BANDUNG, Ekpos.Com >> Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI, Dr Baby Siti Salamah menilai, implementasi pembumian ideologi Pancasila yang konsisten diterapkan di kalangan pelajar SMA/SMK/SLB di Jabar patut dicontoh provinsi lain di tengah ancaman budaya luar yang mengancam ideologi Pancasila.
Atas perstasi tersebut BPIP mengapresiasi komitmen Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat dalam membumikan ideologi Pancasila di kalangan pelajar.
“Sangat bisa jadi pilot project karena itu mesti dielaborasi dan di-endorse ke daerah-daerah lain agar meniru yang bagus,” ujar Baby dalam Diklat bagi Pengajar Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila di Mercure Hotel, Jalan Lengkong, Kota Bandung, Jumat (21/10/2022).
Baby juga menyebut, upaya Disdik Jabar dalam menerapkan penggunaan pakaian adat di kalangan pelajar dan pengajar SMA/SMK/SLB serta membiasakan menggunakan salam patut diacungi jempol, karena upaya tersebut menjadi salah satu perwujudan nilai-nilai Pancasila.
“Kalau gak kita yang membanggakan terus siapa? Lama-lama budaya kita tuh punah loh,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Baby pun mengapresiasi penyelenggaraan Festival Mustikarasa oleh Disdik Jabar. Melalui Festival tersebut, para pelajar dikenalkan sejak dini dengan beragam menu masakan khas Indonesia yang dapat menambah kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mustikarasa merupakan buku kumpulan resep masakan dari berbagai daerah dari Sabang sampai Merauke di Indonesia. Buku tersebut lahir atas gagasan Proklamator Republik Indonesia IR Soekarno dan buku yang diterbitkan tahun 1967 oleh Departemen Pertanian.
Dalam Festival Mustikarasa yang digelar Disdik Jabar beberapa waktu lalu, peserta yang notabene pelajar SMP, SMA/SMK dan guru saat itu bebas memilih menu dari daerah mana saja. Menariknya, saat proses memasak peserta diwajibkan menggunakan pakaian adat. Alhasil Festival tersebut memecahan Rekor MURI Festival Mustikarasa dengan membuat 1221 Masakan Indonesia Warisan Ir Sukarno secara virtual.
“Bagus, keren! Kami berharap daerah-daerah yang menginspirasi seperti Jawa Barat bisa menularkan ke daerah-daerah lain,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Dedi Supandi yang hadir dalam kegiatan Diklat mengatakan, pihaknya menyampaikan inovasi 7 harkat yang merupakan kepanjangan dari 7 hari berkarakter bagi siswa.
Seperti hari Senin untuk wawasan kebangsaan, Selasa (wawasan global), Rabu (literasi dan lingkungan hidup), Kamis (wawasan lokal atau budaya), Jumat (sehat jasmani rohani), Sabtu (rumahku istanaku), Minggu (berkunjung dan berbagi).
“Itu adalah implementasi-implementasi yang diharapkan. Sangat nyambung sekali karena pada saat nanti implementasi di siswa kita ingin mencoba menebar kebaikan. Baik yang telah kita upayakan di siswa Mustikarasa, ada pakaian beragam budaya, akan kita lampirkan,” kata Dedi.
Dedi pun mengapresiasi langkah BPIP yang hendak kembali menghidupkan penggunaan pakaian adat di lingkungan sekolah. Selain mengenal beragam budaya sendiri, kata Dedi, penggunaan pakaian adat juga ikut mendongkrak ekonomi masyarakat dimana banyak tempat penyewaan pakaian adat jadi ramai pengunjung.
“Dengan ada kegiatan siswa yang menyewa pakaian baju adat, menjadi hal yang ditunggu-tunggu bagi mereka,” ujarnya seraya menambahakan ke depan, pihaknya pun akan kembali menghadirkan momen istimewa siswa siswi di Jabar mengenakan pakaian adat.**