Batam – ekpos.com, 5 Desember 2023 Sebanyak dua kapal patroli buatan dalam negeri kembali memperkuat jajaran TNI Angkatan Laut (TNI AL). Hal itu ditandai dengan Shipnaming dan Launching dua Kapal Angkatan Laut (KAL) 28 M yaitu KAL Sembulungan II-5-42 KAL Hinako I-2-19, dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali didampingi Ketua Umum Jalasenastri Ny. Fera Muhammad Ali di galangan kapal PT. Citra Shipyard, Kepulauan Riau, Batam, pada Senin (4/12).
Kapal yang diberi nama KAL Sembulungan dan KAL Hinako ini, merupakan bagian integral dari pembangunan kekuatan TNI Angkatan Laut (TNI AL). Salah satunya perencanaan strategis yang siap menjaga keamanan dan melaksanakan penegakkan hukum di laut.
Nama Sembulungan diambil dari nama pantai yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur. Sedangkan nama Hinako diambil dari salah satu pulau yang ada di Nias, Sumatera Utara.
Pembangunan KAL ini dilatarbelakangi oleh luasnya wilayah perairan Indonesia sehingga perlunya unsur bantuan kapal patroli untuk memperkuat dan membantu peran patroli dari unsur KRI dijajaran TNI AL. Sehingga dengan hadirnya dua unit KAL 28 M yang nantinya akan ditempatkan di Lanal Banyuwangi, Lantamal V Surabaya dan Lanal Nias, Lantamal II Padang ini diharapkan akan menambah performa tugas TNI AL
Kegiatan shipnaming secara simbolis ditandai dengan pemotongan pita dan pemecahan kendi oleh Ketua Umum Jalasenastri yang kemudian dilanjutkan dengan pernyataan launching dengan pemotongan tali tross oleh Kasal dan penekanan tombol sirine oleh Kadisadal bersama Dirut PT Citra Shipyard. Kegiatan dilanjutkan dengan penandatangan berita acara dan penyerahan cinderamata.
Dalam kesempatan tersebut, Kasal menyampaikan bahwa kapal ini dibuat untuk kepentingan patroli di Lanal-lanal sebagai patroli keamanan wilayah laut.
“Harapannya, sebisa mungkin seluruh KAL itu dibangun oleh galangan di dalam negeri, dimana perairan Indonesia adalah perairan kepulauan sehingga justru kapal-kapal inilah yang dibutuhkan di perairan-perairan sempit”, ujarnya.
Kasal menambahkan bahwa keunggulan dari kapal ini yaitu dibuat dengan bahan alumunium, memiliki kecepatan yang lebih baik dari kapal sebelumnya. Serta memiliki persenjataan dan peralatan navigasi yang lebih modern.
Kapal Angkatan Laut 28 Meter atau yang lebih dikenal dengan sebutan KAL 28 M merupakan salah satu jenis kapal perang hasil karya putra putri bangsa yang dibangun di Galangan PT. Citra Shipyard dengan masa pembangunan selama 16 bulan terhitung sejak ditandatanginya kontrak pada tanggal 27 September 2022.
Awal dimulainya tahapan pembangunan KAL ini ditandai dengan kegiatan ceremonial first steel cutting dan keel laying pada tanggal 29 November 2022 di workshop PT. Citra Shipyard.
Kapal tersebut memiliki spesifikasi teknis yaitu panjang 28,98 Meter, lebar 6,20 Meter, draught 1,40 Meter, kecepatan maksimum 28 Knots, kecepatan jelajah 18 Knots, kecepatan ekonomis 13,5 Knots, endurance 3-4 Hari, mampu membawa 15 personel dan menggunakan mesin pokok 2 unit MAN V12-1900 Marine Engine Diesel dan diesel generator 2x Perkins 63 KVA
KAL 28 M ini memiliki beberapa keunggulan yaitu diperkuat dengan 1 unit Meriam 20 mm dan 2 Unit Meriam 12,7 mm, mampu beroperasi di berbagai medan dan cuaca. Dengan kecepatan 28 Knots dan kelincahan yang dimiliki KAL 28 M ini mampu memenuhi berbagai misi operasi baik Infiltrasi, Eksfiltrasi maupun misi SAR secara sangat baik.
Shipnaming dalam pembangunan kapal perang merupakan bagian dari rangkaian seremonial pembangunan kapal perang. Secara lengkap, seremonial pembangunan kapal meliputi first steel cutting, keel laying, shipnaming, launching, delivery and receiving, commissioning dan terakhir adalah pengukuhan. Selain itu, pembangunan kapal merupakan salah satu upaya dalam pembangunan kekuatan TNI AL.
TNI AL berkomitmen untuk melaksanakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), serta mengurangi produk impor. Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali baru-baru ini. Langkah ini diambil guna mendukung pemerintah dalam meningkatkan perekonomian, sekaligus sebagai wujud kemandirian bangsa dalam pemenuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan meningkatkan peran Indonesia dalam rantai suplai global.
(Red)