Bogor – ekpos.com – Bupati Demak, dr. Hj. Eisti’anah, Dandim 0716/Demak, Letkol Czi Pribadi Setya Pratomo, Kapolres Demak, AKBP Budi Adhy Buono, Kajari Demak, Andri Kurniawan dan Wakil Ketua DPRD Demak, Zayinul Fata menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Indonesia Tahun 2023 yang digelar di Sentul International Convention Centre, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa (17/1/2023).
Bupati Demak, dr. Hj. Eisti’anah mengungkapkan, Penanganan Stunting di Kabupaten Demak merupakan program prioritas sebagaimana yang dijalankan pemerintah pusat. Beberapa strategi penanganan Stunting memang terus diupayakan.
“Stunting bisa segera diatasi dengan cara gotong-royong. Inilah upaya kita dengan melibatkan kerja sama dengan semua pemangku kebijakan baik pemerintah pusat, provinsi, daerah, desa hingga masyarakat luas,” ujarnya kepada wartawan saat ditemui usai acara.
Bupati mengatakan, pihaknya akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat yang saat ini perlu dilakukan terkait pentingnya menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi dari sumber bahan pangan lokal.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, tercatat hingga tahun 2022 Indonesia masih terjerat pada kasus stunting dan kemiskinan ekstrem, setidaknya terdapat angka 2 persen dari 14 provinsi yang berada di atas angka nasional.
Untuk itu, Presiden Joko Widodo mendorong segenap pimpinan daerah untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem tersebut hingga mencapai target 0 persen pada tahun 2024 mendatang.
“Target kita di 2024 kemiskinan ekstrem ini harus berada pada 0 persen. Ini target yang tidak mudah. Di 2022, masih 2 persen dan 14 provinsi di atas nasional. Semuanya sudah ada datanya, artinya targetnya siapa, sasarannya siapa sudah ada semuanya. Penanganannya seperti apa juga saya kira saya sudah tidak usah menyampaikan lagi. Intervensi apa yang harus dilakukan, semua pemda sudah tahu apa yang harus dilakukan,” ungkapnya.
Selain itu, Presiden juga meminta agar para kepala daerah bisa menekan angka gagal tumbuh pada anak atau stunting di daerahnya masing-masing. Hal tersebut penting mengingat Indonesia akan memiliki bonus demografi yang puncaknya pada tahun 2030-2035 sehingga pengembangan sumber daya manusia (SDM) harus terus dioptimalkan.
“Kalau SDM-SDM kita tidak berada pada posisi yang ininya (otaknya) baik, sehingga memiliki produktivitas baik, hati-hati bukan keuntungan yang akan kita dapat, tetapi akan memberikan beban yang besar kepada negara sehingga stunting harus menjadi target penyelesaian bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia,” jelasnya.
Menurut Presiden, angka stunting secara nasional terus mengalami penurunan dari angka 37 persen pada tahun 2014 menjadi 24 persen pada tahun 2021 dan diperkirakan pada angka 21 persen pada tahun 2022. Meskipun telah turun drastis, namun Presiden terus mendorong agar target di bawah 14 persen pada 2024 bisa tercapai.
“Target kita di tahun 2024 harus berada di bawah 14 persen. Bukan hal yang mudah, tetapi sekali lagi kalau kerja keras kita seperti saat kita bekerja mengatasi pandemi, saya yakin ini bukan persoalan yang susah diselesaikan. Datanya ada,” ucapnya.
Untuk itu, Kepala Negara mendorong para kepala daerah untuk memanfaatkan teknologi dan platform aplikasi dalam memantau stunting di daerahnya seperti yang telah sukses dilakukan oleh Kabupaten Sumedang. Berkat pemanfaatan teknologi tersebut, angka stunting di Kabupaten Sumedang turun drastis dari 32 persen pada tiga tahun yang lalu menjadi 7 persen.
Selain itu, Presiden juga mencontohkan Kabupaten Kampar yang sukses menurunkan angka stunting dengan cara lain, yakni menitipkan anak-anaknya ke perusahaan besar yang ada di daerahnya. Dengan metode tersebut, Kabupaten Kampar berhasil menurunkan angka stunting dari 27 persen ke 8 persen.
“Di Kampar juga sama, tapi tidak menggunakan platform aplikasi, tapi menitipkan anak-anak asuhnya kepada perusahan-perusahaan besar yang ada di Kabupaten Kampar. Ini 100 anak titipkan, 200 anak titipkan, 50 anak titipkan. Itu juga berhasil menurunkan dari 27 (persen) ke angka kurang lebih 8 persen. Ini juga penurunan yang sangat drastis,” tandasnya. (Red).