Menghargai Peran Lansia dan Menyongsong Bonus Demografi 2030, Wawancara Special dengan Ahmad Rusdiana

Bandung, Ekos.com

Ekpos.com  mengadakan wawancara special dengan pakar manajemen pendidikan, Prof.Dr.Ahmad Rusdiana, MM, Rabu, 29 Mei 2024. terkait Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) diperingati setiap tanggal 29 Mei di Indonesia sebagai bentuk apresiasi terhadap peran penting para lanjut usia (lansia) dalam sejarah dan kemajuan bangsa. Peringatan HLUN 2024 mengusung tema “Lansia Terawat, Indonesia Bermartabat” yang menekankan pentingnya perawatan dan penghargaan terhadap lansia untuk memastikan mereka hidup sejahtera dan bahagia. Tema ini juga relevan dalam konteks Indonesia yang akan memasuki era bonus demografi pada tahun 2030, di mana populasi usia produktif akan mencapai puncaknya.

Inilah hasil wawancaranya:

Pertama: Nilai Edukasi dan Filosofi HLUN; Peringatan HLUN memiliki nilai edukasi dan filosofi yang mendalam. Edukasi tentang pentingnya perawatan lansia mengajarkan generasi muda untuk menghargai dan merawat orang tua mereka. Filosofi yang bisa digali adalah kebijaksanaan yang dimiliki lansia sebagai hasil dari pengalaman hidup yang panjang. Lansia tidak hanya sekadar kelompok yang membutuhkan bantuan, tetapi juga sebagai sumber pengetahuan dan kebijaksanaan yang bisa diwariskan kepada generasi muda.

Kedua: Esensi HLUN dalam Konteks Pembangunan Bangsa; Esensi HLUN dalam konteks pembangunan bangsa sangatlah penting. Menghargai dan merawat lansia mencerminkan budaya dan moral bangsa yang tinggi. Dalam konteks pembangunan bangsa, perhatian terhadap kesejahteraan lansia adalah indikator kemajuan sosial. Negara yang maju tidak hanya dilihat dari kemajuan ekonomi dan teknologi, tetapi juga dari bagaimana mereka memperlakukan kelompok rentan seperti lansia. Hal ini juga sejalan dengan upaya pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, di mana kesejahteraan setiap anggota masyarakat, termasuk lansia, menjadi prioritas.

Ketiga: Eksistensi Lansia dalam Menjaga NKRI; Lansia memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka adalah saksi hidup sejarah perjuangan bangsa, penjaga nilai-nilai tradisi, dan moral yang luhur. Pengalaman dan kebijaksanaan mereka adalah modal sosial yang tak ternilai harganya dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Lansia sering kali menjadi panutan dalam keluarga dan masyarakat, dan nilai-nilai yang mereka ajarkan dapat menjadi fondasi yang kuat bagi generasi muda untuk tetap menjaga semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

Keempat: Menyongsong Bonus Demografi 2030; Dalam konteks menyongsong era bonus demografi pada tahun 2030, di mana populasi usia produktif akan mencapai puncaknya, memperhatikan kesejahteraan lansia menjadi semakin penting. Generasi muda yang produktif harus dilengkapi dengan nilai-nilai moral dan etika yang kuat, yang bisa dipelajari dari para lansia. Selain itu, investasi dalam perawatan lansia akan menciptakan lapangan kerja baru di sektor kesehatan dan sosial, yang juga akan berkontribusi pada perekonomian.

Singkatnya, Hari Lanjut Usia Nasional bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga momen refleksi bagi seluruh masyarakat untuk menghargai dan merawat lansia. Nilai edukasi dan filosofi yang terkandung dalam HLUN mengajarkan generasi muda untuk menghormati kebijaksanaan para lansia. Dalam konteks pembangunan bangsa, kesejahteraan lansia adalah cermin dari kemajuan sosial dan moral bangsa. Eksistensi lansia dalam menjaga NKRI sangatlah penting, dan mereka adalah penjaga nilai-nilai luhur yang harus diwariskan. Dengan memperhatikan kesejahteraan lansia, kita juga sedang mempersiapkan diri untuk menyongsong era bonus demografi 2030, di mana generasi muda yang produktif akan sangat membutuhkan bimbingan dan kebijaksanaan dari para lansia. Wallahu A’lam Bishowab.***

 

Total
0
Shares
Previous Article

Cegah Anak-Anak Perbatasan Papua dari Kelumpuhan, Satgas Pamtas Yonif 726/Tml Dukung Program Imunisasi Nasional (PIN)

Next Article

Waasrenum Panglima TNI Buka Rakor Litbang TNI Tahun 2024

Related Posts