Jakarta – ekpos.com – Executive Chairman The Tony Blair Institute (TBI) for Global Change dan Mantan Perdana Menteri Inggris, Sir Tony Blair, bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk membahas dukungan strategis terhadap program dan kebijakan Pemerintah Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, beberapa isu utama dibahas, termasuk digitalisasi, e-government, perdagangan internasional, dan proyek strategis nasional. “Baru saja saya bertemu Sir Tony Blair, Mantan Perdana Menteri Inggris, dan tadi dibicarakan beberapa hal yang menjadi perhatian utama beliau adalah digitalisasi, di mana digitalisasi ini akan menimbulkan transformasi ataupun revolusi dari Artificial Intelligence. Di mana dengan revolusi ini, kita harus mempersiapkan dan berdasarkan analoginya kalau kendaraan diinjak gas dari era analog dari 50 km/jam digas menjadi 60 km/jam lalu menjadi 70 km/jam, tetapi dengan AI sekali diinjak gas langsung menjadi 500 km/jam, jadi sangat berbeda,” ungkap Menko Airlangga.
Sir Tony Blair memberikan apresiasi terhadap langkah Pemerintah Indonesia dalam mempersiapkan e-government untuk meningkatkan layanan publik. Ia juga menyoroti pentingnya digitalisasi yang memerlukan keahlian dan adaptasi dari generasi muda.
“Untuk digitalisasi, diharapkan punya agility atau keleluasaan untuk bisa mengikuti. Kedua, terkait dengan anak-anak muda, tentunya mereka harus juga bisa menguasai perkembangan teknologi yang akan terus berubah, dan kemampuan agility serta adaptation itu menjadi sangat penting,” jelas Menko Airlangga.
Selain itu, Pemerintah diingatkan akan potensi besar dari data yang terintegrasi untuk mempercepat perkembangan di berbagai sektor, termasuk dalam penanganan pandemi Covid-19 dan pengembangan obat-obatan.
“Data yang sudah kita punya itu besar, termasuk dalam penanganan Covid-19, beliau mengingatkan bahwa ke depan itu revolusi di bidang sains terutama untuk life science itu penting. Kita juga punya basis jumlah penduduk yang besar, sehingga kalau data kita bisa terintegrasi dan bisa digunakan untuk AI, maka pengembangan obat-obatan dan program pengobatan itu bisa direvolusi, sehingga clinical trial bisa dipercepat,” papar Menko Airlangga.
Dalam bidang perdagangan internasional, Sir Tony Blair dan Menko, Airlangga membahas perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan berharap penyelesaiannya dapat dipercepat pada akhir tahun 2023. “Tentang IKN juga kita bahas, karena Sir Tony Blair menjadi bagian dari IKN. Tadi beliau menyampaikan persiapan program kereta api dari pelabuhan dan bandara ke IKN, dan juga terkait dengan infrastruktur IKN, beliau dengan kekuatan namanya akan meng-endorse dan memberikan kredibilitas kepada pengembangan investasi di IKN,” ucap Menko, Airlangga.
Pertemuan ini juga membahas potensi investasi di Indonesia yang akan dihadapi dalam 13 tahun mendatang berkat bonus demografi.
Sir Tony Blair menilai bahwa, kelanjutan program progresif yang saat ini dilakukan oleh Indonesia sangat ditunggu-tunggu dunia, dan hal tersebut akan menarik lebih banyak investasi ke negara ini jika berlanjut secara berkesinambungan.
Menko, Airlangga menyambut baik apresiasi dan dukungan dari Sir Tony Blair, yang menyatakan bahwa progres pembangunan Indonesia saat ini diakui dan diapresiasi oleh mantan PM Inggris tersebut. “Kalau berkelanjutan maka investasi akan berbondong-bondong masuk ke Indonesia,” imbuh Sir Tony Blair.
“Pesannya tentang progres pembangunan Indonesia sekarang adalah remarkable dan Indonesia is extraordinary. Hal ini bukan by chance, tetapi by choice atau pilihan kebijakan yang diapresiasi oleh beliau,” pungkas Menko, Airlangga. (Red).