Pekalongan – ekpos.com – Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Dr. H. Dudung Abdurachman, S.E, M.M bersama Dr. Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya, menghadiri upacara peresmian Tugu Perjuangan Pekalongan yang berlokasi di Kompleks Stadion Hoegeng, Kota Pekalongan. Acara ini turut dihadiri oleh Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Widi Prasetijono, Danjen Kopassus, Mayjen TNI Dedi Suryadi beserta para Pejabat Utama Kodam IV/Diponegoro dan Forkopimda Kota Pekalongan, Rabu (19/7/2023).
Tugu Perjuangan Pekalongan menjadi momen bersejarah yang dibangun untuk mengabadikan nilai-nilai perjuangan rakyat Kota Pekalongan dalam mengusir penjajah Jepang pada tahun 1945.
Proyek pembangunan tugu ini telah dimulai sejak 6 September 2022 lalu dan akhirnya berhasil diselesaikan menjadi sebuah monumen yang megah.
Dalam sambutannya, Kasad memberikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi serta menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Dr. Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya atas peran pentingnya dalam mewujudkan berdirinya Tugu Perjuangan Pekalongan.
Kasad juga menyampaikan terima kasih atas kontribusi yang diberikan oleh Pangdam IV/Diponegoro dan Walikota Pekalongan, serta semua pihak terkait yang telah membantu pembangunan tugu ini yang akan menjadi bagian dari warisan sejarah bangsa Indonesia.
“Tugu Perjuangan Pekalongan ini didirikan untuk mengenang dan memperingati semangat juang rakyat Kota Pekalongan dalam melawan penjajah Jepang pada 3 Oktober 1945,” ujar Kasad dengan penuh kebanggaan.
Pada hari bersejarah itu, masyarakat Pekalongan dan sekitarnya bersatu padu menyerbu markas Kempeitai Jepang, menggantikan bendera Jepang dengan bendera Merah-Putih. Aksi perlawanan berani tersebut tidaklah tanpa korban, peristiwa bersejarah itu menyisakan duka mendalam dengan gugurnya 37 pejuang dan 12 pejuang lainnya mengalami luka cacat. Evakuasi para korban juga menjadi perjuangan tersendiri karena dilakukan dalam kondisi yang memprihatinkan, namun semangat perjuangan tersebut akhirnya mengantarkan Kota Pekalongan keluar dari belenggu penjajahan dan menuju bersama Kemerdekaan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Saya berharap Tugu yang sudah dibangun ini nantinya dapat dijaga dan dimanfaatkan dengan baik sebagai sarana edukasi bagi generasi penerus bangsa, agar mereka dapat mewarisi semangat juang para pahlawan syuhada bangsa,” tambah Kasad dengan penuh harap.
Tidak hanya Kasad, Dr. Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya juga menyampaikan harapannya, agar NKRI dapat terus dipertahankan dan dijunjung tinggi. Beliau mengajak generasi muda untuk menjadi pemersatu umat dan menjunjung tinggi semangat kesatuan merah-putih, sebagai ciri khas Indonesia yang tidak bisa ditawar lagi.
Wakapendam IV/Diponegoro, Letkol Inf Andy Soelistyo Putro, S.Sos, M.Tr. (Han) menambahkan bahwa, Tugu Perjuangan Pekalongan ini akan menjadi salah satu ikon monumen perjuangan di kota Pekalongan.
Keberadaan Tank AMX 13 beserta meriamnya yang dipajang di sebelah tugu akan menambah daya tarik wisata di Kota Pekalongan, di mana para warga dan wisatawan dapat berfoto dengan alat utama sistem persenjataan tersebut.
Meskipun menjadi ikon baru, Wakapendam mengingatkan kepada masyarakat Pekalongan untuk berperan serta menjaga keasrian dan kebersihan Tugu Perjuangan beserta semua fasilitasnya dengan baik agar tetap terjaga keindahannya.
“Peresmian Tugu Perjuangan Pekalongan diwarnai dengan berbagai atraksi menarik, termasuk atraksi free fall atau terjun payung oleh 18 anggota dari Kopassus dan Polri. Selain itu juga, dipertunjukkan Atraksi drumband dari Yonif R 400/Banteng Raider, marching band dari SMK Nusantara SUPM Batang dan SMK Al Fusha Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, dan Ponpes Walindo. Atraksi lainya adalah Kirab merah putih oleh TNI-Polri, pelajar, santri, mahasiswa, FKPPI, ormas, dan berbagai elemen masyarakat menambah semaraknya peristiwa bersejarah ini,” pungkasnya. (Red/Pendam IV/Dip).