membangun sebuah personal branding yang sehat dan bukan sekedar “pencitraan”.
*Pemilihan Platform Digital Yang Tepat Akan Menunjang Personal Branding*
Disampaikan oleh Vina bahwa, tidak perlu memilih semua platform digital yang ada untuk menunjang personal branding dan lebih baik ambil satu atau dua platform yang dirasa sesuai dengan kelebihan yang dimiliki dan fokus di platform tersebut. “Dengan begitu personal branding yang teman-teman hasilkan nantinya akan lebih terarah,” kata Vina.
Kemudian dalam membuat sebuah konten di media sosial, penting untuk tanyakan tiga hal ini: Apakah konten tersebut penting dan berhubungan dengan kehidupan orang-orang? Apakah bisa menjadi solusi atas kebutuhan dan permasalahan yang ada? Apakah bisa memotivasi atau menghibur orang-orang?
“Dengan memikirkan hal-hal tersebut dalam membuat konten, akan membuat personal branding yang dicitrakan semakin maksimal,” tambah Vina.
Vina menutup paparannya dengan sebuah motivasi bahwa, personal branding itu bukan hanya sekedar memberi “cap” pada diri sendiri tetapi juga cara untuk bisa memberikan dan menyampaikan manfaat serta value di dalam diri. (Bng).