TEKUN-Misbahul Munir, yang biasa dipanggil Kang Munir. (Foto Ist).
Demak – ekpos.com – Bukan sebuah rahasia lagi jika pusat kota atau pun di Ibu kota menjadi daya Tarik tersendiri bagi penduduk daerah untuk mencari pekerjaan. Pusat kota dan atau Ibu kota negara ini dianggap menyediakan peluang kerja yang lebih menjanjikan ketimbang di daerah, salah satunya untuk profesi advokat.
Tapi nyatanya tak semua berpikiran demikian. Contohnya saja advokat asal Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Misbakhul Munir ini, dimana ia memutuskan untuk bertahan di kampung halamannya di tengah godaan rekan-rekannya sesama advokat baik ketika waktu mengenyam Pendidikan di Fakultas Hukum Unissula Semarang maupun sewaktu mengenyam Pendidikan di Magister Ilmu Hukum USM Semarang, bahkan sering pula rekan sejawatnya waktu masih aktif di YLBHI mengajaknya untuk berkarier di ibu kota, tapi saat ini baginya lebih baik di daerah dulu, Menurutnya, siapa lagi yang bisa membesarkan daerah jika bukan putra-putra daerah itu sendir tuturnya.
“Aelepas purna tugas di YLBHI LBH Semarang sebenarnya banyak rekan sejawatnya yang menawarkan untuk buka kantor di pusat Kota Semarang atau di di Jakarta saja. Nah saya coba ubah mindset itu, mencoba membuka kantor hukum di daerah sendiri, membangun daerah sendiri,” kata Misbakhul Munir yang akrab disapa kang Munir melalui keterangannya, Rabu (6/3).
PERESMIAN-Kantor hukum Muda Integrity yang beralamat di Jl. Pantai Moor Desa Purwosari Setro Kidul RT 02/ III, Sayung Demak. (Foto Istimewa).
Sejatinya, tak ada yang salah dari pilihan untuk berkarier di kota besar ataupun di daerah. Namun bagi Kang Munir, pilihan yang dia ambil adalah upaya untuk memajukan daerahnya dan baginya yang terpenting adalah bagaimana masyarakat disekitarnya banyak menerima manfaat dari keberadaan kantor kami ini.
Kang Munir mengawali kariernya sebagai seorang pengacara public di YLBHI LBH Semarang dari tahun 2009 hingga 2016, kemudian setelah purna tugas di YLBHI LBH Semarang, pada tahun 2016 ia bersama dengan rekan-rekanya di Kabupaten Demak mendirikan LBH Demak Eaya, sebuah Lembaga yang focus menangani bantuan hukum secara “cuma-cuma” bagi masyarakat yang tidak mampu di Kabupaten Demak khususnya.
Namanya semakin dikenal masyarakat khususnya warga Demak, karena sering menangani perkara perkara yang menyita perhatian public, dari mulai penggusuran PKL, Pemutusan hubungan kerja, bahkan sempat viral juga menangani perkaranya Mbah Tun, nenek buta huruf yang tidak bisa membaca dan menulis yang menjadi korban mafia tanah dan ditangan dinginnya dibantu dengan rekan sesama advokat yang lain akhirnya kasus itu bisa diselesaikan dengan baik.
Dan setelah dirasa cukup malang melintang di berbagai Lembaga, akhirnya diawal tahun 2024 kini Kang Munir mendirikan sebuah kantor hukum yang mengadopsi standar, sistem dan manajemen kantor hukum besar yang ada di DKI Jakarta, Surabaya, Semarang dan kota besar lainnya bernama MUDA INTEGRITY PARTNERSHIP LAW OFFICE, sebuah kantor hukum professional yang modern dengan mengedapankan pola penyelesaian yang professional dan berintegritas sesuai dengan amanat Undang Undang nomor 18 tahun 2013 tentang Advokat, yang beralamat Jalan Pantai Morosari Desa Purwosari RT 02 RW 03, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, jadi meskipun ini kantor hukum yang professional bersifat oriented tapi menurutnya jiwa sosialnya akan selalu terjaga dan tetap akan memberikan pelayanan kepada masyakat dengan program konsultasi hukum secara gratis atau “cuma-cuma”, tutupnya.
*Pengalanan sebagai Pengacara public di beberapa Lembaga bantuan hukum*
“Setelah sekian lama malang melintang di beberapa Lembaga Bantuan Hukum, Kang Munir kini akhirnya buka kantor hukum sendiri, Menurtnya bangunlah mimpimu hingga menjadi nyata dan bekerja keraslah dengan ketulusan dan kejujuran dan semangat pantang menyerah, karena kesuksesan akan datang mengikutinya,” ucap pengacara yang akrab disapa Munir memulai obrolan dengan jurnalis di wilayah kabupaten Demak, ketika menyambangi waktu peresmian kantornya.
Perjalanan karier Kang Munir sebagai seorang lawyer hingga memiliki kantor law firm sendiri bernama MUDA INTEGRITY PATNERSHIP tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan. Butuh perjuangan, kegigihan, serta keikhalasan dalam menjalani profesinya.
Menurutnya untuk bisa berkembang, ia harus fokus serta mau belajar terus. Sebab, antara satu perkara dengan perkara lain punya tantangan tersendiri.
Setelah kini menjadi membuka kantor hukum sendiri Kang Munir pun tidak akan pernah melupakan sejarah tentang dirinya di kala pertama kali berkecimpung sebagai seorang pengacara.
Pengalaman bertemu dengan seorang klien dari kalangan tidak mampu waktu masih aktif di YLBHI LBH Semarang justru menjadikan Kang Munir, semakin terpanggil melayani banyak orang, terutama dalam memberi pelayanan bantuan hukum dan kepastian hukum.
“Jadi begini ceritanya, saat saya mendampingi klien/ masyarakat ketika berhadapan dengan hukum, tiba-tiba ia minta makan dan uang saku untuk naik angkot ketika pulang nantinya, kata laki laki kelahiran Demak, mengenang kejadian itu.
Mendengar permintaan kliennya itu, Kang Munir jadi merasa iba. Tanpa banyak bicara lagi, ia memenuhi permintaan itu, bahkan tak jarang pula ketika usai bersidang ia makan bareng dengan klien dari bekal yang dibawa oleh klien/masyarakat tersebut. “Dari situlah saya merasa ternyata dunia advokat itu tidak melulu bicara soal fee ya, tapi harus lebih memiliki hati dan mau berbagi dengan orang lain. Apapun kasus hukumnya kita harus dampingi dan itulah kesempatan kita untuk berbagi. Ada cerita menarik lainnya yang dialami Munir saat mulai menapaki dunia pengacara profesional, Lagi-lagi Munir kedapatan mendampingi klien seorang masyarakat yang keluarganya menjadi korban tindak pidana dan memang tidak punya uang sama sekali untuk membayar jasa pengacara, Tanpa pikir panjang, meski tanpa dibayar sepeserpun pengacara alumni Magister Ilmu Hukum USM ini langsung menyanggupinya. Nah, singkat cerita perkara itu berjalan sesuai dengan kehendak clien tersebut papar Munir sambil menampakan wajah sumringah,” tandasnya.
Jatuh bangun telah dilalui Munir dalam meniti karier di dunia advokat. Namun, semua itu justru memperkuat mentalnya
“Saya banyak ditempa dari pengalaman. Belajar dari satu perkara ke perkara lain. Selain itu, aktif dalam organisasi advokat, sehingga bisa ‘belajar’ dari para senior.
Ketika ditanya makna dari nama MUDA INTEGRITY PATNER SHIP April 2024, Munir menjawab “Kebetulan Adek saya bernama Huda juga mulai berkecimpung di dunia advokat. Jadi, Muda punya makna ‘ Munir – Huda’. Sederhana tapi sangat bermakna sekali nama itu,” ujarnya sambil tersenyum.
Berusaha tampil sederhana itulah yang selalu dilakukan oleh Kang Munir, Apalagi tuntutannya sebagai seorang pengacara dan sebagai ketua rukun warga di salah satu di Desa Purwosari membuat dirinya lebih percaya diri dalam bersosialisai dengan Warga sekitar, maka ketika dia memutuskan buka kantor di kampung halamannya banyak masyarakat yang mendukungnya, bahkan banyak juga pejabat, APH (Aparat PenegaK Hukum) dan tokoh tokoh di Kabupaten Demak ini yang mengapresiasi dan mengucapkan selamat dan sukses atas dibukanya kantor MUDA INTEGRITY ini, bahkan ketika awak media datang kekantor yang beralamat Jalan Pantai Morosari Desa Purwosari RT 02 RW 03, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak ini, masih banyak karangan bunga yang menghiasinya. (Red).