Menyingkap 7 Pelajaran Hidup dari Acara Reuni

Oleh:  Ahmad Rusdiana

(Guru Besar Manajemen Pendidikan)

“Masak labu pantang dibalik-Masak ketan pake ragi-Masa lalu memang baik-Masa depan lebih baik-lagi”

Reuni,merupakan salah satu acara nostalgia yang paling diminati intinya silaturrahmi. Bertemu lagi setelah bertahun-tahun tidak bertemu pasti menimbulkan kesan tersendiri, Memang kudrat dari Illahi, manusia harus silaturrami. Secara bahasa, silaturahmi berasal dari kata shilah yang berarti hubungan dan rahim yang berarti kerabat. Rahim sendiri juga berasal dari kata Ar Rahmah yang berarti kasih sayang atau kekeluargaan. Hal ini sebagaimana dalam salah satu hadits, yang artinya: “Bukanlah bersilaturahmi orang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturahmi adalah yang menyambung apa yang terputus.” (HR Bukhari). Silaturahmi adalah salah satu ajaran yang diperintahkan oleh Allah SWT. Rasulullah mengajarkan bahwa “orang yang menyambung tali silaturahim adalah orang yang beriman kepada hari akhir”.

Yang dulunya berantakan, sekarang rapi. Yang dulunya kucel dan tidak terurus, sekarang sudah wangi dan rapi. Pasti ada banyak sekali perubahan yang akan ditemukan. Dalam acara reuni bukan hanya sekedar silaturrahmi, bisa juga membahas banyak hal bersama, tertawa bersama bahkan mengenang masa kuliah bersama lebih jauhnya dapar membangun kerjasama. Dari reuni inilah, bisa mengingat kembali seperti apa sosok teman-teman di zaman/waktu kuliah dulu yang sekarang mungkin sudah menjadi istri atau suami orang. Di balik semua keseruan tersebut, ternyata ada banyak hikmah berharga yang bisa diambil dari acara reuni, antara lain:

Pertama: Posisi adalah tempat yang memang diperuntukkan untuk kita semua; Reuni saat bertemu lagi dengan orang-orang di masa lalu, semua pasti akan menyadari dimana posisi sekarang. Dengan sendirinya semua akan tahu bahwa tempat yang berdiri sekarang ini adalah tempat yang memang diperuntukkan untuk kita semua, sama halnya dengan semua teman-teman. Ketika berada di tempat yang seharusnya. Entah pekerjaan, menjadi istri atau suami, semua terjadi karena memang sudah seharusnya terjadi seperti itu sudah kodratnya bawaan Illahi.

Kedua: Manusia pasti berubah, tapi persahabatan tetap sama. Reuni akan bertemu lagi dengan teman-teman yang sudah lama tidak bertemu dengan mereka. Saat bertemu dengan mereka, akan melihat banyak perubahan fisik bahkan wajah mereka. Semuanya mengalami perubahan tetapi tidak dengan rasa persahabatan yang pernah dialami sebelumnya. Saat reuni, memang tidak sadar dan tidak canggung berbicara, tertawa bahkan mengolok meski sudah lama tidak bertemu. Namun, saat berbicara dengannya seperti baru saja bertemu kemarin malam, lama kemudian semakin berani serasa dekat meski tak bertemu didarat.

Ketiga: Kedewasaan membawa perubahan pada gaya hidup dan tidak apa-apa. tidak lagi ikut berkemah dalam keadaan berpakaian. Kalau dulu cupu, sekarang kamu sudah dewasa dan pastinya semua penampilan cupumu itu akan hilang. Pasikan akan lebih bisa mendandani diri Anda dengan baik. Tidak lagi cupu dan culun, melainkan wangi dan rapi. Ada perubahan dalam gaya hidup dan teman-teman dan itu tidak apa-apa. Itu adalah bukti bahwa manusia itu berkembang.

Keempat: Masa lalu memang baik, tapi masa depan itu lebih baik lagi. Semua orang mungkin memiliki masa-masa indah yang dengan teman-temanmu yang dilalui bersama. Namun, setelah reuni mereka akan sadar bahwa masa depan ternyata lebih baik lagi. Karena sekarang sudah bertumbuh semakin dewasa dan tidak lagi memiliki tanggung jawab untuk kuliah dan mengerjakan tugas. Semua merasakan sudah menjalani kehidupan dengan baik karena bisa memiliki apa yang dimiliki sekarang.

Kelima: Kenangan dalam diri ternya bisa bertahan lama. Walau sudah berselang lama sekali, nyatanya mereka tidak bisa melupakan begitu saja kenangan yang sudah terlebih dahulu terekam. Saat reuni, masih akan ingat siapa teman yang terlambat, siapa yang paling pintar dan siapa yang paling tampan. Semua itu tidak bisa hilang meski tidak bertemu dengan mereka sama sekali. Begitu juga dalam hidup ini, tidak bisa begitu saja melupakan segala sesuatu yang kita inginkan karena faktanya kenangan yang direkam oleh otak manusia itu bisa bertahan lama.

Keenam: Tidak hidup di masa lalu, tapi tidak apa-apa melihat ke masa lalu untuk mengetahui apa yang telah dilalui. Melihat masa lalu bukan hanya berarti tidak bisa maju atau terjebak di baliknya. Melihat masa lalu itu perlu agar semua tahu apa saja yang sudah dilalui dulu. Jika banyak orang berkata jangan melihat masa lalu, itu seperti salah. Karena kalau tidak ada masa lalu maka tidak ada juga masa sekarang. Masa lalu juga bisa membuat semuanya semakin bersyukur karena bisa melewatinya dengan baik dan ada di masa sekarang.

Ketujuh: Dalam hidup ini tidak ada yang abadi; Saat reuni kuliah, memang tidak menutup kemungkinan semuanya akan menemukan fakta bahwa ada satu atau dua teman kita yang sudah tidak ada lagi di dunia ini. Dari situlah semuanya akan sadar bahwa di dunia ini memang tidak ada yang abadi. Semua punya masa lewatnya sendiri-sendiri. Dan semuanya akan lebih bisa memaknai hari-harimu dengan semakin baik agar bisa benar-benar menjalani kehidupan nyata yang cuma sekali ini.

Singkat kata dari acara reuni yang menyenangkan, mengembalikan kenangan dan penuh tawa, ternyata mengandung banyak hal yang bisa dipelajari. Untuk menyambung tali yang putus, umat Islam dihimbau untuk tetap bersilaturahmi. Memang Reuni itu bukan sekedar pertemuan kembali dan silaturrahmi, melainkan momen merasakan masa lalu di masa depan.

Wallahu A’lam bishowab

 

Total
0
Shares
Previous Article

Panglima TNI: Super Garuda Shield Sebagai Bagian Diplomasi Militer dan Kemanusiaan

Next Article

Lanal Bintan Laksanakan Upacara Peringati HUT TNI Angkatan Laut Ke-78

Related Posts