Jakarta – ekpos.com – Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari wilayah kepulauan dan terletak diantara benua Asia dan Australia disamping memiliki posisi strategis dalam jalur lalu-lintas perdagangan dunia juga memiliki kondisi geografis, geologis, hidro.
Kadispotmaral (Kepala Dinas Potensi Maritim TNI Angkatan Laut), Laksamana Pertama TNI Suradi Agung Slamet sebagai penanggungjawab pelatihan penanggulangan bencana TNI AL Tahun Anggaran 2023 menjelaskan, Pelatihan penanggulangan bencana merupakan program rutin yang dilaksanakan oleh TNI AL melalui Dispotmaral yang diagendakan setiap tahun dan agenda ini selalu di prioritaskan pada daerah-daerah rawan bencana. TNI Angkatan Laut berusaha menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa budaya akan sadar bencana harus di mulai dari kesadaran individu, keluarga dan kelompok, termasuk di lingkungan sekolah sampai pada kelompok masyarakat bawah, Kegiatan pelatihan dianggap sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan kapasitas aparat pemerintah dan masyarakat dalam rangka membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana, ungkapnya.
Pada tahun ini, kegiatan Pelatihan Penanggulangan Bencana Alam dilaksanakan di tiga wilayah yaitu di Lanal Denpasar pada tanggal 22 sampai dengan 24 Februari 2023, Lanal Malang yang dipusatkan di Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar dilaksanakan pada tanggal 7 sampai dengan 9 Maret 2023. Sedangkan Lanal Cilacap dilaksanakan mulai tanggal 14 sampai dengan 16 Maret 2024.
Kadispotmaral juga menyampaikan bahwa, kesiapsiagaan bencana perlu dibangun dari awal sejak dini dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga.
Kesiapan dan partisipasi masyarkat sangat penting dalam penanggulangan bencana. Kesiapan menghadapi ancaman menentukan besar kecilnya resiko dan dampak bencana yang akan diterimaa. Masyarakat di daerah rawan bencana, bersama-sama pihak yang berwenang menjadi “subjek” atau pelaku.
Penanggulangan bencana bukanlah kerja sendiri, melainkan tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah, unsur masyarakat, dunia usaha, akademisi termasuk media baik cetak, elektronik dan sosial media.
Pelatihan yang diinisiasi oleh TNI Angkatan Laut ini, bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan peningkatan kemampuan diri sendiri, kesiapsiagaan, kewaspadaan, sikap tanggap segera menyiapkan alat peralatan, juga menyelamatkan diri dari resiko ganasnya ancaman bencana serta menghadapi terjadinya bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami di daerah pesisir.
Maka, dengan langkah antisipasi siaga bencana tersebut mampu menekan angka korban jiwa dan memahami langkah-langkah pertama yang harus diambil saat terjadi bencana.
Materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut meliputi sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami, penanganan korban gempa bumi dan tsunami, manajemen kesiapsiagaan bencana, prosedur pelaksanaan proses evakuasi mandiri dari ancaman resiko bencana gempa bumi dan tsunami.
Dalam setiap kegiatan pelatihan diakhiri dengan simulasi kesiapsiagaan bencana dan evakuasi mandiri masyarakat pesisir terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami yang melibatkan personel TNI, Polri, Pemda setempat, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, BPBD, Basarnas, BMKG, Pelajar dan Kelompok Masyarakat Peduli Bencana.
logis dan demografis yang rawan terhadap terjadinya bencana dengan frekuensi yang cukup tinggi.
Dalam menyikapi kondisi tersebut, Presiden RI Joko Widodo dalam rapat pimpinan TNI-Polri tahun 2023 beberapa waktu yang lalu menyatakan bahwa, salah satu prioritas nasional adalah membangun lingkungan hidup dan meningkatkan ketahanan bencana.
Dalam mendukung ketahanan bencana tersebut, TNI Angkatan Laut melalui Dinas Potensi Maritim TNI Angkatan Laut (Dispotmaral) melaksanakan program Pelatihan Penanggulangan Bencana (Latgulben) Tahun Anggaran 2023 dalam rangka menumbuhkan masyarakat yang tangguh sebagai pilar bangsa dalam menghadapi bencana. (Red).