Ketua DPRD Demak Ajak Santri Kampanye Anti Bullying

Demak – ekpos.com – Perundungan atau bullying dalam beberapa tahun terakhir ini ramai menjadi perhatian sejumlah pihak. Bullying tidak hanya menimpa anak-anak saja namun juga bisa terjadi di kalangan anak muda maupun dewasa.

Kejadian perundungan yang terjadi di tengah masyarakat memiliki beragam intensitas dari kecil hingga besar. Dampak terjadinya aksi bullying bisa menimbulkan risiko serius bagi kesehatan mental korban terutama anak-anak.

“Jangan saling membully. Mari kita hargai setiap perbedaan. Jangan membenci apabila beda pendapat. Mari kita saling mengasihi dan menyayangi sesama teman,” kata Ketua DPRD Demak, Fahrudin Bisri Slamet saat didaulat menjadi narasumber pendidikan politik dan wawasan kebangsaan yang mengusung tema “Pesantren sebagai Pelopor Anti Kekerasan dan Anti Bullying”, Senin (17/7/2023).

Kegiatan yang difasilitasi Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol) Kabupaten Demak di Pondok Pesantren As Salam Desa Bonangrejo, Kecamatan Bonang Demak itu, dibuka oleh Kepala Kesbngpol Demak, Kendarsih Iriani.

Selain Fahrudin Bisri Slamet yang akrab disapa FBS, acara yang diikuti puluhan santri putri dan putra asuhan KH Nasocha tersebut, juga menhadirkan narasumber dan Kusfitria Marstyasih Fasilitas Nasional Program Roots (Anti Bullying/Anti Perundungan) Kemendikbudristek RI.

Dalam kesempatan itu, FBS juga mengajak para santri agar bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan senantiasa berbuat baik dimanapun berada, terutama di lingkungan pondok dan sekitarnya.

“Gunakan waktu sebaik baiknya, kalau di pesantren yang pinter ngajinya. Jangan ngrasani dan membully,” ujar FBS.

Sementara itu, Kusfitria mengajak para santri di pondok pesantren agar ikut menyuarakan kampanye anti bullying atau perundungan.

Oleh karenanya, pemahaman serta pengetahuan tentang bullying penting disampaikan kepada para santri dan pengasuh di pondok pesantren.

“Jangan sampai hanya karena ketidaktahuan para santri dan pengasuh pesantren, kadang mereka tidak menyadari sedang melakukan perilaku bullying terhadap sesama santri,” katanya.

Menurutnya, bila bullying terus-menerus dilakukan dan tidak ada pengawasan dari orang-orang sekelilingnya di lingkungan pondok pesantren, maka dapat menjadi kebiasaan yang dampaknya bisa merugikan warga pesantren.

“Masyarakat atau pemerhati anak dan elemen lain, perlu memberikan pemahaman melalui kampanye maupun sosialisasi anti bullying ke pondok pesantren,” tandas Kusfitria. (Ar).

Total
0
Shares
Previous Article

Lantamal I Laksanakan Upacara Bendera Tujuh Belasan di Lapangan Apel Maki

Next Article

Legislator Lamhot Apresiasi Program CSR PT. Inalum

Related Posts