Demak – ekpos.com – Ratusan massa menggelar unjuk rasa di Alun-alun Simpang Enam Demak. Mereka memprotes kinerja KPU dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 yang menurutnya penuh kecurangan.
Meski longmarch para demonstran sempat dikawal petugas kepolisian, namun massa berubah anarkis saat keinginan mereka ‘mengadili’ Ketua KPU Demak terhalang.
Massa lantas membakar ban, sebagian nekat menyerang regu Dalmas hingga melempar petugas dengan benda-benda keras.
Pasukan anti huru-hara pun terpaksa diterjunkan untuk membubarkan massa. Hingga Rantis Water Cannon milik Polres Kudus diturunkan untuk menghalau massa yang semakin tak terkendali.
Seperti itulah simulasi Sispamkota (Sistem Pengaman Kota) Polres Demak dalam rangka menghadapi situasi kontijensi konflik sosial, Rabu (27/9/2023).
Akhir dari simulasi tersebut, personel gabungan yang terdiri dari TNI, Polri dan Satpol PP berhasil menggagalkan aksi massa yang hendak menyerbu Kantor KPU Demak. Situasi Kabupaten Demak pun kembali kondusif.
Bupati Demak, dr. Eisti’anah mengatakan, simulasi pengamanan kota ini menjadi langkah awal untuk memastikan bahwa Pemerintah Kabupaten Demak siap menghadapi berbagai situasi darurat yang mungkin terjadi selama Pemilu berlangsung.
“Dedikasi, integritas dan kerja keras seluruh aparat keamanan, TNI/Polri dan seluruh instansi terkait akan berdampak positif pada keberhasilan pengamanan Pemilu nanti,” kata Bupati Eisti’anah.
Kesiapan dalam Pemilu, menurut Eisti’anah adalah hal yang tidak bisa dianggap enteng. Seluruh instansi terkait harus memastikan bahwa setiap aspek terkait dengan ketertiban dan keamanan telah disiapkan dengan matang.
“Semua harus dipersiapkan dengan matang, baik kesiapan personel maupun sarana dan prasarana sehingga jika terjadi kontijensi dalam tahapan Pemilu maupun Pemilukada Tahun 2024 segera dapat diantisipasi secara cepat dan tepat,” ungkapnya.
Sementara, Kapolres Demak, AKBP Muhammad Purbaya menjelaskan, meski tidak ingin kontijensi terjadi, personel Polri, khususnya dalam pengamanan Pemilu harus dilatih kesiapannya.
“Ada kekurangan dalam simulasi adalah hal biasa. Maka dari itu, kita akan terus berlatih. Simulasi Sispamkota wajib dilakukan sebagai latihan untuk merefresh, sebab dibutuhkan kemampuan dan kesiapan personel pengamanan gabungan sesuai SOP, yakni TNI, Polri, Satpol PP serta linmas sehingga dapat bersinergi,” pungkasnya. (Red/Munthohar/Ershi).