Oleh: Ahmad Rusdiana
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu” [At-Taubah : 36].
Bulan Muharram adalah salah satu bulan suci yang dianggap sakral oleh umat Islam. Selama bulan tersebut, umat Islam diperintahkan untuk memperbanyak ibadah demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pada zaman Rasulullah, saat memasuki bulan Muharram maka umat Muslim dilarang untuk berperang maupun melakukan tindakan yang berakibat dosa.
Sesuai dengan namanya; Kata Muharram secara bahasa, berarti diharamkan. Abu ‘Amr ibn Al ‘Alaa berkata, “Dinamakan bulan Muharram karena peperangan (jihad) diharam-kan pada bulan tersebut”(Tarikh Ad Dimasyq 1/51). Jika saja jihad yang disyariatkan lalu hukumnya menjadi terlarang pada bulan tersebut maka hal ini bermakna perbuatan-perbuatan yang secara asal telah dilarang oleh Allah Ta’ala memiliki penekanan pengharaman untuk lebih dihindari secara khusus pada bulan ini. Pada bulan ini Allah melarang umatnya untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang-Nya. Seperti misalnya berperang, seperti yang telah dilakukan oleh orang-orang kuraisy sebelum datangnya agama Islam.
Terlepas dari persolan halal dan haramnya yang melakat pada nama bulan. Al Hafizh Abul Fadhl Al ’Iroqiy mengatakan dalam Syarh Tirmidzi, ”Apa hikmah bulan Muharram disebut dengan syahrullah (bulan Allah), padahal semua bulan adalah milik Allah?” Beliau rahimahullah menjawab, ”Disebut demikian karena di bulan Muharram ini diharamkan pembunuhan. Juga bulan Muharram adalah bulan pertama dalam setahun. Bulan ini disandarkan pada Allah (sehingga disebut syahrullah atau bulan Allah) untuk menunjukkan istimewanya bulan ini. Jelaslah bahwa bulan Muharram adalah bulan yang sangat utama dan istimewa. Muharram, paling tidak disini ditemukan 6 keistimewaan pada Muharram, diantaranya:
Pertama: Bulan Muharram disifatkan sebagai Bulan Allah; dari Kedua belas bulan yang ada adalah makhluk ciptaan Allah, akan tetapi bulan Muharram meraih keistimewaan khusus karena hanya bulan inilah yang disebut sebagai Syahrullah Al Asham (Bulan Allah yang Sunyi). Dinamakan demikian, karena sangat terhormatnya bulan ini (Lathaif al-Ma’arif,hal.34), karena itu, tak boleh ada sedikitpun riak dan konflik di bulan ini. Terkaitt dengan Syahrullah (Bulan Allah). Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda: “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”.[ H.R. Muslim (11630)].
Kedua: Muharram Satu dari Empat Bulan Disucikan; Bulan muharram termasuk bulan yang disucikan atau haram dalam islam. Termasuk 3 lainnya juga (Dzulqaadah, Dzulhijah, Rajab). Dimana ini memiliki arti pada bulan Muharram kita dilarang melakukan peperangan, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat at-Taubah ayat 36: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus…”(Q.S. at Taubah[9]:36).
Ketiga: Muharram Bulan Kemuliaan bagi Para Nabi Dalam Kitab Al-Nawadzir oleh Syekh Sihabuddin bin Salamah Al-Qolyubi, ada 10 nama nabi yang diangkat derajatnya pada bulan Muharram: Yaitu Nabi Adam AS, Nabi Idris AS, Nabi Nuh AS, Nabi Inrahim AS, Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Ayub AS, Nabi Yunus AS, Nabi Yakub AS, Nabi Isa AS.
Keempat: Perhitungan Pahala dan Dosa yang Berlipat Ganda; Berhati-hatilah saat ingin berbuat dosa. Apalagi, jika dosa tersebut dilakukan saat bulan Muharram. Di bulan ini, dosa yang diperbuat akan mendapatkan hitungan yang berlipat ganda. Sehingga, dosa sekecil apapun sudah pasti akan membuat timbangan amal menjadi berat. Apalagi, jika perbuatan tersebut melakukan dosa yang besar. Namun di saat yang sama, amalan baik yang dilakukan selama bulan Muharram juga akan dilipatgandakan. Inilah mengapa selama bulan Muharram, umat Islam yang beriman akan memanfaatkan momen tersebut dengan berbuat baik sebanyak-banyaknya. Mereka juga lebih berhati-hati agar tidak melakukan tindakan yang dimurkai oleh Allah.
Kelima: Menjadi Moment Terbaik untuk Berpuasa Setelah Bulan Ramadhan; Banyak hari baik yang terjadi pada bulan muharram, kita bisa memanfaatkan mengumpulkan pahala salah satunya dengan berpuasa. “Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, dan sebaik-baik sholat setelah sholat fardhu adalah sholat malam.” (HR Muslim).
Dalam sebuah riwayat oleh Ali bin Abi Thalib dari Rasulullah SAW juga dijelaskan, berpuasa di bulan Muharram maka akan diterima taubatnya. MasyaAllah. “Jika engkau ingin berpuasa setelah Ramadan, maka berpuasalah pada bulan Muharram. Sesungguhnya bulan tersebut adalah bulan Allah dan pada bulan itu terdapat satu hari di mana ketika suatu kaum bertaubat, Allah juga menerima taubat kaum yang lain.” (HR Tirmidzi).
Keenam: Hari Asyura yang Penuh Keberkahan; Islam menyebut hari Asyura adalah waktu yang paling istimewa karena banyak peristiwa bersejarah terjadi pada hari ini. Hari Asyura dalam kalender Islam jatuh pada tanggal 10 di bulan Muharram. Pada hari istimewa ini, dianjurkan untuk menunaikan puasa Asyura tepat pada 10 Muharram dan lengkapi pula dengan puasa Tasu’a pada 9 Muharram. Hal itu dijelaskan Ibnu Abbas ra. Ia berkata: “Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh para Sahabatnya juga berpuasa, maka mereka berkata: Wahai Rasulullah SAW, hari Asyura itu hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Maka Rasulullah SAW bersabda: Kalau demikian, Insya Allah tahun depan kita berpuasa pada hari yang kesembilan.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).
Pada akhirnya Bulan Muharram adalah Syahrullah (Bulan Allah); kida dapat mengambil ibroh dua pembelajaran dari Suri tauladan dan panutan kita, Rasulullah SAW. ”Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.”[HR. Muslim no 2812]. Jelaslah bahwa bulan Muharram adalah bulan yang sangat utama dan istimewa. Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam sistem kalender Islam. Oleh karena itu salah satu momentum yang sangat penting bagi umat Islam yaitu menjadikan pergantian tahun baru Islam sebagai sarana umat Islam untuk muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah dilakukan dan rencana ke depan yang lebih baik lagi. Momentum perubahan dan perbaikan menuju kebangkitan Islam sesuai dengan jiwa hijrah Rasulullah saw. dan sahabatnya dari Mekah dan Madinah.(Wallahu A’lam Bishowab)
*(Penulis adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan/Motivator Pendidikan Indonesia)